Sukses

The Last Voyage of the Demeter Tayang Hari Ini 16 Agustus 2023, Simak 6 Fakta Kembalinya Sang Drakula ke Layar Lebar

The Last Voyage of the Demeter, sebuah film yang mengangkat cerita tentang legenda drakula resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia pada hari ini, Rabu (16/08/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Para penggemar film horor lagi-lagi disuguhi dengan kedatangan satu film yang dapat memacu adrenalin mereka. The Last Voyage of the Demeter, film yang mengangkat cerita tentang legenda drakula ini resmi tayang pada hari ini, Rabu (16/08/2023).

Universal Pictures sebelumnya telah menjadwalkan film The Last Voyage of the Demeter untuk dirilis secara teatrikal di Amerika Serikat pada hari Jumat (11/08/2023), bersamaan dengan tayangnya di beberapa negara lain seperti India, Swedia, Kanada, dan Polandia.

Film yang dipastikan tayang di seluruh bioskop di Indonesia ini menceritakan kisah mengerikan dari kapal dagang Demeter yang disewa untuk mengangkut kargo pribadi (sekitar 50 peti kayu) dari Carpathia menuju London.

Memiliki durasi penayangan selama 119 menit, para penonton akan diajak untuk merasakan kejadian-kejadian aneh yang menimpa para kru kapal yang membuat mereka harus berusaha untuk bertahan hidup dalam pelayaran samudra, di mana setiap malamnya selalu dibuntuti oleh kehadiran sosok yang tidak mengenal ampun di atas kapal.

Selain itu, ada beberapa fakta unik di balik pembuatan film The Last Voyage of the Demeter. Apa saja?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Diangkat Dari Sebuah Karya Klasik

The Last Voyage of the Demeter adalah sebuah film yang diangkat dari karya klasik milik Bram Stoker pada tahun 1897, Dracula. Film ini juga diambil dari salah satu bab yang bertajuk "The Captain's Log," di mana kapal Demeter membawa angkutan dari Romania menuju London. Namun, saat itulah teror mencekam di atas laut dimulai.

Abraham Stoker atau biasa dikenal dengan Bram Stoker (8 November 1847 - 20 April 1912) merupakan seorang penulis yang berasal dari Irlandia. Genre cerita yang biasa ditulis adalah gothic fiction dan Dracula adalah salah satu karyanya yang paling dikenal di seluruh dunia.

Idenya dalam membuat novel tentang Drakula sangat dipengaruhi oleh tokoh sejarah bernama Vlad the Impaler, seorang pangeran abad ke-15 dari Wallachia (sekarang bagian dari Rumania) yang dikenal karena metode hukumannya yang brutal. Penggambaran Drakula oleh Stoker sebagai sosok yang mengerikan dan haus darah ini juga telah menetapkan standar baru untuk fiksi Drakula.

3 dari 7 halaman

2. Disutradarai Oleh André Øvredal

Kesuksesan sebuah film pastinya tidak luput dari seorang sutradara yang berperan besar dalam mengarahkan sebuah film yang sesuai dengan manuskrip. Dalam The Last Voyage of the Demeter, André Øvredal lah yang secara langsung bertanggung jawab sejak pra sampai pascaproduksi film.

André Øvredal adalah seorang sutradara dan penulis skenario film dari Norwegia. Ia terkenal karena menyutradarai film Trollhunter (2010), The Autopsy of Jane Doe (2016), dan Scary Stories to Tell in the Dark (2019).

"Saya sangat menyukai semua karakter yang ada di dalamnya. Rasanya seperti kru sungguhan, dan mereka mencoba memahami apa yang mereka hadapi. Saya ingin Drakula kami terasa berbeda dari Drakula lainnya yang pernah saya lihat." ucap André Øvredal melalui video yang diunggah melalui akun Instagram resmi Universal Pictures.

4 dari 7 halaman

3. Rating The Last Voyage of the Demeter

Lebih selektif dalam memilih film untuk ditonton adalah hal yang harus dilakukan oleh para orangtua untuk menghindari adanya penggunaan bahasa dan tindakan yang belum layak disaksikan oleh mereka yang anak-anak mereka yang masih dibawah umur.

Karena banyaknya adegan kekerasan yang sadistik dan adegan menegangkan lainnya, MPAA (Motion Picture Association of America) menetapkan bahwa film The Last Voyage of The Demeter memiliki rating R atau restricted.

LSF (Lembaga Sensor Film) Indonesia sendiri menetapkan bahwa film ini memiliki rating D17+. Artinya, film ini terbatas dan diberlakukan untuk remaja di bawah 17 tahun yang mana harus adanya bimbingan orang tua dan/atau wali.

5 dari 7 halaman

4. Penilaian dari Rotten Tomatoes

Sebelum menonton film yang diinginkan, tidak jarang orang-orang melihat ulasan dari orang lain terlebih dahulu untuk memastikan apakah film tersebut layak untuk ditonton atau tidak. Salah satu situs web ulasan yang banyak digunakan adalah Rotten Tomatoes yang diluncurkan pada bulan Agustus 1998 oleh tiga mahasiswa dari Universitas di California dan masih eksis hingga sekarang.

Untuk film The Last Voyage of the Demeter, terhitung sampai artikel ini ditulis, mendapatkan 51% tomatometer atau sekitar 134 ulasan kritikus dan 74% skor dari penonton. Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa film tersebut menegangkan, namun mereka juga menikmati film tersebut.

"Setelah puluhan tahun, sangat menyenangkan untuk sekali lagi bertemu dengan vampir yang buas dan mengerikan." ucap salah satu pengulas film tersebut.

6 dari 7 halaman

5. Javier Botet Sebagai Drakula

Bagi penggemar film horor, nama Javier Botet mungkin sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Javier Botet López adalah seorang penulis dan seorang aktor asal Spanyol yang lahir pada 30 Juli 1977. Javier terkenal dengan perannya sebagai hantu yang sangat melegenda di berbagai film Hollywood seperti Mama (2013), The Conjuring 2 (2016), Slender Man (2018), dan kali ini ia akan memainkan peran sebagai Drakula dalam film The Last Voyage of the Demeter.

Sejak kecil, Javier Botet mengalami sindrom Marfan, yaitu kelainan genetik yang mempengaruhi tubuhnya. Sehingga, ia memiliki tubuh yang tidak proposional, menjadikannya pria dengan tinggi yang nyaris 2 meter dan memiliki tangan serta kaki dengan ukuran yang lebih panjang dari orang pada umumnya.

Namun, di samping kekurangan yang dimiliki, Javier selalu berhasil membuat para penggemar film horor berteriak ketakutan sekaligus kagum dengan bakat akting yang ia miliki.

7 dari 7 halaman

6. Para Aktor Dilatih Berlayar

Karena latar tempat yang digunakan adalah lautan yang sangat luas, para aktor harus mempelajari bagaimana cara mengendalikan kapal, baik dalam keadaan stabil maupun dalam terjangan ombak besar melalui kamp pelatihan berlayar.

Dikutip dari Collider, David Dastmalchian membagikan pengalaman yang ia dapatkan selama kamp pelatihan berlayar berlangsung. David juga menceritakan hal apa yang paling menantang untuk dipelajari dalam interview tersebut.

"Saya selalu dapat menjaga keseimbangan saya dengan baik di atas kapal, tidak peduli bagaimana kapal itu terombang-ambing. Hal yang selalu menjadi tantangan terbesar bagi saya, dan ini terjadi sejak saya masih kecil, saya hampir tidak pernah bisa mengikat tali sepatu, apalagi mengikat simpul dengan baik." tutur David dalam interviewnya dengan Perri Nemiroff.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini