Sukses

Ogah Bayar Media, Meta Uji Coba Batasi Konten Berita di Instagram dan Facebook Kanada

Meta mulai menguji pembatasan konten berita di platform Facebook dan Instagram, sebagai tanggapan atas aturan yang bakal mewajibkan mereka membayar ke perusahaan media

Liputan6.com, Jakarta - Meta bakal melakukan uji coba pembatasan konten berita untuk sejumlah pengguna di Kanada, sebagai respon atas Undang-Undang Berita Online atau Online News Act di negara itu.

Uji coba ini dilakukan sebelum adanya pemblokiran permanen, apabila Undang-Undang tersebut disetujui.

Dalam aturan yang dikenal sebagai Bill C-18 itu, platform seperti Meta dan Google harus bernegosiasi dengan penerbit berita Kanada, untuk membayar akses konten.

Namun, Meta lebih memilih memblokir konten berita di platform-platformnya seperti Instagram dan Facebook di negara itu, ketimbang harus membayar.

Mengutip The Verge, Minggu (4/6/2023), ABC News melaporkan, uji coba ini diperkirakan bakal berdampak pada satu sampai lima persen pengguna di Facebook dan Instagram di Kanada.

Pengguna platform Meta yang terdampak, tidak akan bisa melihat atau membagikan konten-konten berita di media sosial itu. Baik media berita Kanada maupun internasional, juga akan terkena dampaknya.

"Kami telah mengambil keputusan sulit apabila undang-undang yang cacat ini disahkan, kami harus menghentikan ketersediaan konten berita di Facebook dan Instagram di Kanada," kata President of Global Affairs Meta, Nick Glegg bulan lalu.

Sementara itu, Pablo Rodriguez, Minister of Heritage, menyebut bahwa uji coba yang dilakukan Meta di Instagram dan Facebook ini, tidak bisa diterima.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dinilai Sebagai Ancaman

"Ketika sebuah perusahaan teknologi besar... meminta kami, 'Jika Anda tidak melakukan ini atau itu, maka saya akan memutuskan hubungan' – itu adalah ancaman," kata Pablo Rodriguez kepada Reuters.

Pada bulan Maret lalu, Rodriguez juga mengatakan, yang diinginkan pemerintah hanyalah supaya Facebook bernegosiasi, untuk mencapai kesepakatan yang adil dengan outlet berita, apabila mendapatkan keuntungan dari hasil karya di sana.

"Ini adalah bagian dari tren yang mengecewakan minggu ini, di mana raksasa teknologi lebih memilih menarik konten berita daripada membayar bagi kontribusinya secara adil," kata Rodriguez.

Meta juga telah memblokir seluruh konten berita di Australia, sebagai tanggapan atas undang-undang serpua.

Namun, pemblokiran tersebut dikritik karena implementasi yang kacau, dengan pendekatan yang terlalu luas mempengaruhi beberapa organisasi pemerintah dan nirlaba. Ini diklaim oleh whistleblower sebagai taktik negosiasi yang berlebihan.

Meta kemudian membatalkan pemblokiran tersebut setelah undang-undang tersebut diamandemen. Undang-undang tersebut kemudian disahkan pada bulan yang sama.

 

3 dari 4 halaman

Google Batasi Akses Berita ke Pengguna di Kanada

Namun, menurut Rachel Curran Head of Public Policy Meta Canada, mengatakan kepada House of Commons Heritage bulan lalu, mereka tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti di Australia.

"Beberapa hal yang salah di Australia, kami bekerja keras untuk memastikan kami tidak melakukan hal yang sama kali ini," ujarnya.

Platform terdampak lainnya Google, juga mengumumkan uji coba pemblokiran serupa pada bulan Februari. Mereka bahkan mengancam akan menghapus tautan ke artikel berita di hasil pencarian Kanada, apabila kebiakan itu disahkan.

Mengutip informasi dari CTV News, Kamis (23/2/2023), Google menyebut pembatasan konten dilakukan sementara dan hanya dirasakan tidak sampai oleh 4 persen pengguna di Kanada.

 

4 dari 4 halaman

Google Tolak Regulasi Wajib Bayar Konten Media Online

Pembatasan ini berlaku untuk penelusuran di Google Search hingga fitur Discover di perangkat Android. Menurut Google, langkah ini diambil karena mereka khawatir dengan dampak yang terlalu luas dari kebijakan C-18.

Perusahaan beralasan jika aturan ini tidak berubah dapat memengaruhi produk yang kerap digunakan dan diandalkan warga Kanada setiap hari.

"Kami sangat transparan tentang kekhawatiran bahwa C-18 akan memiliki dampak yang terlalu luas, dan jika tidak diubah dapat memengaruhi produk yang digunakan dan diandalkan oleh warga Kanada setiap hari," tutur juru bicara Google, Shay Purdy.

Dijelaskan lebih lanjut, semua jenis konten berita akan terpengaruh perubahan yang dilakukan Google dan bakal berlangsung selama sekitar lima minggu. Pembatasan ini juga berlaku untuk konten yang dibuat oleh penyiar dan surat kabar Kanada.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.