Sukses

Menkes Prediksi Covid-19 di Tiga Wilayah Akan Melonjak, Termasuk Surabaya

Menkes Budi mengaku, meningkatnya kasus Covid-19 disebabkan oleh subvarian baru. Dia menyebut ada tiga subvarian baru. Khusus di Indonesia ada satu yang mendominasi. Kebanyakan ditemukan di kota besar.

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi, kasus Covid-19 di Indonesia akan terus melonjak. Dia mengakui kalau sekarang sudah masuk gelombang ketiga. Tapi, kasus-kasus terbanyak, apalagi yang subvarian baru, banyak ditemukannya di kota-kota besar.

"Kasus paling banyak ditemukan di Bali, Surabaya, Jakarta. Gelombangnya sudah mulai naik sekarang. Jadi dijaga dari sekarang," ujar Menkes Budi usai acara Dies Natalis ke-68 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu (9/11/2022).

Menkes Budi mengaku, meningkatnya kasus Covid-19 disebabkan oleh subvarian baru. Dia menyebut ada tiga subvarian baru. Khusus di Indonesia ada satu yang mendominasi. Kebanyakan ditemukan di kota besar.

"Jadi memang sekarang kasusnya naik disebabkan varian baru. Varian baru ada tiga, BA2.75, XBB dan BQ1. Yang banyak di Indonesia adalah BQ1, banyak di Eropa dan Amerika dan XBB ada di Singapura," ucapnya.

Menkes Budi menyampaikan, subvarian baru itu memang ciri-cirinya ialah penularannya cepat. Sehingga mengakibatkan ada lonjakkan kasus.

"Orang sudah divaksin, sudah kena, cepat juga tertular. Dan masuk RS (rumah sakitnya) juga sedikit di atas BA2.75 bulan Agustus kemarin," ujarnya.

Saat ini, yang dirawat mencapai 24.000 pasien. Nah, yang kondisi berat 10.000 pasien, yang meninggal 1.300 orang, sejak Oktober.

"Itu untuk yang berat saya kaget, 40 persen belum vaksin atau 70 persen belum booster. Yang meninggal dari 1.300 itu 50 persen belum vaksin dan 80 persen belum booster," ucap Menkes Budi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Percepat Booster

Menkes Budi mengajak masyarakat yang belum melakukan vaksinasi booster untuk segera vaksin.

"Yang belum vaksin cepat vaksin. Kalau punya orang tua belum vaksin, paksa vaksin, belum booster, paksa dibooster," ujarnya.

"Karena vaksinasi dan booster itu sangat mengurangi risiko masuk RS dan wafat. Dia akan tertular, gak apa-apa tertular, tapi kalau dia divaksinasi, dia itu ringan. Jadi tolong cepat-cepat vaksinasi, dan yang sudah tapi belum booster, cepat dibooster," imbuh Menkes Budi.

Selain vaksin, Menkes Budi mengimbau masyarakat memperketat protokol kesehatannya lagi "Jadi saran saya, tetap pakai masker. Karena kasusnya lagi naik cepat sekarang. Dan yang belum divaksin, harus segera booster," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.