Sukses

Meta Digugat dan Dituding Langgar Fitur Privasi Apple

Gugatan ini menyebut Meta menghindari pembatasan Apple dengan memantau pengguna lewat browser dalam aplikasi Facebook, di mana pengguna dapat membuka tautan di dalam aplikasi

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah gugatan dilayangkan kepada Meta, di mana isinya menuding induk Facebook dan Instagram itu telah melanggar fitur privasi Apple. Keluhan oleh pengguna Facebook itu diajukan di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Utara California

Gugatan ini menyebut Meta menghindari pembatasan Apple dengan memantau pengguna lewat browser dalam aplikasi Facebook, di mana pengguna dapat membuka tautan di dalam aplikasi.

Dilansir Tech Crunch, penggugat mengatakan Meta tidak hanya melanggar kebijakan Apple, tapi juga melanggar undang-undang privasi di tingkat negara bagian dan federal, termasuk Undang-Undang Penyadapan.

Penggugat juga menuduh Meta telah mengikuti aktivitas online pengguna, dengan menyalurkan mereka ke web browser yang ada di Facebook, dan menyuntikkan JavaScript ke situs yang dikunjungi.

Dikutip Senin (26/9/2022), kode itu memungkinkan perusahaan untuk memantau "setiap interaksi tunggal dengan situs web eksternal, termasuk di mana mereka mengetuk, dan kata sandi apa serta teks lain yang mereka masukkan.

"Sekarang, bahkan saat pengguna tidak setuju untuk dilacak, Meta melacak aktivitas online pengguna Facebook dan komunikasi dengan situs web pihak ketiga eksternal dengan memasukkan kode JavaScript ke situs tersebut," tulis gugatan tersebut.

"Saat pengguna mengklik tautan di dalam aplikasi Facebook, Meta secara otomatis mengarahkannya ke browser dalam aplikasi yang dipantaunya alih-alih browser default smartphone, tanpa memberitahu pengguna ini sedang terjadi atau mereka sedang dilacak."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Meta Sebut Tudingan Tidak Berdasar

Sementara, Meta membantah tudingan itu dan menyebutnya sebagai tuduhan yang "tidak berdasar." Perusahaan juga akan membela diri "dengan kuat."

"Kami telah merancang dengan hati-hati browser dalam aplikasi kami untuk menghormati pilihan privasi pengguna, termasuk bagaimana data dapat digunakan untuk iklan," kata juru bicara Meta.

Dikutip dari Engadget, Apple memperkenalkan App Tracking Transparency (ATT) sebagai bagian dari pembaruan iOS 14.5 yang dirilis bulan April 2021.

Teknologi ini memungkinkan pengguna meminta aplikasi untuk tidak melakukan pelacakan, dan mengharuskan pengguna secara eksplisit untuk ikut serta. Meta pun secara vokal menentang keberadaan fitur yang dinilai bisa merugikan perusahaan media sosial ini.

 

3 dari 4 halaman

Penurunan Pendapatan Facebook

Bulan Juli 2022 lalu, Facebook melaporkan penurunan pertama pendapatan tahunan di kuartal kedua 2022-nya. Perusahaan media sosial terbesar di dunia ini mengumumkan, terjadi penurunan pendapatan 1 persen menjadi USD 28,8 miliar (Rp 430,7 triliun).

Facebook juga memperkirakan pertumbuhan pendapatan di kuartal ketiga 2022 bisa turun lebih banyak lagi. Selain itu, laba keseluruhan untuk perusahaan induknya, Meta, turun 36 persen menjadi USD 6,7 miliar pada kuartal 2 2022.

Divisi Reality Labs, yang bertanggung jawab mengembangkan metaverse kehilangan USD 2,8 miliar pada kuartal 2 2022. Penurunan pertama dalam pertumbuhan pendapatan Facebook dan Meta ini sudah diperkirakan oleh analis di Wall Street.

Mengutip The Verge, Kamis (28/7/2022), salah satu tantangan yang membuat perusahaan sulit menumbuhkan pendapatan adalah tools privasi baru di iOS. Tools "minta aplikasi untuk tidak melacak" ini muncul di iPhone dan membuat bisnis iklan Facebook jadi tidak efektif.

Tahun lalu, Meta diketahui menderita kerugian USD 10 miliar dalam pendapatan iklan. Kini, ditambah pelambatan ekonomi, ada lebih banyak pengiklan yang menarik kembali belanja iklan mereka.

4 dari 4 halaman

Meta Disebut Akan Pangkas Jumlah Karyawan

Di sisilain, Meta dilaporkan telah memulai memangkas jumlah karyawan dan melakukan reorganisasi tim. Menurut laporan The Wall Street Journal, hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional perusahaan.

Kendati demikian, seperti dikutip dari Engadget, Kamis (22/9/2022), perusahaan induk Facebook tersebut tidak ingin menyebutnya sebagai PHK. Perusahaan hanya memperingatkan sejumlah karyawan bersiap-siap untuk pengurangan jumlah yang signifikan.

Namun belum dipastikan jumlah karyawan Meta yang terdampak keputusan ini. Berdasarkan laporan tersebut, Meta telah mengizinkan staf melamar pekerjaan baru di dalam perusahaan, tapi hanya diberi waktu 30 hari untuk melakukannya.

Selain itu, laporan juga menyebut karyawan yang memiliki reputasi baik dan ulasan kinerja baik didorong keluar secara teratur.

Indikasi Meta melakukan aksi pangkas karyawan ini diprediksi setelah ketika Mark Zuckerberg menyebut adanya penurunan pendapatan dari perusahaan.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.