Ini Alasan PKS Sulit Masuk Koalisi Jokowi di Pilpres 2019

Sohibul mengaku sulit PKS masuk ke koalisi PDIP dan Jokowi. Kenapa?

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Apr 2018, 19:27 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (dua kanan) bersama Presiden PKS Sohibul Iman (kedua kiri), Sekjen PAN Eddy Soeparno (kanan) dan Sekjen Partai Gerindra Fadli Zon saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman menyebut partainya masih melakukan komunikasi politik dengan Partai Gerindra dan Prabowo Subianto. PKS mengaku telah menyodorkan sembilan nama untuk diusung sebagai calon wakil presiden atau cawapres.

"Sudah kami sampaikan pada Pak Prabowo. Kalau mau berkoalisi dengan kami, inilah calon dari kami. Kami tahu diri, kami (PKS) 7 persen, Pak Prabowo 13 persen, sudah pasti capresnya dari beliau kita cawapres," kata Sohibul di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (8/4).

PKS mengaku akan memperjuangkan posisi cawapres ini. Mereka tetap meminta posisi RI-2 untuk Pilpres mendatang di koalisi.

Lalu apakah mungkin PKS mendukung Jokowi?

Sohibul menjawab sulit bagi PKS masuk ke koalisi PDIP dan Jokowi. Alasannya adalah hitung-hitungan rasional politik.

"Pak Jokowi didukung 9 partai, ada sekian cawapres. Nah, kalau kami masuk di situ, boro-boro jadi capres, jadi cawapres pun nggak mungkin. Padahal amanat Majelis Syuro jadi capres atau cawapres," kata Sohibul.

"Ini bukan masalah like atau dislike, tapi hitungan rasional politik, gitu aja," lanjutnya.

 

Reporter : Ronald

Sumber : Merdeka.com.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya