Sukses

5.000 Potongan Mayat Wanita Diubah Jadi Manusia Virtual

Ini bukanlah kisah di film science fiction. Peneliti benar-benar menciptakan 'manusia virtual' dengan menggunakan mayat manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Ini bukanlah film science fiction besutan Hollywood yang menceritakan irisan mayat manusia yang digunakan untuk membuat salinan virtual. Kenyataannya, sekelompok peneliti dari Amerika Serikat telah melakukan hal itu untuk menciptakan tubuh digital alias manusia virtual yang diklaim paling rinci di dunia.

Para peneliti yang tergabung dalam Visible Human Project ini berbasis di US National Library of Medicine, Maryland. News Scientist melaporkan, mereka benar-benar menciptakan 'manusia virtual' dengan menggunakan mayat manusia untuk penelitian medis.

Ketua penelitian, Sergey Makarov dan timnya menggunakan lebih dari 5.000 potongan mayat beku seorang wanita asal Amerika Serikat, dengan ukuran sepertiga milimeter untuk membuat versi 3D dari tubuh manusia.

Mayat yang tak disebutkan namanya tersebut berusia 59 tahun, yang meninggal karena obesitas dan gagal jantung. Dilansir Telegraph, Senin (28/9/2015), suaminya telah memberikan izin bagi tubuhnya yang akan digunakan untuk penelitian medis. Potongan tubuh itu kemudian di-scan untuk membuat gambar rinci secara digital.

Manusia Virtual (The Visible Human Project)

"Mayat manusia memiliki sepuluh kali lebih banyak informasi yang Anda akan dapatkan dari scan MRI. Dengan demikian, tim peneliti akan memiliki informasi lebih banyak tentang organ dan penataan tubuh manusia," kata Dr Fernando Bello dari Imperial College London.

Sebagai informasi, rekonstruksi tubuh secara digital ini sangat ideal untuk menjalankan eksperimen, meskipun banyak kendala dan risiko ketika melibatkan manusia.

Proyek penciptaan manusia virtual sendiri sudah dimulai sejak 1986, dan untuk pertama kalinya proyek yang disebut ‘digital Frankenstein’ tercipta pada 1994. Tubuh Joseph Paul Jernigan, yang dieksekusi dengan suntikan mematikan adalah yang pertama digunakan oleh Visible Human Project pada 1994.

Ia setuju menyumbangkan tubuhnya untuk penelitian medis setelah berbicara dengan penasehat agama di penjara.

(isk/dhi)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.