Sukses

Disney Sempat Mau Akuisisi Twitter, tapi Batal karena Hal Ini

Eks CEO Bob Iger mengatakan, Disney sempat berencana untuk mengakuisisi Twitter namun tak jadi

Liputan6.com, Jakarta Batalnya Elon Musk untuk membeli Twitter berujung ke pengadilan. Alasan pembatalan sendiri karena menurut bos SpaceX itu, media sosial tersebut memiliki banyak bot dan akun palsu.

Mantan CEO The Walt Disney Company, Robert Iger, baru-baru ini mengungkapkan bahwa Disney ternyata pernah ingin mengakuisisi Twitter di tahun 2016.

Namun, menurut pria yang lebih dikenal dengan Bob Iger itu mengatakan, perusahaan induk dari karakter Mickey Mouse itu batal membeli Twitter karena masalah yang serupa dengan Elon Musk.

Mengutip New York Post, Senin (12/9/2022), Bob Iger mengatakan menurut mereka saat itu, Twitter penuh dengan bot dan "ujaran kebencian."

Dalam konferensi teknologi di Los Angeles Rabu pekan ini, Iger mengatakan dirinya sadar "sebagian besar" pengguna Twitter "tidak nyata."

Kisah ini sebenarnya pernah diungkap di memoar Iger tahun 2019 yang berjudul "The Ride of a Lifetime: Lessons Learned from 15 Years as CEO of the Walt Disney Company."

Saat itu, Iger menulis bahwa dewan kedua perusahaan mencapai kesepakatan, tetapi dia memutuskan untuk mundur karena "kejahatan" yang umum di situs.

Pria yang mundur dari jabatannya di Disney dua tahun lalu itu mengatakan, mereka mempertimbangkan ulang akuisisi Twitter karena dinilai tidak selaras dengan brand perusahaan yang sehat, ramah keluarga, dan menyenangkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bisa Jadi Kendaraan Distribusi yang Fenomenal

Kepada Vox Code di acara itu, menurut Iger, Twitter bisa menjadi kendaraan distribusi yang fenomenal untuk Disney.

"Kami berniat untuk masuk ke bisnis streaming," ujarnya. "Kami membutuhkan solusi teknologi," imbuh Bob Iger.

Saat Iger dan jajarannya di Disney mendengar bahwa Twitter akan dijual, mereka mengatakan segera memulai proses akuisisi. Saat itu, platform tersebut dilihat sebagai semacam jejaring sosial.

"Kami melihatnya sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda. Kami dapat menempatkan berita, olahraga, hiburan, (dan) menjangkau dunia," kata Iger mengatakan.

"Dan sejujurnya, itu akan menjadi solusi yang fenomenal, dari segi distribusi," imbuhnya. Meski begitu, Disney memperkirakan bahwa ada banyak bot meski mereka bukan mayoritas.

"Saya tidak ingat jumlahnya tetapi kami sangat mengurangi nilainya," kata Iger. "Tapi itu dibangun ke dalam ekonomi kami. Sebenarnya, kesepakatan yang kami miliki cukup murah."

Faktor lain yang menghalangi perusahaan untuk menggunakan Twitter adalah banyaknya kata-kata kasar di platform tersebut.

"Kami berada dalam bisnis membuat kebahagiaan di Disney--tidak melakukan apa pun selain kebaikan, meski ada orang lain hari ini yang mengkritik Disney sebaliknya, di mana itu salah."

 

3 dari 4 halaman

Mantan Kepala Keamanan Sebut Twitter Bohong soal Akun Bot

Sebelumnya, mantan Kepala Keamanan Twitter Peiter Zatko menuding Twitter menyembunyikan praktik keamanan yang lalai dan menyesatkan regulator federal tentang keamanannya.

Selain itu, Zatko juga menuduh Twitter gagal memperkirakan jumlah akun bot di platformnya dengan tepat.

Tudingan dari Zatko yang merupakan hacker legendaris beralih jadi ahli keamanan siber ini pun berpotensi menyebabkan konsekuensi besar, termasuk denda federal dan potensi terurainya tawaran CEO Tesla Elon Musk untuk membeli Twitter.

Mengutip The Verge, Kamis (25/8/2022), Zatko dipecat Twitter Januari lalu. Ia mengklaim tudingan ini menjadi pembalasan atas penolakannya untuk tetap diam mengenai kerentanan perusahaan.

Bulan Juli, Zatko mengajukan keluhan ke SEC menuding Twitter menipu para pemegang saham dan melanggar perjanjian yang dibuat dengan FTC (komisi perdagangan AS) untuk menegakkan standar keamanan tertentu. Keluhan tersebut memiliki total lebih dari 200 halaman.

 

4 dari 4 halaman

Kekecewaan Terhadap Twitter

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Zatko menyebut dirinya bergabung dengan Twitter pada 2020 atas permintaan CEO Jack Dorsey. Ia bergabung dengan Twittter tepat setelah perusahaan mengalami peretasan besar-besaran.

Saat itu, akun milik tokoh-tokoh terkemuka seperti Barack Obama, Bill Gates, dan Kanye West diretas.

Zatko menyebut, ia bergabung dengan Twitter karena meyakini Twitter merupakan sumber daya penting bagi dunia. Namun Zatko kecewa dengan penolakan CEO Parag Agrawal untuk mengatasi banyak kegagalan keamanan perusahaan.

"Ini tidak akan pernah menjadi langkah pertama saya, namun saya yakin masih akan memenuhi kewajiban saya kepada Jack dan pengguna platform," kata Zatko kepada The Washington Post, mengenai keputusannya untuk melaporkan tudingan terkait bot dan keamanan.

"Saya ingin menyelesaikan pekerjaan yang Jack berikan untuk saya, yakni memperbaiki platform," tutur Zatko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.