Ketua KPU: Penggunaan E-Rekap untuk Hemat Produksi Logistik Pemilu

Ketua KPU Arief Budiman yakin, dengan sistem e-rekap ini bisa menekan biaya produksi logistik pemilu.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2020, 13:41 WIB
Ketua KPU RI, Arief Budiman saat mengumumkan rilis 32 Caleg Berstatus Mantan Terpidana Korupsi, Jakarta, Selasa (19/2). Hingga kini, tercatat 81 Caleg Berstatus Mantan Terpidana Korupsi dalam Pemilu 2019. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

 

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman menyebut, pihaknya bakal menerapkan sistem e-rekap dan salinan digital dalam Pilkada 2020 mendatang.

Arief yakin, dengan sistem e-rekap ini bisa menekan biaya produksi logistik pemilu. Sehingga bisa menghemat biaya pelaksanaan Pilkada 2020.

"Itu tidak hanya memperbaiki sistem pemilunya tapi juga akan menghemat produksi logistik pemilu dan tentu saja menghemat anggaran. Tentu saja dia akan ramah lingkungan karena energi dari alam yang diserap itu juga akan berkurang," kata Arief ketika membuka diskusi Persiapan Penyelenggaraan Pemilihan Serentak 2020 di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Arief mengatakan, pihaknya membutuhkan 130.746.467.309 kertas untuk formulir surat suara dan 58.889.191 lembar kertas untuk sampulnya pada Pilkada 2020.

Menurutnya, logistik sebanyak itu butuh biaya yang cukup besar. Jika menggunakan e-rekap dan salinan digital, maka bisa menghemat anggaran untuk logistik.

"Bapak, Ibu sekalian bisa lihat berapa jumlah surat suara, kotak suara, bilik suara kemudian formulir. Jadi dengan data ini, Bapak, Ibu juga bisa melihat, memperkirakan berapa jumlah keperluan kertas yang harus digunakan untuk memproduksi logistik pemilu," terang Arief.

Reporter: Tri Yuniwati Lestari

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya