Sukses

Rupiah Loyo, TRIS Justru Lebih Pede Incar Laba Bersih 30% di 2024

Direktur Pemasaran Trisula International Kartono Budiman mengutarakan, TRID mematok pertumbuhan penjualan sebesar 30 persen di 2024. Ada tiga strategi kunci yang diusung guna mengejar misi pertumbuhan laba dan penjualan ini.

Liputan6.com, Jakarta - PT Trisula International Tbk (TRIS) sukses membukukan laba bersih Rp 68,2 miliar, atau tumbuh 5,7 persen di sepanjang 2023. Untuk 2024, perusahaan industri tekstil dan garmen ini memasang target kenaikan laba bersih hingga 30 persen.

Target itu dipasang Trisula International meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kini tengah bergejolak. Pasalnya, mayoritas atau sekitar 60 persen produk TRIS dialokasikan untuk pasar ekspor.

"Akibat pengaruh dolar, maka pelemahan rupiah bagi TRIS tidak berpengaruh banyak, karena hasilnya TRIS sebagian besar dari ekspor. Walaupun memang ada sebagian juga impor daripada bahan baku," ujar Direktur Utama TRIS Widjaja Djohan dalam sesi Public Expose, Senin (29/4/2024).

Selain laba bersih 30 persen, Direktur Pemasaran Trisula International Kartono Budiman mengutarakan, pihaknya juga mematok pertumbuhan penjualan sebesar 30 persen di 2024. Ada tiga strategi kunci yang diusung guna mengejar misi pertumbuhan laba dan penjualan ini.

"Kita memiliki beberapa strategi untuk bisa mencapainya. Pertama, kita akan fokus untuk terus melakukan ekspansi titik-titik penjualan," kata Kartono.

Kedua, TRIS akan membangun sinergi yang berintegrasi di dalam ekosistem untuk efisiensi operasional. Dengan bekerjasama dengan anak perusahaan dalam pembuatan bahan baku, dan dengan Singapura untuk penyaluran barang-barang jadinya.

"Kemudian kami juga akan menyediakan solusi sesuai kebutuhan pelanggan secara fleksibel," imbuh Kartono.

Terakhir, strategi kunci lainnya adalah dalam memperluas cakupan penjualan ekspor. "Langkah-langkah yang akan kita lakukan bersama, kita harapkan untuk lebih mendukung kita supaya berhasil, mencapai target pertumbuhan di tahun-tahun mendatang," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Catat Kenaikan Laba Bersih 5,7%, TRIS Sebar Rp 20,2 Miliar Dividen

PT Trisula International Tbk (TRIS) mengantongi laba bersih Rp 68,2 miliar di sepanjang 2023. Angka tersebut tumbuh 5,7 persen dibandingkan perolehan laba bersih di sepanjang tahun lalu sebesar Rp 64,5 miliar.

Namun, penjualan bersih emiten yang berkecimpung di industri tekstil dan garmen ini tercatat minus 1,7 persen menjadi Rp 1,5 triliun di sepanjang 2023. Akibat gejolak ekonomi global yang terjadi pada tahun lalu, dimana sekitar 60 persen produk TRIS dialokasikan untuk pasar ekspor.

"TRIS mencatat pertumbuhan yang stabil pada 2023, dengan sedikit penurunan pada penjualan ekspor akibat pelemahan ekonomi global yang bersifat sementara sepanjang tahun," ujar Direktur Utama PT Trisula International Widjaja Djohan dalam sesi Public Expose, Senin (29/4/2024).

"Kalau kita lihat dari kontribusi penjualan, memang sebagian besar masih didominasi oleh pasar ekspor. Dan kita sudah bermain di pasar ekspor ini lebih dari 30 tahun," imbuh dia.

Adapun pada 2023 full year, TRIS membukukan laba kotor Rp 362,6 miliar, meningkat 7,7 persen dari 2022. Tren marjin perusahaan juga mengalami kenaikan, dengan gross margin 24,6 persen di 2023 (22,5 persen di 2022) dan net margin 4,6 persen di 2023 (4,3 persen di 2022).

"Di sisi lain, profitabilitas TRIS bahkan sudah lebih tinggi dibandingkan tingkat sebelum pandemi. Diikuti oleh peningkatan marjin. Ini menunjukan bahwa TRIS telah menunjukan stabilitas keuangan dan prospek pertumbuhan yang lebih baik ke depan," imbuh Widjaja.

3 dari 3 halaman

Kebijakan Dividen

Sementara untuk kebijakan dividen sebesar 25 persen dari laba bersih setelah pajak, TRIS membagikan sekitar Rp 20,2 miliar. Widjaja mengaku pihaknya secara konsisten selama 5 tahun terakhir tetap mempertahankan komitmen dengan bagi hasil keuntungan kepada pemegang saham.

"Di tahun 2023 kita menyalurkan total Rp 20 miliar dalam bentuk dividen kepada seluruh pemegang saham, termasuk dividen interim," ungkap dia.

Terkait penjualan produk, sektor ritel masih memegang pertumbuhan tertinggi sekitar 23 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada 2023. Namun secara keseluruhan, kontribusi terbesar penjualan tetap segmen manufaktur yang menyumbang 62 persen dari total penjualan.

"Dari sisi laba bersih, sektor manufaktur menyumbang kontribusi yang terbesar. Namun segmen ritel memberikan kontribusi yang meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pencapaian ini mencerminkan kondisi konsumen yang semakin pulih setelah pandemi, baik melalui penjualan B2B maupun B2C," tuturnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini