Harga Minyak Turun ke Level Terendah Sejak Januari

Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Jumat

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 05 Nov 2016, 06:00 WIB
Imbas turunnya harga minyak dunia ternyata mengguncang perusahaan-perusahaan besar migas di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Jumat. Harga minyak mengalami penurunan terbesar sejak Januari yakni di bawah 10 persen.

Ini merupakan imbas dari tensi yang naik antara Arab Saudi dan Iran yang bisa memotong kunci pemangkasan produksi minyak.

Pedagang juga mencatat kenaikan di persediaan minyak mentah AS pekan lalu juga berpengaruh pada harga minyak seperti dilansir dari CNBC, Sabtu (5/11/2016).

US Texas Intermediate turun 59 sen atau 1,3 persen ke level US$ 44,07 per barel sempat mengalami penurunan hingga US$ 43,57 di awal sesi. Secara mingguan, harga minyak West Texas mengalami penurunan 9 persen, terbesar sejak pertengahan Januari.

Sdangkan harga minyak acuan dunia, Brent turun 74 sen atau 0,16 persen ke level US$ 45,61 per barel. Di awal sesi harga sempat menyentuh US$ 45,08 per barel.

Di pertemuan OPEC, Arab Saudi mengancam untuk meningkatkan produksi minyak yang bisa menurunkan harga, jika Iran menolak untuk membatasi produksinya, menurut salah seorang sumber di OPEC.

Dalam pertemuan OPEC dikatakan bahwa produksi di semua negara akan naik jika tidak ada kesepakatan pembatasan produksi. Pertemuan OPEC dimaksudkan untuk berdiskusi mengenai detail dari pemangkasan produksi sebelum pertemuan di 30 November nanti, menyusul keputusan untuk mengurangi produksi di Aljazair menjadi 32,5 juta barel hingga 33 juta barel per hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya