Dubes Kanada Cek WNA Korban Teror Jakarta di RS Polri

Duta besar Kanada untuk Indonesia Donald Bobiash mendatangi RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 15 Jan 2016, 17:31 WIB
Petugas dan warga mencoba mendekati korban yang tergelatak di dekat pos polisi di depan Mal Sarinah, Jakarta, akibat sebuah ledakan, Kamis (14/1). Lalu lintas di Jalan MH Thamrin dekat lokasi kejadian menjadi sepi. (twitter.com/agung_budiono)

Liputan6.com, Jakarta - Duta besar Kanada untuk Indonesia Donald Bobiash mendatangi RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Ia berkoordinasi dengan Polri terkait adanya jenazah korban teror di Jakarta yang diduga warga negara asing (WNA) asal Kanada.

Namun Donald enggan membuka hasil pertemuan dengan Kepala Bidang Dokter Polisi Pusat Kedokteran Kesehatan (Kabid Dokpol Pusdokkes) Polri Kombes Pol Anton Castilani. Meski begitu, Donald mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama yang dilakukan pemerintah Indonesia terkait penanganan korban tewas yang diduga warga Kanada.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih pada pihak Indonesia atas kerjasamanya dengan kedutaan besar Kanada," kata Dubes Bobiash di RS Polri, Jakarta, Jumat (14/1/2016).

Sementara, Kepala Bidang Dokter Polisi Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokpol Pusdokkes) Polri Kombes Anton Castilani mengatakan, saat ini tim DVI dan forensik hanya berpegangan dengan identitas yang dibawa WNA Kanada itu. Artinya masih banyak prosedur yang dilewati untuk memastikan bahwa jenazah itu merupakan WNA Kanada.

"Saya tidak bisa bilang warga negaranya apa, sampai sejauh ini yang kita pegang adalah yang bersangkutan memegang ID dari mana. Itu yang kita pegang. Tadi kan sudah lihat kedutaan mana yang datang," kata Kombes Anton.

Ia melanjutkan, pihaknya sudah meminta data dari Kedubes Kanada untuk data-data yang dimiliki terkait identitas yang bersangkutan. Tim DVI dan Forensik Mabes Polri juga meminta Dubes Kanada untuk menghubungi keluarga jenazah itu agar mengirimkan sampel darah. Hal itu dilakukan untuk memastikan identitas.

"Kita minta data dari kedubes tentang keluargannya. Sampai saat ini belum tahu keluargannya dimana. Ya semalam sudah kita minta, kedutaan Kanada juga sudah datang. Ya jadi ada data sidik jari yang kita minta, kemudian yang kedua data record, yang ketiga kalau mereka bisa mengasih sampel DNA," beber Anton.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya