Sukses

Spotify Uji Coba Fitur AI Baru, Pengguna Bisa Kontrol Rekomendasi Musik Sendiri

Spotify menguji fitur inovatif yang memungkinkan pengguna mematikan pengaruh lagu-lagu orang lain pada rekomendasi musik pribadi mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Spotify sedang menguji coba fitur baru yang memungkinkan pengguna mematikan rekomendasi yang dipersonalisasi. 

Dengan fitur ini, lagu-lagu yang diputar oleh orang lain dengan akun kamu tidak akan memengaruhi rekomendasi musik pribadi. 

Opsi ini memungkinkan pengguna menghindari pengaruh lagu-lagu yang diputar di akun mereka atas nama pendengar lain terhadap rekomendasi musik pribadi. 

Spotify menggunakan algoritma yang menggabungkan pembelajaran mesin dan metode berbasis AI. Algoritma ini menganalisis riwayat mendengarkan, genre favorit, dan waktu mendengarkan musik pengguna untuk memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi.

Proses ini juga memanfaatkan pemfilteran berbasis konten, yang menganalisis karakteristik audio lagu seperti ciri khas, kunci, dan tempo untuk merekomendasikan lagu-lagu baru dengan karakteristik serupa. 

Kendati Spotify mengandalkan penyaringan kolaboratif, yang mana rekomendasi bergantung pada pengguna dengan selera serupa, pengguna menganggap ini kadang-kadang menciptakan efek "ruang gema."

Fitur uji coba ini memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna atas pengalaman mendengarkan mereka, memungkinkan mereka untuk mematikan pengaruh luar pada rekomendasi musik pribadi. 

Spotify belum memberikan informasi tentang ketersediaan luas fitur AI ini atau batas waktu uji coba. Mereka menyatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi fitur tersebut dan berterima kasih kepada para pengguna yang berpartisipasi dalam uji coba ini untuk meningkatkan pengalaman pengguna Spotify.

DIkutip dari News18, Minggu (3/12/2023), langkah ini diambil setelah laporan dari MacRumors mengenai uji coba yang sedang berlangsung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Spotify Tambahkan Transkrip Otomatis untuk Podcast

Di sisi lain,  Spotify terus mempertahankan dominasinya di pasar streaming musik selama beberapa tahun, walau platform ini terus bersaing ketat dengan pemain besar lainnya.

Meski mendapat persaingan ketat dari Apple Music hingga YouTube Music, Spotify tetap menjadi pilihan utama bagi para podcaster. 

Walau begitu, Spotify juga tidak ingin ketinggalan dengan perkembangan teknologi saat ini seperti kecerdasan buatan (AI). Karena itu, perusahaan mengintegrasikan AI dalam aplikasinya.

Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan terjemahan podcast berbasis AI, melalui kemitraan dengan OpenAI.

Mengutip Android Police, Minggu (1/10/2023), sebagai bentuk perayaan untuk Hari Podcast Internasional pada tanggal 30 September, Spotify mengumumkan sejumlah fitur baru tersebut akan ditambahkan ke seluruh aplikasinya.

Pertama, fitur transkrip otomatis disinkronkan dengan waktu. Fitur ini memungkinkan pengguna Spotify membaca transkrip sambil mendengarkan podcast.

Fitur baru Spotify ini ideal untuk situasi di mana mendengarkan audio tidak memungkinkan, seperti dalam kendaraan umum ramai. Transkrip ini juga merupakan langkah besar dalam meningkatkan aksesibilitas.

Pengguna dapat dengan mudah mengakses transkrip dengan menggulir ke bawah dari tampilan "Now Playing" dan mengetuk bagian Read along. 

 
3 dari 4 halaman

Hadirkan Transkrip untuk Jutaan Episode

Spotify berencana untuk membuat transkrip tersedia pada "jutaan episode dalam beberapa minggu mendatang" dan memungkinkan pembuat konten menambahkan media ke transkrip untuk memberikan konteks tambahan.

Selain transkrip, Spotify juga memperkenalkan Podcast Chapters di aplikasi seluler, memungkinkan pendengar melompat ke bagian tertentu dari podcast. Fitur ini dapat diakses dengan menggulir ke bawah dari Tampilan Now Playing. 

Terakhir, halaman Podcast Show akan menampilkan lebih banyak informasi tentang pembuatnya, termasuk gambar, deskripsi, dan episode yang direkomendasikan.

4 dari 4 halaman

Spotify Membatasi Pembayaran Iklan Untuk Podcaster White Noise

Sebelumnya,  Spotify dikabarkan akan menarik hak istimewa periklanan tertentu untuk podcast white noise. Podcast ini sejenis podcast kebisingan sekitar yang melibatkan perulangan suara statis, dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan tahunan perusahaan streaming audio tersebut.

Dilansir Bloomberg, Rabu (6/9/2023), Spotify menguraikan perubahan pada program Iklan Duta Besarnya melalui email kepada pembuat konten pada Jumat lalu, dengan menyatakan bahwa podcaster white noise tidak lagi memenuhi syarat untuk berpartisipasi mulai tanggal 1 Oktober 2023.

Kendati demikian, pembuat konten tetap masih dapat menghasilkan uang di platform ini melalui pelanggan berbayar, dukungan pendengar, dan iklan otomatis, yang secara otomatis menempatkan iklan pihak ketiga ke dalam acara. Ini mirip dengan iklan YouTube.

Pendapatan dari iklan "tidak dibelanjakan dengan baik", karena playlist kebisingan sering kali berfungsi sebagai kebisingan latar belakang alih-alih menarik pendengar aktif.

Dilaporkan The Verge,  beberapa podcaster white noise menghasilkan pendapatan iklan hingga USD18.000 atau setara Rp 274,9 juta per bulan dengan memutar suara sekitar yang berulang.

Menurut laporan, white noise dan podcast embient secara tidak sengaja ditingkatkan sebagai bagian dari upaya Spotify untuk mempromosikan konten berbasis percakapan dibanding musik.

Hal ini menyebabkan pengguna mendengarkan sekitar 3 juta jam podcast setiap hari di platform tersebut.

Spotify menghitung bahwa mereka dapat meningkatkan laba kotor tahunan sebesar USD 38 juta atau sekitar Rp 274,9 juta jika menghapus podcast white noise dari saluran pembicaraannya dan mengarahkan pendengar ke jenis konten lain.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.