Mahyudin: Kebijakan Full Day School Coba Dulu di Perkotaan

Dia menilai, segala keputusan yang diambil pemerintah pastinya akan menghadirkan pro dan kontra di masyarakat.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 17 Jun 2017, 06:36 WIB
Wakil ketua MPR R,I Mahyudin, menjadi pembicara kunci pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Unas.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Mahyudin turut angkat bicara soal rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan program full day school atau belajar delapan jam sehari bagi semua jenjang sekolah, SD hingga SMA selama lima hari.

Dia menilai, segala keputusan yang diambil pemerintah pastinya akan menghadirkan pro dan kontra di masyarakat.

"Segala keputusan yang diambil selalu menghadirkan pro dan kontra termasuk rencana sekolah lima hari," ujar Mahyudin di Jakarta, Jumat 16 Juni 2017.

Dia menilai, kebijakan sekolah lima hari dan delapan jam per hari itu bagus meski ada yang menolak. Ia pun memberikan contoh anaknya yang telah sekolah lima hari dari Senin sampai Jumat.

"Anak saya sekolah di sekolah lima hari, prestasi dan nilainya bagus," ucap dia.

Menghadapi pro dan kontra tentang sekolah lima hari, Mahyudin pun mengusulkan agar model seperti itu diterapkan dahulu di perkotaan.

"Dicoba di daerah perkotaan, tidak harus sekaligus serentak di seluruh Indonesia dan mata pelajaran yang ada tidak harus dipadatkan," kata dia.

Untuk melihat praktik sekolah lima hari, dirinya pun menyarankan agar melihat sekolah-sekolah yang sudah menerapkan dan sukses serta bagus hasilnya.

"Sekolah itu selanjutnya bisa menjadi contoh dan bisa dilakukan," pungkas Mahyudin.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya