Sukses

Mikroskop Berbasis Kecerdasan Buatan untuk Periksa Sisa Sel Kanker Pascaoperasi

Para peneliti mengembangkan mikroskop baru yang dapat dengan cepat menggambarkan potongan jaringan yang relatif tebal dengan resolusi hingga tingkat sel.

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti dari Rice University dan University of Texas MD Anderson Cancer Center mengembangkan mikroskop baru berbasis kecerdasan buatan yang dapat dengan cepat menggambarkan potongan jaringan yang relatif tebal dengan resolusi hingga tingkat sel.

Mikroskop ini memungkinkan ahli bedah untuk memeriksa sisa kanker atau tumor dalam beberapa menit setelah operasi pengangkatan.

"Tujuan utama dari operasi adalah mengangkat semua sel kanker, tetapi satu-satunya cara untuk mengetahui apakah sel kanker terangkat semua adalah dengan melihat tumor di bawah mikroskop," kata Mary Jin seorang kandidat Ph.D. di Rice University di bidang teknik listrik dan komputer dan penulis pendamping studi dikutip dari rilis pers via Eurekalert, Senin (21/12/2020).

Saat ini, kata Mary, pemeriksaan sisa sel kanker dapat dilakukan dengna terlebih dahulu mengiris jaringan menjadi bagian-bagian sangat tipis dan kemudian mencitrakan bagian tersebut secara terpisah.

"Proses pemotongan ini membutuhkan peralatan yang mahal dan penggambaran selanjutnya dari beberapa irisan memakan waktu. Proyek kami pada dasarnya berupaya untuk membuat gambar bagian yang besar jaringan secara langsung, tanpa mengiris," tutur Mary lebih lanjut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Deep Learning

Pada dasarnya, alat bernama Deep-of-Field Microscope atau DeepDOF itu merupakan mikroskop yang teknik kecerdasan buatan Deep Learning untuk melatih algoritme komputer guna mengoptimalkan pengumpulan gambar dan pascapemrosesan gambar.

"Dengan membawa kemampuan ini secara akurat ke lebih banyak tempat perawatan, DeepDOF berpotensi meningkatkan hasil bagi pasien kanker yang dirawat dengan operasi," kata co-author penelitian yang terbit di Proceedings of the National Academy of Sciences tersebut, Profesor di bidang bedah kepala dan leher di MD Anderson, Ann Gillenwater, M.D.

3 dari 3 halaman

Murah

Sementara itu, supervisor di penelitian ini, Ashok Veeraraghavan menyatakan DeepDOF menggunakan mikroskop optik standar yang dikombinasikan dengan lapisan fase optik murah dengan biaya kurang dari USD 10 untuk mencitrakan seluruh bagian jaringan dan memberikan kedalaman bidang sebanyak lima kali lebih besar dari mikroskop canggih saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini