Sabut Kelapa dan Ijuk Berubah Jadi Wajah Jokowi-Muhammad Ali

Gradasi warna yang muncul dalam setiap karyanya murni berasal dari bahan baku.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 02 Sep 2016, 17:07 WIB
(Yuliardia Hardjo Putro/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bengkulu - Banyak cara dilakukan oleh para seniman untuk mengekpresikan diri. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah sabut kelapa dan ijuk untuk melukis di atas kanvas.

Febri Yunarta, seniman asal Deli Serdang, Sumatera Utara, melakukan eksperimen membuat lukisan wajah Presiden Joko Widodo di atas media kanvas dengan bahan lukis dari sabut dan ijuk.

Setelah lukisan rampung, dia lalu melakukan survei terhadap 20 orang tanpa menyebut siapa sosok yang dilukisnya.

Hasilnya, 18 dari 20 orang itu menyebut bahwa sosok pria dalam lukisan itu adalah Jokowi. Sementara satu orang menyebut tidak tahu dan satu orang lagi menyatakan ragu-ragu jika gambar itu menyerupai Jokowi.

"Artinya, lebih dari 80 persen sudah menyatakan mirip. Saya lalu melanjutkan eksperimen ini dengan sosok lain," ungkap Febri di sela Pameran Produk Nusantara yang digelar di Bengkulu, Jumat (2/9/2016).

Saat ini, pria yang menetap di Deli Serdang itu sudah menyelesaikan lukisan wajah 7 Presiden RI dan beberapa tokoh dunia yang lain, termasuk petinju legendaris Muhammad Ali.

Karya lukisannya sudah banyak dilirik para pemilik galeri di beberapa kota, termasuk Bali, Yogyakarta, dan Jakarta. Bahkan Febri memamerkan karyanya di Penang Malaysia dan akan menggelar pameran di Brunei Darussalam pada Desember 2016 mendatang.

Originalitas dalam berkarya lebih diutamakan oleh Febri. Dia memastikan tidak menggunakan bahan pewarna dalam setiap lukisannya.

Gradasi warna yang muncul dalam setiap karyanya murni berasal dari bahan baku. Untuk warna hitam berasal dari bahan ijuk. Sedangkan warna kuning, cokelat muda, dan cokelat tua berasal dari sabut kelapa berdasarkan umur buah kelapa yang dikeringkan.

"Ini semua murni tanpa pewarna. Para kolektor pasti sangat teliti dengan ini, tidak akan saya gadaikan karya saya dengan tindakan yang bisa merusak dunia seni Indonesia," kata Febri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya