Sukses

Facebook Setop Layanan Kategori Mitra untuk Pengiklan

Demi meningkatkan kenyamanan pengguna setelah munculnya skandal kebocoran data, Facebook bersiap untuk menghilangkan fitur pengiklan yang menargetkan pengguna.

Liputan6.com, Menlo Park - Facebook mengambil sebuah langkah baru dalam menjaga kenyamanan pengguna dalam menggunakan platform mereka. Setelah berencana mempermudah akses mengatur privasi, sekarang Facebook akan mengenyahkan kategori mitra milik mereka.

Kategori mitra adalah salah satu di Facebook yang dapat digunakan oleh penyedia barang atau jasa untuk melakukan iklan dengan tersasar berdasarkan lokasi, usia, jenis kelamin, bahasa, minat, koneksi, dan sebagainya.

"Kami ingin memberi tahu para pengiklan bahwa kami akan menutup Kategori Mitra," tulis Facebook seperti yang dilansir dari laman Newsroom mereka pada Minggu (1/4/2018.)

Selama ini dengan memakai Kategori Mitra, pebisnis dapat memakai jasa penyedia data dari pihak ketiga untuk melakukan iklan bertarget di Facebook.

Dari pantauan tim Tekno Liputan6.com, laman Kategori Mitra masih aktif di Facebook, dan di sana tertulis fitur untuk, "memerinci penargetan (iklan) Anda lebih lanjut berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh mitra (pihak ketiga) tersebut, misalnya informasi demografi dan informasi perilaku offline, seperti kepemilikan rumah atau riwayat pembelian."

Pihak Facebook menulis bahwa iklan dengan target seperti itu sebetulnya biasa di bidang industri. Namun, Facebook ingin menghilangkannya demi privasi pengguna.

"Meski hal ini adalah praktik industri yang umum, kami percaya langkah yang dilaksanakan selama enam bulan ke depan ini akan meningkatkan privasi orang-orang di Facebook," tulis pernyataan tersebut.

Sayangnya, langkah ini ternyata belum tentu dapat menghalangi pengambilan data seperti yang dilakukan Cambridge Analytica dan tim kampanye Obama, sebab Cambridge Analytica mengaku memiliki tujuan akademis.

Sementara, tim kampanye Obama mengambil data lewat pendukungnya, baik secara sadar maupun tidak, dan bahkan diberikan lampu hijau oleh Facebook.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Facebook Rilis Tiga Sistem Keamanan Baru

Facebook sendiri baru saja turut mengungkap tiga kebijakan baru untuk sistem keamanan data penggunanya.

Tiga kebijakan baru tersebut resmi diberlakukan sejak Rabu (28/3/2018), dengan klaim mudah dipahami oleh pengguna untuk mengikutinya.

Dilansir dari Time, perubahan kebijakan itu terjadi seiring kian populernya gerakan #DeleteFacebook di jagat maya, akibat dari terkuaknya skandal pencurian data pribadi 50 juta penggunanya.

CEO Facebook Mark Zuckerberg telah meminta maaf, dan setuju untuk bersaksi di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) tentang kontroversi tersebut.

"Minggu lalu kami bekerja keras menegaskan kembali kebijakan keamanan, dan membantu orang-orang memahami bagaimana cara kerja Facebook, serta pilihan yang mereka miliki atas data mereka," jelas wakil presiden Facebook, Erin Egan.

"Kami telah memahami dengan jelas bahwa pengaturan privasi, dan alat penting lainnya, terlalu sulit untuk ditemukan. Kami harus berbuat lebih banyak untuk membuat orang tetap saling berkomunikasi dengan aman," lanjutnya menjelaskan.

Di saat yang sama, wakil penasihat umum Facebook, Ashlie Beringer, mengatakan: "Jadi selain pengumuman Mark Zuckerberg minggu lalu, kami mengambil langkah-langkah tambahan dalam beberapa minggu mendatang untuk membuat orang lebih bisa mengontrol privasi mereka."

 

3 dari 3 halaman

Meminta Maaf

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, memuat permintaan maaf sebanyak satu halaman penuh di beberapa surat kabar papan atas di Amerika Serikat dan Inggris pada Minggu (25/3/2018).

Facebook meminta maaf secara terbuka tentang skandal Cambridge Analytica dan penyalahgunaan data pribadi yang dilaporkan memimpa sekitar 50 juta orang.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada CBS News bahwa iklan tersebut muncul pada hari Minggu di Inggris, yakni di surat kabar Sunday TimesSunday TelegraphObserverMail on SundaySunday Mirror dan Sunday Express.

Sedangkan di Amerika Serikat, iklan permintaan maaf terbuka itu dimuat di harian The New York TimesWashington Post, dan Wall Street Journal.

"Ini adalah pelanggaran kepercayaan dan saya menyesal kami tidak melakukan lebih banyak pada saat itu. Kami sekarang mengambil langkah untuk memastikan ini tidak terjadi lagi," tulis Zuckerberg.

Surat itu diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada pengguna atas kepercayaan untuk beraktivitas di komunitas Facebook.

"Saya berjanji untuk melakukan yang lebih baik untuk Anda,” tulis Zuckerberg di akhir iklan.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.