Sukses

Indosat Ooredoo Tambah 18.000 BTS 4G Tahun Ini

Semakin besar permintaan akan layanan data, Indosat Ooredoo mantapkan komitmennya untuk teknologi jaringan 4G.

Liputan6.com, Jakarta - Indosat Ooredoo semakin memantapkan komitmennya untuk teknologi jaringan 4G. Hal tersebut dibuktikan dari semakin besarnya permintaan pelanggan akan layanan data.

Kusmanto selaku Group Head Network Strategic Solution Indosat Ooredoo, mengakui permintaan layanan data pelanggan Indosat Ooredoo semakin meningkat tajam.

"Mereka (pelanggan) yang pakai YouTube itu sangat banyak. Yang menggunakan video streaming itu 70 persen," ujar Kusmanto di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Karenanya, kata Kusmanto, dengan melihat pertumbuhan permintaan akan layanan data yang sangat tinggi, Indosat Ooredoo menargetkan akan memperkuat 4G di Indonesia dengan menambahkan 18.000 BTS 4G. Penambahan BTS 4G ini diklaim meningkat 80 persen dibanding dengan jumlah BTS 4G yang ada pada tahun lalu.

Tak cuma BTS 4G, Kusmanto juga mengungkap, operator yang identik dengan warna merah dan kuning ini akan menambahkan 4.200 site baru di Indonesia.

"Site itu beda ya sama BTS, karena kalau site itu ada tower yang isinya beberapa BTS," tukasnya.

Adapun alasan Indosat Ooredoo sangat concern dengan layanan data, menurut Kusmanto, karena layanan 4G mereka di Indonesia sendiri mencakup hampir semua wilayah di Indonesia.

"Kita juga sekarang 4G plus atau career aggregation, jadi dengan career aggregation ini semua frekuensi bisa dimaksimalkan. Dengan kita terapkan career aggregration ini ekspansi jaringannya bisa sampai paling tinggi 450 Mbps. Dan nanti 2020 dengan 5G bisa di atas 1 Gbps " pungkasnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendapatan Indosat Ooredoo di Triwulan ke-4 2018

Kusmanto selaku Group Head Network Strategic Solution Indosat Ooredoo. (Liputan6.com/ Jeko I.R.)

Kinerja Indosat Ooredoo triwulan ke-4 2018 diklaim menunjukkan pergerakan positif di tengah kondisi pasar yang dinamis, di mana hal ini melanjutkan pertumbuhan yang sudah terjadi di kuartal sebelumnya.

Berdasarkan keterangan resmi Indosat Ooredoo pada Rabu (6/3/2019), perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 11,7 persen dibanding triwulan sebelumnya dari kontribusi pendapatan data yang tumbuh sebanyak 6,0 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan tersebut, diakibatkan oleh inisiatif penyesuaian harga yang dimulai pada Semester 2 2018 serta didukung oleh peningkatan volume data trafik.

CAPEX tahun 2018 tercatat sebesar Rp 9,3 triliun atau tumbuh sebanyak 48,9 persen dibanding tahun 2017, seiring dengan percepatan penggelaran jaringan 4G yang dimulai pada triwulan 4 2018.

"Pertumbuhan berturut-turut dalam 2 kuartal terakhir di tahun 2018 menunjukkan perusahaan telah mengambil langkah tepat dalam mengelola perusahaan di masa transisi memasuki situasi pasar yang baru,"  ujar Chris Kanter, President Director & CEO Indosat Ooredoo.

"Kami telah menerapkan strategi baru di berbagai bidang/lini yang kami namakan LEAD yang meliputi peningkatan kinerja SDM, network, B2B dan layanan pelanggan yang semakin baik. Strategi ini kami fokuskan untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan secara berkelanjutan ke depan," lanjutnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Penurunan Juga Terjadi

Indosat Ooredoo bertansformasi dengan nama dan logo baru. (Jeko Iqbal Reza/Liputan6.com)

Dibandingkan dengan kinerja pada 2017, pendapatan perusahaan mengalami penurunan sebesar 22,7 persen menjadi Rp 23,1 triliun dan penurunan EBITDA sebesar 49,1 persen menjadi Rp 6,5 triliun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan EBITDA marjin dicatat sebesar 28,1 persen pada tahun 2018 ini.

Hal ini terutama diakibatkan oleh adanya transformasi industri telekomunikasi melalui penerapan peraturan registrasi simcard yang memicu persaingan ketat antar operator pada SMT1 2018 lalu.

"Namun kami optimis tahun 2019 ini akan menjadi tahun yang jauh lebih baik, terbukti dari tren kinerja perusahaan yang positif pada SMT2 2018," jelasnya.

Basis pelanggan pada 2018 tercatat sebesar 58,0 juta atau turun 47,3 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi tingkat churn terus turun dan stabil sebesar 12 persen pada akhir 2018, yang menunjukkan loyalitas pelanggan yang lebih baik yang akan mendukung keberlangsungan industri telekomunikasi di masa mendatang.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.