Sukses

Ini Sosok Pengganti Direktur Grab Ridzki Kramadibrata

Berdasarkan keterangan resmi Grab Indonesia, Ridzki kini ditunjuk sebagai President of Grab Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Grab baru saja mengumumkkan Ridzki Kramadibrata mundur sebagai Managing Director di Indonesia. Sebagai gantinya, Neneng Goenadi akan mengisi jabatan tersebut.

Namun Ridzki tentu tidak lengser begitu saja dari Grab. Pasalnya, berdasarkan keterangan resmi Grab Indonesia, Ridzki kini ditunjuk sebagai President of Grab Indonesia.

Lewat peran baru ini, Neneng akan berfokus meningkatkan seluruh layanan korporasi Grab supaya bisa melayani mitra pengemudi dan karyawan lebih baik.

Selama periode transisi selama 6 bulan juga, Neneng pun akan mengelola segmen transportasi untuk Grab Indonesia.

“Saya sangat senang dapat bergabung dengan Grab Indonesia. Ini memang waktu yang tepat, karena Grab merupakan sebuah organisasi yang berpegang teguh pada misinya untuk mendekatkan setiap orang kepada berbagai hal yang berarti bagi mereka," ujar Neneng.

Sekadar informasi, Neneng sempat memimpin bisnis Accenture di Indonesia sebagai Country Managing Director selama lebih dari 5 tahun. Ia bergabung selama hampir tiga dekade.

Di Accenture, Neneng menjabat sebagai Head of Inclusion and Diversity Asia Pasific untuk Industry Resources dan Head of Human Capital and Diversity ASEAN.

Grab saat ini juga telah beroperasi di 222 kota di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Grab juga mengklaim telah memimpin pasar ride hailing di Indonesia dalam skala 60 persen di segmen kendaraan roda dua, dan 70 persen di segmen kendaraan roda empat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jurus Grab Bendung Dominasi Go-Jek

Menyambut awal 2019, Grab sudah mempersiapkan beberapa strategi baru guna lebih unggul ketimbang pesaingnya (Go-Jek).

Hal tersebut diungkap langsung oleh Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, saat berkunjung ke kantor KapanLagi Youniverse (KLY), Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Ia mengatakan, meski Grab sebagai perusahaan ride hailing terbesar di Asia Tenggara, pihaknya selalu mengedepankan strategi partnership.

Ambil contoh menyoal metode pembayaran di Indonesia. Mereka menggandeng OVO sebagai partner strategis untuk melakukan pembayaran.

"Kita selalu fokus terhadap partnership. Kita meyakini setiap hal ada ahlinya. Lebih baik partnership, yang untung juga partner dan yang paling diuntungkan adalah penggunanya," jelasnya.

Dilanjutkan Ridzki, dipilihnya OVO sebagai partner strategis Grab bukan karena semata-mata keterkaitan dengan Lippo Group.

 

3 dari 3 halaman

Alasan Pilih OVO

Terlepas dari Lippo Group sebagai salah satu investor Grab, Ridzki mengatakan, alasan memilih OVO adalah ekosistem layanan yang sudah terbentuk.

"Kami menjalin kerja sama dengan OVO karena lisensi mereka sudah komplit. Teknologinya lebih duluan dan OVO sudah sangat pesat digunakan di mall-mall."

Ia melanjutkan, "Ketika pengguna melakukan top up, OVO mereka tidak hanya digunakan untuk melayani Grab saja, tetapi juga bisa melakukan hal yang lain. Ini artinya memberikan ekosistem bagi pengguna."

Sekadar informasi, Grab saat ini memang menjadi salah satu startup besar yang ada di Asia Tenggara. Laporan Google dan Temasek menyebut status perusahaan sudah meningkat dari unicorn menjadi decacorn.

Untuk diketahui, unicorn merupakan predikat perusahaan rintisan yang memiliki nilai valuasi USS$ 1 miliar, sedangkan decacorn merupakan startup dengan nilai valuasi lebih dari US$ 10 miliar.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.