Gara-Gara Corona, Petani Kembang yang Biasa Ekspor Harus Gigit Jari

Kementerian Pertanian tengah berpikir mencari jalan alternatif untuk bisa mengkompensasi kerugian yang diderita petani kembang.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 05 Mei 2020, 18:00 WIB
Petani di Bobosan, Banyumas menanam bunga-bungaan refugia untuk perangkap hama. (Foto: Liputan6.com/Widiarso untuk Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran abah virus corona (Covid-19) telah mematikan banyak kegiatan usaha di berbagai sektor, termasuk pertanian dan perkebunan. Meski saat ini petani tengah menikmati musim panen, tapi sebagian di antaranya malah kesulitan mencari pasar, seperti petani kembang.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, petani kembang yang sebelumnya gencar menyambah pasar ekspor kini kesulitan akibat pasokannya terganggu pandemi. Selain itu, konsumen di pasar domestik saat ini juga dianggapnya lebih peduli terhadap kebutuhan bahan pokok ketimbang kembang.

"Memang yang saya resahkan ada dalam pikiran itu kembang-kembang ini, mau diapain. Padahal kemarin kita cukup merasa bangga kembang-kembang itu bisa masuk ke seluruh dunia," ujar dia dalam sesi bincang-bincang virtual bersama Liputan6.com, Selasa (5/5/2020).

"Mungkin orang yang mau nyatakan cinta dengan kembang itu enggak jalan dulu, karena kan cintamu melalui sembako lebih jalan," ucap dia sembari terkekeh.

Pria yang akrab disapa SYL ini menyatakan, Kementerian Pertanian tengah berpikir mencari jalan alternatif untuk bisa mengkompensasi kerugian yang diderita petani kembang.

"Ini baru mencari alternatif-alternatif, apa yang bisa mengkompensasi sedikit kegiatan yang dari panen kembang itu bisa kepada sesuatu yang produktif tapi tetap ekspor. Kami lagi mencari solusi ini," kata dia.

2 dari 2 halaman

Saran Mentan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Untuk sementara ini, ia lantas menyarankan petani kembang untuk beralih menjadi petani pangan dan sayuran yang kini komoditasnya sangat dibutuhkan masyarakat selama masa pandemi corona.

"Tetapi kalau memang kita mau tumbuh kembang, jadi kita harus lihat, mungkin ada komoditi yang singkat dan cepat. Dalam 3 bulan ini petani kembang bisa beralih dulu ke sayur, atau tanaman-tanaman yang cukup diminati. Aku tunggu itu," imbuhnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya