Penyerangan Novel dan Tekad Ahok - Djarot Perangi Korupsi

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku terkejut kala dirinya mendengar aksi penyerangan yang menimpa penyidik KPK

oleh Liputan6 diperbarui 11 Apr 2017, 19:49 WIB
Penyerangan Terhadap Novel Kian Menguatkan Tekad Ahok-Djarot Perangi Korupsi

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku terkejut kala dirinya mendengar aksi penyerangan yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Novel disiram air keras oleh dua orang tak dikenal, usai menunaikan salat Subuh di masjid yang terletak tidak jauh dari kediamannya.

Djarot menyesalkan kejadian itu harus menimpa penegak hukum yang berkomitmen memberantas korupsi di Indonesia. Kejadian itu diakui Djarot, membuat ia dan pasangan cagubnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) semakin menguatkan tekad untuk melawan korupsi.

“Ini semakin menguatkan kami perang terhadap koruptor untuk membangun pemerintahan bersih tanpa pandang bulu," tegas Djarot di Jalan Datok Tonggara, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Selama ini, Ahok dikenal sebagai sosok yang kerap memerangi korupsi, hal tersebut tercermin saat dirinya mendapat penghargaan Gus Dur Award 2016 dari keluarga mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ahok meraih penghargaan dari kategori tokoh politik dan pemerintahan. Putri Gus Dur, Yenny Wahid, yang membacakan pengumuman itu.

“Kenapa orang ini terpilih? Karena dia pemberani dan tegas, selaras dengan salah satu nilai Gus Dur tentang sikap kesatria,” ujar Yenny. 

Selain itu, Ahok juga pernah dianugerahi tokoh anti korupsi oleh Perkumpulan Bung Hatta Anti Korupsi Award 2013. Penghargaan ini
diberikan pada Ahok, lantaran Ahok dinilai sebagai sosok yang bersih dan kosisten memerangi korupsi.

Ketua Dewan Juri, Betti Alisjahbana kala itu menjelaskan dewan juri menilai Ahok sebagai sosok yang bersih, transparan dan profesional. Ahok dianggap konsisten menjaga prinsip ini sejak menjadi anggota DPRD, dan Bupati Belitung.

Cawagub nomor urut dua, Djarot juga menyatakan dirinya mengutuk keras aksi penyerangan terhadap Novel. Tindakan semacam itu, dikatakan Djarot tidak dapat dianggap sebagai hal yang sepele. “Ini merupakan tindakan kriminal, bukan sekadar intimidasi,” ucap Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu menganggap peristiwa nahas itu sebagai teror terhadap Kepala Satuan Tugas kasus KTP elektronik (E-KTP). Ia meminta kepolisian segera memenjarakan pelakunya.

“Sudah teror! Kriminal kalau sudah ada siram air keras. Saya minta polisi melacak dan menangkap pelakunya,” tegas Djarot.

(*)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya