Gara-Gara 500 Ribu, Anak Sulung Sabetkan Parang ke Leher Ibunya

Pelaku datang meminta uang kepada ibunya. Tak disangka, perbincangan itu berakhir dengan pembunuhan

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Mar 2018, 01:00 WIB
Evakuasi korban pembunuhan di Desa Bocor, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Peristiwa tragis terjadi di Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Peristiwa pembunuhan ibu kandung oleh anaknya terjadi di desa pesisir selatan ini.

Saksi yang berada di lokasi, yang juga tetangga korban, Jumadi (49), menuturkan saat itu korban, Sutarmi (50) tengah berada di sawahnya. Suasana pun, ramai oleh orang-orang yang berada di sawahnya masing-masing.

Maklum, musim panen raya telah tiba. Petani tengah gembira menyambut hasil panenan yang bagus kali ini.

Kemudian, datang lah anak sulung Sutarmi, Sumudi (35). Dari perbincangan yang didengarnya, Sumudi datang meminta uang kepada ibunya. Tak disangka, perbincangan itu berakhir dengan pembunuhan.

Jumlahnya lumayan besar bagi Sutarmi yang hanya petani kecil, yakni Rp 500 ribu. Tak jelas akan digunakan untuk apa uang tersebut. Yang jelas, Sutarmi tak memenuhi permintaan Sumudi.

Marah lantaran permintaannya tak dituruti, Sumudi mengamuk. Ia mengeluarkan parang dari tas ransel yang digendongnya.

Jumadi mengira parang itu hanya gertak sambal anak kepada ibunya. Bagi Jumadi, tak mungkin seorang anak tega melukai, apalagi membunuh ibunya.

2 dari 3 halaman

Kegembiraan Musim Panen Berubah Duka

Ratusan warga berkerumun menonton evakuasi korban pembunuhan di Desa Bocor, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Tanpa dinyana, parang itu ditebaskan ke leher ibunya. Sutarmi pun jatuh tersungkur di pematang sawah. Adapun pelaku, sipat kuping melarikan diri.

"Korban datang minta uang kepada ibunya. Sama ibunya tidak dituruti. Korban minta uang 500 ribu. Selanjutnya korban dibunuh oleh Sumudi," ucap Jumadi, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima Liputan6.com, dari Humas Kepolisian Resor Kebumen, Jumat sore.

Jumadi panik. Ia berteriak memanggil para petani yang tengah berada di sawahnya. Kegembiraan musim panen pun sontak berubah menjadi duka.

Lantas, sejumlah warga melaporkan peristiwa ini ke pemerintah desa dan kepolisian. berkerumun di sekitar jenazah korban.

3 dari 3 halaman

Diduga Korban Pernah Mengalami Gangguan Jiwa

Evakuasi korban pembunuhan di Desa Bocor, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Lantaran jenazah korban pembunuhan, tak ada satu pun warga yang berani mengevakuasi jenazah korban. Mereka, hanya berkerumun menunggu jenazah dievakuasi oleh kepolisian.

Kepala Polres Kebumen, AKBP Arief Bahtiar memimpin langsung evakuasi dan olah empat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) Polres Kebumen.

Arief menerangkan, kasus tersebut masih diselidiki, termasuk memeriksa sejumlah saksi di lapangan. Adapun pelaku, masih dalam pengejaran polisi.

Informasi yang dipeoleh kepolisian, pelaku pernah mengidap gangguan jiwa. Namun, hal itu belum dapat dipastikan.

"Kemungkinan pelaku mengalami gangguan jiwa akan kami selidiki," dia menerangkan.

Hasil pemeriksaan tim medis dan kepolisian, korban meninggal dunia akibat sabetan parang yang nyaris memutus lehernya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya