Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (DJPU Kemenkeu) memperkirakan kebutuhan pembiayaan negara untuk menambal defisit anggaran 2015 akan turun. Lantaran ada penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, kenaikan harga BBM subsidi terdapat potensi penurunan target defisit APBN-P 2015.
"Selanjutnya berpengaruh pada penurunan target pembiayaan dari surat berharga negara (SBN)," ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (3/12/2014).
Dari catatan DJPU, defisit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 sebesar Rp 245,9 triliun atau 2,2 persen dari Gross Domestic Product (GDP).
Kebutuhan pembiayaan tahun depan sebesar Rp 254,9 triliun atau 2,3 persen terhadap GDP. Kebutuhan tersebut rencananya ditutupi dari penerbitan surat utang pemerintah Rp 277 triliun dan pinjaman Rp 22,2 triliun. Sementara kenaikan harga BBM akan menyumbang penghematan sekira Rp 110 triliun-Rp 140 triliun dalam APBN 2015.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu Robert Pakpahan mengatakan, pemerintah akan mengalihkan penghematan itu terlebih dahulu untuk infrastruktur, kompensasi penduduk miskin dan hampir miskin. "Lalu sebagian (penghematan) seyogyanya digunakan untuk mengurangi defisit," ucapnya.
Saat ini, kata Robert, pemerintah belum menggodok angka pasti penurunan pembiayaan dari penghematan BBM subsidi. "Belum kami godok, tapi ada ruang untuk pengurangan defisit karena ada penghematan ekstra," papar dia.
Direktur Strategis dan Portfolio Utang DJPU, Schneider Siahaan, dari penghematan tersebut diharapkan defisit anggaran tahun depan menyempit di bawah 2 persen.
"Asumsi PDB saat ini kan Rp 11 ribu triliun. Kalau 0,1 persen dari PDB kan Rp 11 triliun, sedangkan 0,2 persen sekira Rp 20 triliun sampai Rp 22 triliun. Itu harapan kita," pungkas dia. (Fik/Ahm)
Harga BBM Naik, Utang Negara Berkurang Rp 22 Triliun
Kenaikan harga BBM bersubsidi akan menyumbang penghematan sekitar Rp 110 triliun-Rp 140 triliun di APBN 2015.
diperbarui 03 Des 2014, 14:44 WIBAksi aktivis Koalisi Anti Utang di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (16/8). Mereka mendesak pemerintah melakukan audit hutang luar negeri.(Antara)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kronologi Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana di Ciater Subang, 4 Orang Meninggal
Semifinal Championship Series Liga 1 Bali United vs Persib Digelar Tanpa Penonton, Bobotoh Dukung dari Bandung
Doa untuk Melepas Penderitaan Sakaratul Maut, Baca 2 Surah Al-Qur'an Ini
Pilkada Depok 2024, PKS dan Golkar Sepakat Usung Imam-Ririn
Polri Siapkan Strategi Pengamanan World Water Forum
Beruntun, Kloter Pertama Garut Didaulat Jadi Pembuka Keberangkatan Haji Indonesia
Kandungan Air Bisa Sebabkan Overdosis Kalsium pada Rambut, Perhatikan Pemilihan Sampo Saat Keramas
Ibadah Haji Berkali-kali atau Sedekah, Mana yang Lebih Utama?
Bus Rombongan SMK yang Terlibat Kecelakaan Maut di Ciater Baru Selesai Hadiri Acara Wisuda
Dihantam Batu, Wanita Asal Inggris Cedera di Kepala saat Mendaki Gunung Soputan
4 Pemain yang Dikaitkan dengan Barcelona Jelang Bursa Transfer Musim Panas 2024: Blaugrana Mampu Beli?
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 12 Mei 2024