Menjadi Guru Honorer, Ibu Nung Juga Terima Jasa Pijat

Perjuangan ibu Nung mengajar hingga menjadi tukang pijat panggilan

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 23 Feb 2016, 08:00 WIB
Ibu Nung mulai beralih menjadi pengajar sejak 2009 silam.

Liputan6.com, Jakarta Setelah dua tahun mencari penghasilan juga mengajarkan mengaji di atas sampah basah, Ibu Nung dan sebelas anaknya memutuskan untuk pindah ke tempat yang lebih layak. 

Kepindahannya ke pemukiman warga di Kelapa Dua Sasak, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ternyata menghasilkan kesempatan emas untuknya. Dia diminta untuk menjadi guru di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Kasih Ibu, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Foto dok. Liputan6.com

"Ibu ditawarin langsung sama kepala sekolahnya. Sebelom itu Ibu dimintain tolong dulu buat bagi 100 kupon berobat sehat di PAUD itu," ungkapnya.

IbuNung mulai beralih menjadi pengajar sejak 2009 silam. Namun akibat kehamilan terakhirnya IbuNung terpaksa berhenti selama satu tahun untuk melahirkan anaknya diCianjur. 

Karena keinginan mengajar yang tak memudar, Ibu Nung kembali ke Jakarta dan mulai mengajar kembali menjadi guru honorer di Sekolah Al Ghifari, Palmerah, Jakarta Barat.

Displaying TEK_2563.MOV_snapshot_00.41_[2016.02.22_13.13.44].jpg
Displaying TEK_2563.MOV_snapshot_00.41_[2016.02.22_13.13.44].jpg
Foto dok. Liputan6.com

"Ya maksudnya ngajar lagi kan biar kita enggak lupa. Kalo ngajar kan pasti terus aja diolah otaknya. Ya Alhamdulillah gara-gara ibu ngajar, anak-anak Ibu jadi bisa sekolah juga," ungkapnya kepada Health-Liputan6.com, ditulis Selasa (23/2/2016).

Keinginan Ibu Nung melihat anak-anaknya berfoto wisuda terbayar sudah, walapun tak sampai lanjut ke sekolah tingkat tinggi.

Enam dari 12 anak Ibu Nung kini masih lanjut bersekolah. Biaya yang harus dikeluarkan oleh Ibu Nung untuk sekolah anaknya sebesar Rp 320 ribu untuk dua anaknya, dan empat anaknya diberikan pendidikan gratis untuk anak yatim.

Pendapatan Ibu Nung dihitung secara harian. Penghasilan yang diperolehnya dari mengajar sebesar Rp 400 ribu.

"Ya kalo enggak masuk ya enggak dibayar. Tapi kan Ibu juga mijit jadi ada penghasilan tambahan lagi," ujarnya sambil tertawa.

Ibu Nung tak memasang tarif tiap kali dipanggil untuk memijat. Lantaran merasa kasihan dengan pasien yang tak punya uang lebih untuk membayar jasanya, Ibu Nung menerima bayaran dengan seikhlasnya.

"Ya kadang suka ada yang kasih 100 ribu, ada yang kasih 50 ribu. Kalo di lingkungan sini mah biasanya 30 sama 40 ribu," ungkapnya.

Kegigihan Ibu Nung untuk menghidupi anak dan dirinya tak memutuskan semangatnya sama sekali. Bahkan Ibu Nung mengaku sampai mati pun ia ingin terus mengajar dan belajar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya