Sukses

Sebuah Gereja di Palu Dibom

Bom meledak di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah, tapi tak ada korban jiwa dalam peledakan itu. Sementara Gereja Anugerah Masomba di Jalan Tanjung Manimbaya, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal.

Liputan6.com, Palu: Bom kembali mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah. Bom meledak sekitar pukul 19.15 WITA di Gereja Immanuel Jalan Masjid Raya Lolu, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, saat para jemaat gereja melakukan kebaktian pada Ahad (12/12). Namun, hingga malam tadi, belum dilaporkan mengenai adanya korban jiwa.

Yang jelas, ledakan itu membuat Bintin Jaya, anggota satuan pengamanan gereja menderita luka parah. Satpam berusia 60 tahun itu terkena serpihan bom. Selain mengakibatkan korban luka, ledakan bom juga membuat ratusan jemaat yang tengah mendengarkan khotbah Pendeta Erna Lagarence berhamburan keluar. Getaran bom tak urung mengakibatkan dua jemaat, Ani dan Tina, mengalami shock. Ketiga korban itu dirawat di Rumah Sakit Umum Bala Keselamatan, Palu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun SCTV, pelaku pengeboman diduga lebih dari satu orang. Ketika melintas di depan gereja, seorang pelaku yang menumpang sepeda motor langsung melemparkan sebuah bungkusan yang berisi bom. Tak pelak, kedua pintu gereja yang tergabung dalam Gereja Kristen Sulawesi Tengah itu jadi rusak berat. Demikian pula seluruh kaca jendela bagian depan pecah berantakan.

Hanya berselang sekitar sepuluh menit, Gereja Anugerah Masomba di Jalan Tanjung Manimbaya, Palu, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal. Sedikitnya dua jemaat menjadi korban penembakan. Keduanya bernama Novri, 19 tahun, dan Rada Krisna, 36 tahun. Lantaran mengalami pendarahan hebat, keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Undata, Palu, guna mendapat perawatan.

Seperti dilansir sejumlah media massa, menyikapi dua insiden itu, Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Brigadir Jenderal Polisi Aryanto Sutadi langsung mendatangi lokasi kejadian. Di dua tempat itu, Aryanto sekaligus menemui sejumlah pengurus gereja. Aryanto mengatakan, bom yang meledak itu berkekuatan low explosive. Sejauh ini, polisi telah memasang police line di seputar dua gereja tersebut dan terus berjaga-jaga.

Bom di Gereja Immanuel menambah daftar panjang kasus peledakan yang terjadi di Sulteng. September silam bom meledak di sebuah angkutan kota jurusan Poso-Tentena yang tengah menunggu penumpang di depan Pasar Sentral Kota Poso. Insiden sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri ini menewaskan dua orang dan melukai enam lainnya [baca: Bom Meledak di Poso, Dua Tewas].

Ancaman bom pun pernah dialami Gereja Bala Keselamatan di Jalan Pattimura, Palu, 27 Juli silam [baca: Teror Bom Melanda Gereja di Palu]. Saat itu, ancaman bom melalui telepon ini diterima Pendeta Krisma Manurung. Teror ini sendiri cukup mendapat perhatian warga sekitar mengingat empat hari sebelumnya, terjadi penembakan di Gereja Efata di Jalan Banteng, Palu. Penembakan di Gereja Efata menewaskan seorang pendeta wanita dan mencederai empat jemaat [baca: Gereja Efata Diberondong Peluru, Seorang Pendeta Tewas].

Sedangkan ledakan bom menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini merupakan kejadian kedua di Palu, dalam kurun dua tahun terakhir. Pengeboman pertama berlangsung menjelang pergantian tahun, 31 Desember 2001. Saat itu empat gereja di Sulteng--tiga gereja di Palu dan satu di Poso--diguncang bom dan mengakibatkan sejumlah orang luka-luka. Tiga gereja di Palu, yakni Gereja Kristen Indonesia Mahesa (Jalan Pattimura), Gereja Advent (Jalan Setiabudi), dan Gereja Pantekosta Indonesia Exklesia (Jalan M.H. Thamrin) [baca: Ledakan Bom Mewarnai Malam Pergantian Tahun].(JUM/Zainudin dan Syamsuddin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini