Sukses

Banyak Orangtua Bawa Balita Nonton Film Siksa Kubur, Psikolog Ungkap Dampaknya

Orangtua ajak anak nonton film Siksa Kubur, psikolog ungkap bahwa balita cenderung belum lancar mengekspresikan perasaannya. Hal yang dikhawatirkan bila balita tidak mengekspresikan rasa takut yang bisa menimbulkan kecemasan hingga gangguan tidur.

Liputan6.com, Jakarta Film Siksa Kubur yang tengah tayang di bioskop-bioskop di Indonesia tengah jadi bahasan masyarakat. Di tengah booming Siksa Kubur, beberapa warganet mengungkapkan soal orangtua yang turut membawa anak berusia 4-5 tahun nonton film horor garapan sutradara Joko Anwar itu.

Seorang warganet di X dengan akun gitaputriid mengunggah kembali pengalaman temannya usai menonton film yang dibintangi Reza Rahadian itu. Temannya mengungkapkan bahwa saat menonton film horor tersebut di bioskop jam 21.15 ada orangtua yang turut membawa anak berusia sekitar 4-5 tahun.

"Dari masuk bioskop anaknya udah nangis sambil bilang 'takuuuutt' padahal posisi bioskop masih terang benderang, dimarahin sama orangtuanya 'ngapain takut sih?'."

Bukan cuma satu tapi ada beberapa keluarga yang membawa anak-anak yang menonton film dengan rating usia di atas 17 tahun itu. Lalu, anak-anak yang diharapkan tidur selama film ternyata ikut menonton Siksa Kubur.

"Abis nonton gw ke toilet dan ketemu mereka lagi. Kebetulan toilet di situ cuma sebiji jadi mau ga mau w ngantri di belakang mereka. Di toilet mereka lama banget sambih bahas filmnya," tutur teman pemilik akun Gita itu.

"Part mirisnya adalah...anak-anak mereka yang umur 4-5 tahun bahas filmnya juga di part-part mereka takut."

Curhatan seorang penonton Siksa Kubur yang diunggah kembali di akun X itu yang sudah dilihat 1,2 juta kali itu juga mention Joko Anwar. Sang sutradara pun sudah memberi tanggapan.

"Tolong perhatikan, teman-teman.:(" cuit Joko Anwar merespons unggahan tersebut pada 16 April 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kata Psikolog soal Balita Diajak Nonton Film Horor di Bioskop

Psikolog klinis Anna Surti Ariani mengungkapkan bahwa bila merujuk panduan, anak-anak di bawah 18 tahun tidak disarankan untuk menonton tayangan horor dan seksual.

Terlebih pada anak balita yang diajak nonton bioskop menonton film horor. Hal itu bisa menakutkan buat mereka. Bagi balita, menonton di bioskop dengan layar superbesar dan suara keras sudah menjadi hal yang menakutkan apalagi dengan tayangan horor.

"Buat anak balita perkenalan dengan layar yang sedemikian raksasa itu mengagetkan, apalagi layar itu menampilkan hal mengerikan. Anak cuma nonton film anak-anak biasa tapi karena layar besar bisa takut karena layar besar dan suaranya gede banget, apalagi film horor," kata wanita yang karib disapa Nina itu.

Anak-anak usia di bawah lima tahun memang belum mampu menangkap sepenuhna makna dari sajian film. Meski begitu, mereka secara emosional bisa turut merasakan takut. Ditambah melihat ekspresi ibu dan ayah atau keluarga lain yang ketakutan ketika melihat adegan di layar lebar.

"Mereka enggak paham yang di layar apa yang dia tonton tapi bisa menangkap keluarganya terlihat ketakutan," kata Nina lewat sambungan telepon. 

3 dari 4 halaman

Hal yang Dikhwatirkan: Balita Belum Mampu Mengekspresikan Perasaan

Nina mengatakan bahwa bisa saja seorang balita tidak berdampak saat sekali nonon film horor di bioskop. Namun, ada juga yang berdampak.

Terlebih balita umumnya belum terlalu lancar mengekspresikan apa yang dirasakan. Terutama anak di bawah empat tahun yang belum lancar berbicara.

"Ketika dia tidak mampu membahasakan atau menarasikan ketakutan yang dirasakan, itu justru lebih bahaya. Orangtua tidak bisa mengolah ketakutan yang dirasakan pada anak," kata Nina dalam sambungan telepon. 

"Ketakutan itu jadi tersimpan dalam dirinya. Di dalam proses berpikirnya yang diolah secara berbeda dan tidak tepat," lanjut Nina.

Misalnya, anak melihat orang di bioskop menjerit ketakutan ketika ada adegan orang dikubur lalu muncul suara-suara seram. Buat anak, hal itu bisa mengerikan ketika orang dikubur jadi tidak bisa ketemu dengan keluarga yang lain.

"Bisa jadi dia takut.ketika tidur, Muncul perasaan atau bayangan bakal dimasukin ke liang kubur," contoh Nina.

Hal-hal itu bisa menimbulkan anak mengalami rasa cemas dan bermimpi buruk. Bila anak mengalami mimpi buruk maka kualitas tidur bisa bermasalah.

"Kalau kualitas tidur bermasalah maka tumbuh kembang bermasalah. Jadi sulit konsentrasi atau menangkap karena kurang  tidur," tutur Nina.

4 dari 4 halaman

Pada Anak di Atas Usia 7 Nonton Film Horor di Bioskop

Pada anak usia tujuh tahun yang menonton film horor memang tidak disarankan. Namun, ketika dia nonton film horor di bioskop dia sudah lebih memahami bahwa yang ditonton bukan realita. 

"Jadi, kalau ditontonkan secara bertanggung jawab itu masih memungkinkan," katanya. 

Namun, ada beberapa catatan yang Nina garis bawahi bila anak di atas tujuh tahun nonton film horor di bioskop.

Pertama, orangtua memberikan briefing kondisi di bioskop saat menonton film horor. Seperti bakal ada adegan seram lalu banyak orang yang teriak-teriak.

"Sampaikan juga bila dia takut apa yang harus dilakukan. Misal, 'Kalau kamu takut peganganan sama tangan mama ya'. Jadi udah ada safety strategy ya," kata Nina.

Kedua, kalau anak ternyata takut walaupun udah dibriefing sebelumnya, hargai perasaan anak.

"Ajak anak keluar ruang bioskop, bantu untuk menenangkan dia. Jangan sampai anak kemudian jadi terlalu tegang di dalam bioskop, atau malah nangis kencang. Hal ini enggak baik buat anak dan mengganggu penonton lain," kata psikolog yang praktik di Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI ini.

Ketiga, setelah menonton ajak anak berdiskusi. Mana bagian yang paling menakutkan untuknya? Kenapa hal itu menakutkan? Orangtua bantu mengingatkan juga bahwa hal itu adalah film. Jangan lupa orangtua juga menyelipkan nilai-nilai keluarga berdasarkan film tersebut. 

Keempat, orangtua bertanggung jawab bila anak merasa cemas atau takut.  "Orangtua juga mesti siap bila anak alami mimpi buruk, jadi cemas, ya anaknya jangan dimarahin, ditemani tidurnya," tandas Nina.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini