Sukses

5 Pekerjaan Aneh Sebelum Era Teknologi Merebak

Liputan6.com, Jakarta - Sekarang, teknologi berkembang pesat. Tak hanya untuk kebutuhan kerja, teknologi kini juga semakin tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.

Banyak perangkat teknologi yang tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Sebut saja lemari pendingin untuk membuat es dan smartphone untuk memotret, pemandu jalan, dan masih banyak lagi.

Tapi, tahukah kamu, sebelum teknologi hadir, orang-orang zaman dulu, terutama orang yang lahir di penghujung abad ke-20 dan awal abad ke-21, masih menggunakan tenaga manusia untuk melakukan sesuatu? Ya, tanpa sokongan teknologi, mereka bekerja untuk membuat es batu, menyalakan lampu di jalan, serta mengendalikan lift.

Pekerjaan-pekerjaan ini pun juga membuka lowongan pekerjaan yang unik bagi masyarakat. Sebut saja profesi memotong batu es, pembaca pengumuman di tengah kota, bahkan pembaca koran di pabrik. Sayangnya, pekerjaan ini sudah “punah” karena digerus waktu dan perkembangan teknologi.

Apa saja pekerjaan-pekerjaan unik sebelum teknologi “menyerbu” dunia? Berikut ini adalah lima (5) pekerjaan yang dianggap aneh zaman dulu versi The Richest, dikutip Jumat (20/4/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pembaca Pengumuman

Pada zaman dahulu kala, profesi ini kerap ditemui, terutama di kota-kota besar. Pekerjanya adalah seorang pria yang bersuara tinggi dan kencang.

Mereka berseragam dan membawa bel kecil. Tugasnya adalah membacakan pengumuman penting, misalnya putusan publik, sehingga orang-orang di sana bisa mendengarkan pengumuman tersebut.

Kini, profesi ini sudah menghilang karena tergerus oleh radio, televisi, dan internet.

3 dari 6 halaman

Pembaca Surat Kabar

Sebelum radio ditemukan, ada sebuah profesi unik yang bernama pembaca koran. Tugasnya adalah membacakan surat kabar untuk buruh pabrik pada jam kerja.

Terdengar sederhana, tapi sebenarnya berat karena pembaca harus membacakan koran di hadapan para buruh pabrik, seperti buruh rokok, selama berjam-jam.

Pekerjanya pun harus memiliki suara yang bagus dan nyaring. Di samping itu, profesi ini juga menghibur para buruh yang merasa bosan dan jenuh di lingkungan kerja.

Setelah teknologi radio mulai berkembang, profesi ini lama-lama menghilang. Mengapa? Pembaca surat kabar ini tak lagi diperlukan. Buruh bisa mendengarkan informasi berita dari siaran radio. Lalu, bagaimana nasib pembaca surat kabar? Mayoritas dari mereka beralih profesi menjadi penyiar radio.

4 dari 6 halaman

Pengetuk Jendela

Pekerjaan yang terdengar cukup aneh ini, menjadi primadona ketika teknologi jam belum ditemukan. Jasa pengetuk jendela ini sangat besar pada masa lampau.

Tugasnya adalah mengetuk jendela, terutama jendela rumah yang bertingkat, untuk membangunkan orang-orang pada pagi hari supaya tidak terlambat beraktivitas. Mereka menggunakan batu yang diikatkan pada galah panjang.

 

5 dari 6 halaman

Pendegar Pesawat Terbang

Pendengar pesawat terbang? Iya, pendengar pesawat terbang ini pernah ada ketika radar belum ditemukan.

Tugasnya adalah mendeteksi keberadaan pesawat musuh lewat cermin akustik yang didesain untuk memfokuskan gelombang radio di satu tempat. Dia juga menggunakan mikrofon paraboli untuk mendeteksi pesawat lawan.

Terdengar rumit dan pekerjanya bukan sembarang orang. Orang yang ditempatkan di posisi ini adalah tentara terlatih yang mampu mendeteksi pesawat musuh lewat gelombang radio.

6 dari 6 halaman

Pengantar Susu Segar

Nah, profesi unik yang satu ini masih familiar di telinga masyarakat. Pengantar susu ini bertugas untuk mengantarkan susu segar dan produk olahan susu kepada masyarakat yang tinggal di sekitar peternakan sapi perah setiap harinya. K

arena jumlah kulkas masih kurang dan susu segar tidak tahan lama, profesi ini lahir. Uniknya, mayoritas pengantar susu ini adalah pria yang tampan dan ramah. Tak perlu keahlian khusus untuk menjadi seorang pengantar susu segar.

Reporter: Arie Dwi Budiawati

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.