Batas Waktu Tunggakan Liverpool Aman

Co-owner Liverpool, Tom Hicks dan George Gillett Jr bisa tersenyum. Dua taipan Amerika Serikat itu berhasil menegosiasi ulang tenggat waktu batas pembayaran utangnya dengan pihak bank.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Jul 2009, 07:23 WIB
Liverpool's US co-owner Tom Hicks Jr and George Gillett sit in the directors seats before Liverpool takes on Arsenal in their EL football match at Anfield in Liverpool, on April 21, 2009. AFP PHOTO/ANDREW YATES
Liputan6.com, Liverpool: Liverpool berhasil menegosiasikan ulang batas waktu pembayaran tunggakan dengan Royal Bank of Scotland (RBS) yang nilainya mencapai 350 juta pound atau Rp 5,7 triliun. Diyakini Tom Hicks dan George Gillett Jr, co-owner Liverpool, bisa memperpanjang batas angsuran 290 juta pound hingga tahun depan, tapi setuju membayar 60 juta pound.

Proses negosiasi duo taipan Amerika Serikat (AS) dengan RBS dan Wachovia—satu dari dua bank kreditor Liverpool—sudah berlangsung lama. Bahkan muncul kekhawatiran kedua bank tersebut tidak akan mau pusing memolorkan batas waktu pembayaran. Apalagi laporan keuangan Kop Holdings, perusahaan induk The Reds, memiliki rapor merah, pada Agustus 2008 klub merugi 48,6 juta pound (Rp 801,8 miliar).

Karena kondisi keuangan itulah manajer Liverpool, Rafael Benitez tidak leluasa bergerak di bursa transfer pemain musim panas ini. Meskipun begitu Liverpool mencatatkan pembelian Glen Johnson dari Portsmouth yang menghabiskan dana 17,5 juta pound. Namun untuk pembangunan stadion baru di Stanley Park benar-benar macet total.

Pembangunan proyek tersebut terbengkalai walau sudah dicetuskan sejak musim panas tahun lalu. Lilitan finansial di Liverpool membuat Gillett menjual salah satu aset utama—melepas 80 persen kepemilikan klub hoki es (NHL) Montreal Canadiens. Tidak cukup sampai di situ, Gillett dikabarkan bersiap melepas aset lainnya di olahraga yakni klub NHL Dallas Stars dan klub baseball (MLB) Texas Rangers.

Tahun lalu Liverpool masuk ke dalam bursa penjualan dan ditaksir memasang bandrol sebesar 500 juta pound (Rp 8,25 triliun). Sebuah konsorsium Arab dikabarkan tertarik, juga beberapa pihak lainnya. Namun hingga saat ini penjualan belum juga terlaksana.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya