Bupati Bogor Sebut Banyak Pasien Terinfeksi Corona di KRL, Ini Kata Jubir Luhut

Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Yasin, merasa yakin bahwa maraknya positif Covid-19 karena KRL.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Apr 2020, 10:44 WIB
Calon penumpang menunggu kedatangan kereta Commuter Line di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (16/4/2020). PT KCI menyatakan jumlah penumpang kereta listrik (KRL) terus menurun selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabodebek hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan bahwa rata-rata pasien positif terinfeksi virus Corona Covid-19 yang berdomisili di Kabupaten Bogor, Jawa Barat lantaran tertular di kereta rel listrik (KRL).

Terkait hal ini, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga Menteri Perhubungan Ad Interim, Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, mengatakan, kebijakan yang diambil sudah mempertimbangkan positif dan negatifnya.

"Sebuah kebijakan harus dipikirkan secara matang dengan mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya, untuk dicari jalan tengah yang paling baik. Walaupun beroperasi, KRL sekarang fokus menerapkan physical distancing," ucap Jodi kepada Liputan6.com, Sabtu (18/4/2020).

Menurut dia, memang untuk KRL Jabodetabek yang telah menerapkan PSBB, sampai sekarang pengendalian yang dilakukan adalah dengan pembatasan, bukan menutup atau melarang sama sekali.

Khususnya untuk melayani kegiatan dan pekerjaan yang dikecualikan selama PSBB.

"Yang dilakukan adalah membatasi jumlah penumpang untuk menjaga jarak (Physical Distancing), membatasi jam operasional dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan menempatkan petugas yang akan mengawasi pelaksanaan physical distancing," jelas Jodi.

Dia pun menuturkan, akan terus dilakukan evaluasi dari waktu ke waktu.

"Selain itu juga akan dilakukan evaluasi operasi angkutan KRL Jabodetabek dari waktu ke waktu. Akan dilakukan juga berbagai upaya untuk mendukung pencegahan Covid-19. Seperti rekayasa operasi, penertiban antrian di stasiun-stasiun yang masih ramai dan menjaga physical distancing," ungkap Jodi.

Menurut dia, kebijakan ini perlu kerja sama semua pihak. Pemerintah pun telah berupa keras untuk memutus rantai penyebaran virus Corona ini. 

"Pengoperasian KRL Jabodetabek akan lebih efektif jika semua stakeholder terkait tetap melakukan: penertiban kegiatan-kegiatan yang dilarang, bekerja dari rumah dan diam di rumah," pungkasnya.

  

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Penularan Corona di KRL

Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Yasin, merasa yakin bahwa maraknya positif Corona karena KRL.

"Kami yakin salah satu penyebab maraknya positif itu karena KRL. Dari data yang ada, rata-rata dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta," ungkap Ade.

Menurutnya, berdasarkan catatan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, wilayah dengan jumlah warga paling banyak terinfeksi Covid-19 yaitu zona merah yang terdapat stasiun KRL, seperti Kecamatan Cibinong dan Bojonggede.

Ade Yasin menyayangkan langkah pemerintah pusat yang tetap mengoperasionalkan KRL di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta serta Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek).

"Jadi mohon kepada pemerintah pusat untuk mendengar aspirasi kami semata-mata untuk memutus mata rantai Covid-19," kata perempuan yang juga merupakan Ketua DPW PPP Jawa Barat itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya