Sukses

IHSG Berpeluang Melesat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 6 Mei 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level support dan level resistance di 7.090-7.170 pada Senin, 6 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan Senin, (6/5/2024). Adapun IHSG berpotensi menguji area 7.289.

IHSG menguat 0,24 persen ke posisi 7.134 disertai dengan tingginya volume pembelian pada perdagangan Jumat, 3 Mei 2024.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai level support, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave © dari wave B sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289.

Herditya prediksi, IHSG berada di level support 7.045, 7.026 dan level resistance 7.298,7.377 pada Senin pekan ini.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG berpotensi menguat pada awal pekan ini. IHSG akan berada di level support dan level resistance di 7.090-7.170.

Analis PT RHB Sekuritas, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound disertai volume tetapi dengan bearish candle dan masih menguji garis moving average (MA)5 harian.

“Meski berpeluang untuk kembali rebound, tetapi selama di bawah garis MA100 maka berpeluang untuk menguji support garis MA200,” kata Wafi.

Ia menuturkan, jika mampu breakout garis MA100 berpeluang untuk kembali membuat higher high (HH) level dan menguji level tertingginya pada Maret 2024. "Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.000-7.200,” kata dia.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) - Buy on Weakness

Saham ADRO bergerak flat ke 2.730 dan masih didominasi oleh volume pembelian, pergerakan ADRO pun masih mampu berada di atas MA20.

"Saat ini, kami perkirakan posisi ADRO berada di awal wave (ii) dari wave [iii] pada label hitam," tutur Herditya.

Buy on Weakness: 2.630-2.720

Target Price: 2.850, 2.940

Stoploss: below 2.550

 

2.PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) - Buy on Weakness

Saham AKRA bergerak flat ke 1.650 disertai dengan munculnya volume pembelian.  Herditya menuturkan, selama masih mampu bergerak di atas 1.570 sebagai stoplossnya, posisi AKRA saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave [b] dari wave 2.

Buy on Weakness: 1.600-1.635

Target Price: 1.720, 1.750

Stoploss: below 1.570

 

3.PT Bank Jago Tbk (ARTO) - Spec Buy

Saham ARTO menguat 2,43% ke 2.110 disertai dengan munculnya volume pembelian. Ia menuturkan, selama ARTO masih mampu berada di atas 2.040 sebagai stoplossnya, posisi ARTO saat ini berada pada bagian dari wave iv dari wave (c).

Spec Buy: 2.060-2.100

Target Price: 2.220, 2.340

Stoploss: below 2.040

 

4.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) - Buy on Weakness

Saham ICBP menguat 3,58% ke 10.850 disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakan ICBP pun mampu berada di atas MA20.

"Selama ICBP mampu bergerak di atas 10,300 sebagai stoplossnya, posisi ICBP saat ini diperkirakan berada di awal wave 3 dari wave (C),"ujar Herditya.

Buy on Weakness: 10.525-10.725

Target Price: 11.150, 11.675

Stoploss: below 10.300

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 3 Mei 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Jumat (3/5/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah lonjakan sektor saham kesehatan.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,24 persen ke posisi 7.134,72. Indeks LQ45 naik 0,51 persen ke posisi 903,33.  Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham DBX melemah 0,59 persen.

Menjelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.165,10 dan terendah 7.094,61. Sebanyak 288 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 254 saham menguat. 231 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 964.852 kali dengan volume perdagangan 21,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.033.

Mayoritas sektor saham melemah. Sektor saham energi turun 0,20 persen, sektor saham basic susut 0,58 persen, sektor saham industri tergelincir 0,24 persen.

Selain itu, sektor saham properti susut 0,01 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,01 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,29 persen. Sementara itu, sektor saham nonsiklikal naik 0,41 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,31 persen, dan sektor saham kesehatan menanjak 1,71 persen dan catat penguatan terbesar. Selain itu, sektor saham keuangan naik 0,12 persen dan sektor saham teknologi menguat 1,08 persen.

 

4 dari 4 halaman

Sentimen yang Pengaruhi IHSG

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, saat ini  investor tampak mengesampingkan kekhawatiran mengenai suku bunga dan fokus pada rilis laporan keuangan korporasi, serta mengantisipasi rilis data pasar tenaga kerja (Non-Farm Payrolls) Amerika Serikat (AS).

Pada pekan ini, bank sentral AS atau The Fed pada Rabu,1 Mei 2024 mempertahankan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran 5,25 5,50 persen dan menyebut bahwa memerlukan waktu dan data yang lebih panjang sebelum memperoleh keyakinan bahwa inflasi akan segera kembali ke target 2 persen.

"Di balik sikap tegas tersebut investor menemukan alasan untuk tetap merasa bullish dengan melihat komentar ketua The Fed Jerome Powell yang menolak kenaikan suku bunga lebih lanjut ditambah lagi dengan keputusan Federal Reserve mengurangi jumlah penjualan US Treasuries yang dipegang dalam Neracanya ke pasar sekunder,” demikian dikutip.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini