Sukses

Ini Dia Pengganti Teleskop Pemburu Planet NASA, Harganya Rp 5 Triliun

Teleskop ini meluncur dalam satelit pada April 2018 via roket Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan antariksa Elon Musk.

Liputan6.com, Jakarta - Teleskop pemburu planet asing (exoplanet) milik NASA, Kepler, resmi dinyatakan berhenti beroperasi. Meski demikian, bukan berarti perburuan exoplanet berakhir begitu saja.

NASA sendiri, dalam keterangan resminya, sudah menyiapkan teleskop pengganti Kepler.

Teleskop tersebut bernama Transit Exoplanet Survey Satellite (TESS). Dilansir Business Insider, Kamis (1/11/2018), proyek penggarapan TESS sendiri menelan biaya US$ 337 juta atau setara dengan Rp 5 triliun.

Teleskop ini meluncur dalam satelit pada April 2018 via roket Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan antariksa Elon Musk.

Ini artinya, akan lebih banyak lagi objek luar angkasa dan exoplanet yang kemungkinan besar akan ditemukan oleh TESS.

"Bagi saya, TESS merupakan kesempatan pertama untuk benar-benar membuat kemajuan dalam percobaan menemukan tanda-tanda kehidupan di dunia lain," tutur profesor astrofisika MIT Sara Seager.

NASA menyebut TESS akan mengamati dan mengumpulkan lebih dari 200 ribu bintang di luar angkasa untuk mencari keberadaan planet lain.

Satelit juga akan memindai sistem tata surya tetangga untuk mencari bintang-bintang yang juga berpotensi.

Pencarian exoplanet baru tersebut akan diluncurkan melalui roket Falcon 9 milik SpaceX. Peluncuran akan dilakukan pada Senin, 16 April 2018 waktu Amerika Serikat melalui stasiun udara Cape Caneveral, Florida, Amerika Serikat.

NASA sendiri sebelumnya juga sudah meluncurkan misi serupa melalui teleskop luar angkasa Kepler yang diluncurkan pada 2009. Sekadar informasi, Kepler adalah teleskop luar angkasa yang digunakan untuk memantau dan mengetahui jumlah planet serupa Bumi.

Karena itu, TESS nantinya akan digunakan sebagai perpanjangan tangan dari teleskop Kepler. Menurut NASA, TESS akan langsung memantau dan memastikan apakah sebuah planet benar-benar memiliki potensi seperti Bumi, termasuk layak huni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aksi Teleskop Keppler

Untuk informasi, teleskop Kepler sendiri sudah beberapa kali menemukan planet yang diduga kuat mampu mendukung kehidupan layaknya Bumi.

Terbaru, NASA telah menemukan delapan planet yang mengitari sebuah bintang utama, mirip dengan tata surya. Dalam temuan kali ini, badan antariksa Amerika Serikat itu dibantu kecerdasan buatan Google. 

Planet baru ini ditemukan berlokasi di sekitar Kepler-90, bintang mirip Matahari yang berjarak 2.500 tahun cahaya dari Bumi. Kepler-90 sendiri ditemukan pertama kali pada 2014.

Berbekal kecerdasan buatan, para astronom mampu membaca sinyal 'lemah' dari data hasil tangkapan teleskop Kepler yang sebelumnya diabaikan.

Sekadar informasi, para astronom biasanya memanfaatkan sinyal terkuat untuk dapat memproses sebuah temuan. Namun dengan bantuan kecerdasan buatan, kemampuan teleskop tersebut dapat lebih ditingkatkan.

Jadi, kecerdasan buatan mampu memilah informasi dari sinyal lemah yang diterima oleh teleskop. Informasi itu kemudian diolah dan para astronom berhasil menemukan planet baru. 

Sayangnya, meski memiliki formasi yang serupa Bumi dengan Matahari, sistem ini dianggap tak mendukung kehidupan. Alasannya, Kepler-90 sebagai bintang utama berukuran 20 persen lebih besar dan 5 persen lebih hangat dari Matahari.

Tak hanya itu, posisi antara planet juga jauh lebih dekat ketimbang formasi planet dalam tata surya kita. Sebagai perbandingan, orbit seluruh sistem tersebut diperkirakan tak lebih dari jarak Bumi dan Bulan.

3 dari 3 halaman

NASA Juga Siapkan Satelit Lain

NASA juga dilaporkan tengah membangun sebuah teleskop baru. Teleskop ini rencananya digunakan untuk menyingkap misteri alam semesta yang belum diketahui, sekaligus mencari kemungkinan kehidupan lain di luar angkasa.

Teleskop bernama Wide-Field Infrared Survey Telescope (WFIRST) ini memiliki kemampuan layaknya teleskop Hubble. Namun, teleskop ini akan diberi tambahan lensa panorama.

Dengan tambahan lensa tersebut, teleskop ini akan dapat menangkap gambar dengan kualitas dan kedalaman sama dengan teleskop Hubble. Hanya saja, teleskop ini mampu menjangkau wilayah 100 kali lebih luas ketimbang Hubble.

Tak hanya itu, WFIRST juga dibekali dengan instrumen koronagraph. Instrumen ini dapat memblokir sinar dari sebuah bintang individu untuk mengenali planet yang mengorbit benda tersebut termasuk atmosfer planet.

"Selain itu, teleskop ini diharapkan dapat membuka jalan untuk mencari dan mengenal planet serupa Bumi di masa depan," ujar Nikole Lewis dari Space Telescope Institute.

Oleh sebab itu, dengan peningkatan kemampuan dibanding teleskop Hubble, WFIRST diharapkan dapat menemukan lebih banyak planet serupa Bumi.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.