Sukses

Cerita Cak Asad, Tukang Ojek Jebolan Unair Kini Pimpin 8 Perusahaan

Satu tahun meniti karir di Jakarta, Cak Asad memberanikan untuk memulai bisnis pada tahun 2012. Dia mendirikan PT Platinum Grup yang bergerak di bidang konsultan kebijakan publik.

Liputan6.com, Surabaya - Asadur Rahman Muhammad atau yang akrab disapa Cak Asad (33) sarjana Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) 2011 ini mengaku dulu pernah bekerja menjadi tukang ojek, namun sekarang memimpin delapan perusahaan.

Pria kelahiran 16 September 1989 ini memulai karir dengan merantau ke Jakarta pada 2011 lalu. Anak dari Eddy Susianto dan Ushaifirah Qaani’ ini memilih jadi tukang ojek di bilangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel).

"Karena ngojek kan hasilnya tidak menentu. Jadi harus kerja keras cari tambahan uang. Saya juga pernah dulu jadi sopir pribadi," ujarnya di Surabaya, Senin (29/8/2022).

Seiring berjalannya waktu, alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 10 Surabaya tahun 2007 ini tekun mengemban nilai-nilai religius Islam hingga akhirnya mendapatkan rezeki di Jakarta.

Ketekunan membawanya menjadi staf ahli Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada tahun 2011. Jabatan staf ahli yang didapat Cak Asad tak mengherankan. Karena semasa kuliah, dia dikenal aktif di organisasi.

"Saat mengenyam pendidikan tinggi di jurusan Ilmu Politik Universitas Airlangga saya aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)," ucapnya.

Diketahui, Cak Asad pernah menjadi Ketua Umum (Ketum) HMI FISIP Unair. Juga pernah menjadi Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Surabaya pada 2010-2011.

Selain itu, pria yang juga disapa Cliff Mubarak ini pernah menjabat sebagai Bendahara Umum HMI periode 2013-2015 saat dia melanjutkan pendidikan di Pascasarjana jurusan Manajemen Universitas Indonesia (UI).

Satu tahun meniti karir di Jakarta, Cak Asad memberanikan untuk memulai bisnis pada tahun 2012. Dia mendirikan PT Platinum Grup yang bergerak di bidang konsultan kebijakan publik.

Perusahaan ini menunjukkan progress yang baik. Cak Asad pun kembali mendirikan perusahaan baru yang bergerak di bidang trading, mining, oil dan gas, PT Dinasti Power tahun 2016.

Kemudian pada tahun 2018 Cak Asad melebarkan bisnisnya dengan mendirikan PT Citra Srikandi Perkasa, yang bergerak di perkapalan.

Selanjutnya di tahun 2019 Asadur Rahman menjabat sebagai komisaris utama PT Mumtaz Teknologi Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang IT.

Tahun 2021 Cak Asad ditunjuk menjadi Komisaris Utama PT Sinar Arenka Setia Maju yang merupakan perusahaan di bidang Infrastruktur

dan pada tahun itu juga dia melebarkan sayap bisnisnya didapuk menjadi Komisaris Utama PT Gunung Mas Aneka Karya grup, perusahaan ini bergerak di karoseri, pertambangan nikel, emas dan logistik di Gondanglegi, Malang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dua Komisaris Utama Sekaligus

Terbaru, Cak Asad dilantik menjadi dua Komisaris Utama (Komut) sekaligus pada Juli 2022. Pertama ialah PT Pelangi Bumi Berkah yang merupakan perusahaan yang bergerak di pertambangan nikel. Kemudian kedua, PT Nara Unggul Prima yang bergerak di bidang telekomunikasi.

Selain sibuk sebagai pengusaha, Cak Asad juga berkiprah di dunia politik. Karir politiknya dimulai sejak 2015. Dia pernah menjabat Ketua Departemen Kajian Strategis Pemenangan Pemilu Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2015 - 2020. Nah, sekarang ini menjadi Wakil Bendahara Umum DPP PAN 2020 - 2025.

Ditambah lagi sejumlah posisi strategis, salah satunya ialah Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Kota Malang tahun 2022.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.