Sukses

Bos Twitter Elon Musk Tertarik Beli Silicon Valley Bank

Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX itu mengungkap, dirinya sedang mempertimbangkan untuk membeli Silicon Valley Bank dan mengubah Twitter sebagai bank digital.

Liputan6.com, Jakarta - Bos Twitter Elon Musk mengungkap, dirinya terbuka akan ide membeli Silicon Valley Bank yang baru saja mengumumkan bangkrut.

Mantan orang terkaya di dunia dan juga CEO Tesla dan SpaceX itu mengungkap, dirinya sedang mempertimbangkan Twitter sebagai bank digital.

Adapun cuitan Elon Musk itu menanggapai kicauan dari CEO Razer, Min-Liang Tan, yang mengatakan "Saya pikir Twitter harus membeli Silicon Valley Bank dan menjadi bank digital."

"Saya terbuka akan ide tersebut," jawab Elon. Diketahui, dampak ditutupnya Silicon Valley Bank (SVB) ini ternyata berdampak besar ke seluruh dunia.

Sejumlah CEO dan petinggi perusahaan teknologi dan finansial pun melontarkan dukungan rencana Elon Musk tersebut.

“Saya pikir Twitter dapat menggunakan keuangan,” ujar Head of Branding Swedish Fintech firm Bokio, Mikael Pawlo, dalam cuitan pada Jumat pekan ini.

"Akan sangat masuk akal bagi seluruh ekosistem Elon Musk untuk membeli Silicon Valley Bank dan juga dapat menciptakan model bisnis layak untuk Twitter di masa mendatang,” tulis Pawlo.

"Kesempatan yang luar biasa,” cuit CEO HouseHack, Kevin Paffrath.

Bila memang Elon Musk beli Silicon Valley Bank, maka ini dapat menjadi jalan miliarder tersebut mewujudkan ambisinya untuk mengubah platform miliknya menjadi aplikasi besar bernama X.

Elon Musk pernah menyebutkan, dirinya berniat untuk membuat sebuah super apps yang nantinya akan menawarkan layanan keuangan dan lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Semua Pihak Bakal Setuju Elon Musk Beli Silicon Valley Bank

Elon Musk (AP Photo/Susan Walsh, File)

Twitter telah mengajukan lisensi peraturan dan membuat perangkat lunak untuk memperkenalkan pembayaran di platform, Financial Times melaporkan pada akhir Januari. Fortune berupaya hubungi Twitter, tetapi belum mendapatkan jawaban.

Akan tetapi, tidak semua orang senang dengan gagasan itu karena Musk memiliki gangguan lain. Investor di Tesla terutama dibuat frustasi dengan fokus Musk di Twitter.

Elon Musk menjual saham Tesla senilai miliaran dolar Amerika Serikat untuk membantu membiayai pengambilalihannya atas Twitter dan disibukkan dengan pembentukan kembali platform itu.

Pada Desember, Leo Koguan, salah satu pemegang saham individu terbesar Tesla menyerukan perubahan kepemimpinan.

"Elon Musk meninggalkan Tesla dan Tesla tidak memiliki CEO yang bekerja penuh waktu,” ujar dia.

Sementara itu, saat Elon Musk mempertimbangkan menjadi bankir, ia juga mungkin akan menjadi tuan tanah.

Menurut Wall Street Journal, Musk berencana membangun kota di sepanjang Sungai Colorado di luar Austin, Texas. Pekerja di Tesla, SpaceX dan The Boring Company dilaporkan akan dapat tinggal di rumah baru di sana dengan harga di bawah pasar.

Beberapa dari mereka mungkin juga merupakan nasabah Silicon Valley Bank yang memiliki cabang di dekatnya.

3 dari 4 halaman

Silicon Valley Bank Kolaps Picu Saham Keuangan dari Eropa hingga Asia Rontok

<p>Tanda Silicon Valley Bank diperlihatkan di kantor pusat perusahaan di Santa Clara, California, Jumat, 10 Maret 2023. . (AP Photo/Jeff Chiu)</p>

Sebelumnya, saham bank di dunia merosot setelah masalah di salah satu bank Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran masalah yang lebih luas untuk sektor keuangan.

Dikutip dari BBC, Sabtu (11/3/2023), pada Kamis, 9 Maret 2023, saham Silicon Valley Bank, pemberi pinjaman untuk perusahaan rintisan teknologi anjlok setelah mengumumkan rencana untuk menopang keuangannya. Hal ini berdampak langsung dengan empat bank terbesar Amerika Serikat yang kehilangan kapitalisasi pasar lebih dari USD 50 miliar atau sekitar Rp 775,38 triliun (asumsi kurs Rp 15.507 per dolar AS).

Saham Silicon Valley Bank alami penurunan satu hari terbesar karena anjlok lebih dari 60 persen. Bahkan kembali tertekan 20 persen pada perdagangan setelah jam kerja. Penurunan terjadi sehari setelah bank mengumumkan penjualan saham senilai USD 2,25 miliar atau setara 1,9 miliar pound sterling untuk meningkatkan keuangannya.

SVB meluncurkan  penjualan saham setelah kehilangan USD 1,8 miliar saat melepas portofolio aset terutama obligasi pemerintah Amerika Serikat. Namun, hal yang lebih memprihatinkan bagi pihak bank, beberapa startup yang sudah setor uang disarankan untuk menarik dananya.

Saham Silicon Valley Bank kembali anjlok berlanjut pada Jumat, 10 Maret 2023. Hal tersebut berdampak terhadap saham bank di seluruh dunia.

Saham SVB kembali anjlok sebelum bank ditutup oleh regulator. Kegagalan itu menimbulkan kekhawatiran lebih banyak bank akan alami kerugian besar pada portofolio obligasinya. CEO SVB Greg Becker melakukan panggilan dengan klien pada Kamis sore untuk menenangkan ketakutan mereka.

4 dari 4 halaman

Saham Bank di Dunia Anjlok

<p>Silicon Valley Bank (Foto:Instagram @siliconvalleybank)</p>

Dikutip dari CNBC, saham SVB turun 62 persen dalam perdagangan pre market sebelum dihentikan karena menanti berita.

Saham bank di Asia dan Eropa juga turun tajam pada Jumat, 10 Maret 2023. Di antara bank-bank Inggris, saham HSBC turun 4,8 persen dan Barclays merosot 3,8 persen.

Kepada BBC, Pendiri Blank Ventures, Hannah Chelkowski menuturkan, sebuah dana yang berinvestasi dalam teknologi keuangan kalau situasinua “liar”. Ia menyarankan perusahaan dalam portofolionya untuk menarik dana.

“Sungguh gila bagaimana terurai begitu saja. Menariknya, ini adalah bank yang paling ramah terhadap startup dan sangat mendukung startup selama COVID-10. Sekarang VC menyuruh perusahaan portofolio mereka untuk menarik dana mereka,” ujar dia.

"Ini brutal,” ia menambahkan.

Adapun pemberi pinjaman penting untuk bisnis tahap awal, SVB adalah mitra perbankan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan yang terdaftar di pasar saham tahun lalu.

Sementara itu, SVB belum menanggapi permintaan dari BBC.

Di sisi lain, pasar yang lebih luas, ada kekhawatiran tentang nilai obligasi yang dimiliki bank karena kenaikan suku bunga membuat obligasi itu menjadi kurang berharga.

(Ysl/Dam)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.