Sukses

Awal Berkembang, Nokia Memulainya dari Pabrik Kertas

Microsoft tak hanya membeli divisi ponsel Nokia, tapi juga 'sejarah' panjang di dalamnya. Masa awal Nokia pun jauh dari ranah komunikasi.

Kejutan dibuat Microsoft pada awal September lalu. Dengan dana sebesar US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 79 triliun, perusahaan yang lebih dikenal sebagai pembuat software itu mengakuisisi divisi ponsel Nokia. Pembelian ini termasuk US$ 2,18 miliar untuk lisensi paten.

Saat Microsoft membeli divisi ponsel Nokia, tentu bukan hanya membeli sebuah 'perusahaan'. Sebenarnya Microsoft juga ikut membeli sejarah panjang yang dimiliki Nokia. Sebab, Nokia yang merupakan perusahaan asal Finlandia ini sudah berdiri sejak 1865, atau ratusan tahun yang lalu.

Penghasil Listrik dan Pembuat Sepatu Karet

Meski saat ini lebih dikenal berkat produk ponsel, tapi Nokia tak memulainya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi. Mengutip laman Biografiakeskus, perusahaan ini didirikan oleh industrialis bernama Fredrik Idestam. Ketika itu Idestam memulainya dengan membuat pabrik pembuatan kertas dan bubur kertas pada 1865.

Tiga tahun kemudian, Idestam mendirikan pabrik kertas kedua di dekat kota Nokia, sekitar 15 km dari kota Tampere di tepi sungai Nokianvirta. Lokasi ini dipilih karena memiliki air yang lebih melimpah untuk membangun pembangkit listrik tenaga air. Listrik dihasilkan dengan memanfaatkan aliran air yang kemudian menggerakkan kincir air. Putaran kincir inilah yang menghasilkan sumber tenaga di pabrik itu.

Dengan memanfaatkan aliran air dan mengubahnya jadi tenaga listrik, produksi pun lebih lancar. Karena itulah perusahaan ini dinamakan Nokia, yang juga dibangun Idestam dengan bantuan rekannya yang bernama Leo Mechelin. Foto yang diambil dari situs Wikipedia di bawah ini memperlihatkan wajah Idestam dan Mechelin yang merupakan pendiri Nokia.



Saat masih berlokasi di tepi sungai Nokianvirta, Nokia mengambil logo dari suatu hal yang dekat dengan keseharian mereka. Karena itu tak heran jika logo pertama Nokia bergambarkan ikan. Menurut situs Bored Panda, ikan ini adalah salmon di tepi sungai Nokianvirta. (Lihat perubahan logonya dalam gambar di bawah, yang dilansir dari situs Bored Panda.)

Namun di akhir abad ke-19 Mechelin ingin mengembangkan bisnis pembangkit listrik. Dalam biografi yang ditulis Tapio Helen, dijelaskan kalau akhirnya Mechelin yang mengambil alih bisnis Nokia. Idestam memberi kesempatan dan mundur dari manajemen perusahaan.

Bisnis semakin berkembang saat Nokia menjalin kerjasama dengan pengusaha Eduard Polon yang sudah mendirikan Finnish Rubber Works, perusahan pembuat sepatu karet dan produk berbahan karet lain, pada 1898. Tentu ini menjadikan Nokia juga 'bermain' di industri sepatu karet dan produk berbahan karet.

Saat mulai beralih menjadi perusahaan pembuat produk berbahan karet, logo pun berubah. Kali ini terlihat logo piramida, disertai angka tahun dan tulisan "Nokia S.G.T.O.Y." di dalamnya. (lihat logonya di bawah).

Menurut situs Nokia, sepatu karet Nokia masih dijual di pasaran hingga saat ini. Desainnya juga dianggap klasik. Tapi Nokia mengaku sudah menghentikan produksi sepatu karet.

Masuk ke Industri Teknologi

Perjalanan Nokia masuk ke industri teknologi juga tak singkat. Semua berasal dari perusahaan Finnish Cable Works yang didirikan oleh Arvid Wickstrom pada 1912. Ketika itu Finnish Cable Works sudah memproduksi telepon, telegraf, dan kabel listrik. Finnish Cabble Works merupakan cikal-bakal divisi teknologi yang dimiliki Nokia.

Proses bergabungnya FCW ke Nokia terjadi setelah Perang Dunia I. Ketika itu Nokia di ambang kebangkrutan. Karena itu Finnish Ruber Works kemudian mengakuisisi Finnish Cable Works pada 1922. Langkah ini dilakukan karena perang malah memicu kebutuhan akan peralatan komunikasi.

Strategi ini cukup berhasil. Sebab usai Perang Dunia II, Finnish Cable Works berhasil menjadi penyuplai utama untuk kabel ke Uni Soviet. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya restrukturisasi dan kompensasi ke Finlandia yang menjadi negara korban perang. Tonggak Nokia sebagai perusahaan komunikasi pun semakin tegak, yang semakin berkembang di masa depan.



Ketiga perusahaan pun kemudian berkembang semakin pesat, hingga akhirnya Nokia, Finnish Rubber Works, dan Finnish Cable Works mengintegrasikan perusahaan dan membentuk konglomerat industri baru pada 1967. Kali ini logo Nokia berubah menjadi lingkaran dengan tulisan "Nokia" yang melintang di dalamnya (Lihat di atas). Pendirian ini akan menjadi jalan bagi Nokia untuk menjadi perusahaan global.

Perusahaan baru ini sudah terlibat di berbagai industri, dari produksi kertas, ban mobil dan ban sepeda, sepatu karet, kabel komunikasi, dan lainnya. Kelak Nokia juga berkembang di produksi televisi, peralatan elektronik, mesin penghasil listrik, robotik, komunikasi militer, dan tentu saja raja ponsel.

Seperti apa awal keterlibatan Nokia di pembuatan ponsel? Ikuti terus episode berikutnya. (gal)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.