Sukses

Ini Alasan The Night Comes for Us Dibuat Brutal dan Sadis

Visi sutradara The Night Comes for Us langsung diterjemahkan dalam koreografi khusus oleh Uwais Team.

Liputan6.com, Jakarta The Night Comes for Us telah ditayangkan secara eksklusif melalui platform streaming film Netflix sejak 19 Oktober lalu. Reaksi beragam pun muncul dari mereka yang telah menonton.

Namun ada satu hal yang kompak disuarakan oleh penonton The Night Comes for Us. Yakni, bahwa film ini memperlihatkan sejumlah aksi brutal nan sadis dalam setiap adegan pertarungannya.

Kepada Liputan6.com, sutradara film ini, Timo Tjahjanto, menjelaskan bahwa sejak awal ia memang memiliki visi memberikan efek kengerian dalam The Night Comes for Us.

"Untuk TNCFU sendiri, saya memang ingin membuat film yang menonjolkan action horror," tutur Timo Tjahjanto, dalam surat elektroniknya, Jumat (26/10/2018).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Realisme nan Brutal

Keinginan Timo ini pun langsung diterjemahkan dalam koreografi khusus oleh Uwais Team, yang menangani desain pertarungan dalam The Night Comes for Us. 

"Makanya Uwais Team banyak mengeksplor style koreografi yang mengekspos damage serangan ke bagian tubuh. Di film ini mereka berhasil menjual realisme dan kebrutalan laga," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Dimonitor Iko Uwais

Persiapan untuk seluruh adegan pertarungan dalam The Night Comes for Us dilakukan selama dua bulan. Hal ini meliputi latihan fisik dan waktu menghafal koreografi.

Ada 11 orang dari Uwais Team yang bertanggung jawab atas koreografi adegan laga di film ini. Mereka semua memiliki latar belakang ilmu pencak silat dari perguruan Tiga Berantai.

"Iko juga supervisi langsung untuk koreografi-koreografi tersebut," tutur Timo.

4 dari 4 halaman

The Night Comes for Us

Seperti diketahui The Night Comes for Us berkisah tentang Ito (Joe Taslim), seorang anggota elit triad yang membelot kelompoknya.

Setelah menolong sesosok anak kecil yang bernama Reina, Ito mencoba mengubah nasibnya. Ia memutuskan keluar dari organisasi yang ia ikuti. Konsekuensinya jelas, ia berhadapan dengan pasukan mesin pembunuh yang selama ini menjadi rekan kerjanya.

Salah satunya adalah orang yang dulu adalah sahabatnya, Arian (Iko Uwais).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.