Sukses

Kemkominfo dan Kemdikbud Ajak Masyarakat Waspada Serangan Phishing yang Incar Guru dan Siswa

Kemkominfo dan Kemdikbud mengajak masyarakat untuk mewaspadai serangan phishing yang marak terjadi saat pandemi, terutama yang menyasar orangtua, siswa, hingga guru saat belajar online.

Liputan6.com, Jakarta - Kemkominfo dan Kemdikbud bersama Siberkreasi dan Facebook memberikan pemahaman tentang bahaya phishing. Kemkominfo juga mengajak masyarakat untuk mewaspadai serangan phishing yang marak di dunia digital.

Phishing sendiri merupakan tindakan memperoleh informasi pribadi seperti identitas pengguna, PIN, nomor rekening bank, dan nomor kartu kredit pengguna dengan cara yang tidak sah.

Informasi yang didapat ini biasanya akan digunakan pihak tidak bertanggung jawab untuk mengakses rekening, melakukan penipuan kartu kredit, dan memandu nasabah untuk mentransfer uang ke rekening tertentu dengan iming-iming hadiah.

Pengembang Teknologi Kemdikbud Nur Fitriana, mengatakan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan berbagai kemudahan mengakses internet membuat phishing sering terjadi.

"Dibutuhkan kewaspadaan tinggi agar masyarakat tidak mudah terlena dalam memberikan informasi data di dunia siber ini," katanya, dalam keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (15/2/2021).

Lebih lanjut, Nur Fitriana mengatakan di masa pandemi, semua kegiatan pendidikan dilakukan secara daring dan jadi lahan pelaku phishing. Merebaknya phishing disebabkan karena mininnya pengetahuan masyarakat akan literasi digital.

Iming-iming hadiah ini membuat banyak orang kerap terjebak dengan tampilan situs palsu yang menyerupai situs resmi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sasar Orangtua, Siswa dan Guru

"Mereka menyasar orangtua, siswa, bahkan guru yang masih minim dengan literasi digital. Kebanyakan mereka tergiur akan iming-iming hadiah, berupa kuota gratis atau potongan belanja online. Sehingga tanpa sadar mereka masuk ke situs-situs palsu dan memberikan data pribadi, yang mana merupakan salah satu modus dari phishing," kata Nur Fitriana.

Policy Program Manager Facebook Indonesia Dessy Sukendar mengatakan, Facebook telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan guna menghindari pengguna mengalami tindak kriminal siber phishing.

“Di Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kami sering memperbarui fitur-fitur yang membantu pengguna untuk tetap aman bersosial media. Facebook selalu mengecek secara teratur guna memastikan tidak ada akun-akun palsu yang melakukan tindakan phishing ini," katanya.

Lebih lanjut disebutkan, Facebook dan Instagram memiliki fitur keamanan seperti email from Instagram atau email from Facabook. Keduanya untuk memastikan pengguna email resmi yang dikirimkan oleh platform.

3 dari 3 halaman

Phishing Seringkali Tak Disadari

Pembuat Konten Siberkreasi dan Cameo Project Martin Anugrah menyampaikan pengalamannya mengenai phishing. Menurut Martin, phishing sering terjadi tanpa disadari.

”Phishing sering terjadi di grup-grup obrolan seperti WhatsApp, misalnya pengiriman pesan berantai ke 10 orang untuk mendapatkan hadiah dari sebuah brand. Dengan mengirimkan pesan tersebut tanpa kita sadari kita sudah menjadi pelaku phishing," tuturnya.

Siberkreasi sebagai Gerakan Nasional Literasi Digital yang mendukung dan menyebarkan konten positif, menilai masyarakat perlu mendapatkan informasi yang tepat guna meminimalisasi tindak kejahatan siber ini.

Kegiatan webinar yang rutin diselenggarakan oleh Siberkreasi dan Kemkominfo ini sebagai bentuk upaya bersama dalam mengedukasi publik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tindak kejahatan siber seperti phishing ini, serta bagaimana pentingnya menjaga informasi dan data pribadi di dunia internet.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini