Sukses

3 Pelajaran Hidup Deddy Corbuzier Usai Dilanda Badai Sitokin, Salah Satunya Terlalu Sombong Merasa Sehat

Deddy Corbuzier kini adi penyintas Covid-19 usai menang pertarungan melawan badai sitokin. Ia memetik tiga pelajaran berharga. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta Nyaris tak terlintas di benak Deddy Corbuzier, terpapar virus Corona hingga dirawat di rumah sakit belasan hari. Belum lagi, paru-parunya rusak akibat dilanda badai sitokin.

Akibatnya, ayah Azkanio Corbuzier itu kritis alias nyaris meninggal. Beruntung, Tuhan masih sayang. Selama di rumah sakit, Deddy Corbuzier dirawat dokter Gunawan dan tim.

Berbincang dengan dokter Gunawan dalam siniar Saya Sakit Kristis dan Hampir Meninggal, Why I Stop, Watch Till The End di kanal YouTube, Minggu (22/8/2021), Deddy Corbuzier memetik tiga pelajaran berharga.

 

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Belajar Banyak di Rumah Sakit

“Saya waktu sakit ini belajar banyak. Pertama mungkin terlalu sombong dengan keadaan kesehatan saya makanya saya kecewa. Tapi sekarang saya belajar bahwa kesehatan sayalah yang membantu saya sembuh,” katanya.

Deddy Corbuzier mengaku syok dan kecewa terhadap keadaan. Selama ini ia merasa sudah menerapkan gaya hidup sehat, tapi tetap kena Covid-19 hingga hampir meninggal.

3 dari 5 halaman

Momen Hidup dan Mati

“Kedua, saya belajar momen antara hidup dan mati itu seperti apa. Makanya saya mengobrol dengan anak saya berdua sudah ngomong macam-macam sama dia entar kalau Papa enggak ada bagaimana,” Deddy Corbuzier menyambung.

Pelajaran ketiga, terkait mereka yang tak percaya Covid-19 hingga menuding pihak rumah sakit mengaja (maaf) meng-Covid-kan pasien demi kepentingan tertentu. Sebagai penyintas, ia tak habis pikir soal ini.

 

4 dari 5 halaman

Tidak Percaya Dokter

“Ketiga, saya pelajari bahwa di luar sana yang tidak percaya rumah sakit, tidak percaya dokter, atau ada orang-orang yang ngomongin nanti di rumah sakit dimatiin dan sebagainya,” cetus Deddy Corbuzier.

“Mereka bo**h karena tak pernah berada di sana. Saya sudah di UGD. Saya sudah melihat orang teriak-teriak, mereka tak pernah berada di sana… Mereka tak pernah mendapati toraks yang hancur. Itu yang sebenarnya terjadi,” ia menambahkan.

5 dari 5 halaman

Dokter yang Rela

Selama di rumah sakit, Deddy Corbuzier menggali syukur dan berempati kepada pasien lain yang berjuang melawan Covid-19. Ia juga berempati pada tenaga kesehatan.

“Bahwa ada dokter-dokter yang memang akhirnya gara-gara Covid-19 ini bukan hanya berjuang tapi harus merelakan banyak hal buat pasien,” Deddy Corbuzier mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.