Pertumbuhan Kredit Pembiayaan Bengkulu Melambat

Kondisi ini sebagai imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 04 Des 2014, 21:38 WIB
(foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Bengkulu - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu mencatat pertumbuhan kredit pembiayaan pada kwartal IV tahun 2014 mengalami penurunan hingga 11,29 persen dalam tahun berjalan  (year on year) atau sebesar 12,27 triliun, padahal kondisi normal mencapai 20 persen.

Kondisi ini sebagai imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memberikan tekanan harga komoditas dan penurunan ekspor minyak sawit mentah dan batubara.

Kepala Unit Asessmen Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia  Perwakilan Bengkulu, Sarwoto mengatakan, perlambatan pertumbuhan kredit pembiayaan disebabkan oleh siklus ekonomi tekanan harga komoditas, dan penurunan ekspor minyak sawit mentah dan batubara.

"Di Bengkulu hanya ada enam pertambangan batubara yang beroperasi selebihnya dalam kondisi pasif," ujar Sarwoto di Bengkulu, Kamis (4/12/2014).

Pertumbuhan kredit pembiayaan di Bengkulu sebesar 57 persen kredit konsumsi, 10 persen investasi, 30 persen modal kerja, sementara kredit pertambangan minus 18,86 persen.

Sementara kredit pembiayaan sektor hotel dan restoran yang biasanya mencapai 25 persen, akibat kenaikan BBM menurun jadi 12,5 persen.

Bank Indonesia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Bengkulu ke depan pada angka 5,9 persen hingga 6,2 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi saat ini berada di angka 5,14 persen pada triwulan III- 2014.

Prediksi kenaikan pertumbuhan ekonomi dan inflasi menurutnya dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah di sektro jasa.

"Meski demikian pertumbuhan ekonomi Bengkulu masih kecil dalam share ekonomi nasional," pungkasnya.(Yuliardi/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya