Sukses

Wall Street Terbang Setelah Rilis Data Inflasi AS, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Sentuh Level Tertinggi

Rilis data inflasi membuat investor optimistis terhadap kebijakan the Fed untuk pertahankan suku bunga acuan pada pekan ini. Sentimen itu membawa wall street kompak menguat sehingga sentuh level tertinggi.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Selasa, 13 Juni 2023 setelah rilis data inflasi terbaru menunjukkan perlambatan pada Mei 2023. Rilis data inflasi AS itu membuat investor optimistis kalau bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Rabu (14/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 145,79 poin atau 0,43 persen ke posisi 34.212,12. Indeks S&P 500 naik 0,69 persen menjadi 4.369,01. Indeks Nasdaq menguat 0,83 persen ke posisi 13.573,32.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq menyentuh posisi tertinggi dalam 13 bulan pada sesi perdagangan Selasa pekan ini. Dua indeks acuan itu sentuh level tertinggi sejak April 2022 pada perdagangan Senin pekan ini. Saat ini, indeks acuan tersebut naik 25 persen dari posisi terendah pada Oktober 2022.

Kemungkinan pergerakan indeks acuan itu dipengaruhi rilis data inflasi AS. Indeks harga konsumer pada Mei 2023 naik 4 persen year over year (YoY) dan menunjukkan inflasi melambat sejak Maret 2021.

Seiring laporan itu, pelaku pasar meningkatkan taruhan kalau the Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan pekan ini. Ada potensi 91 persen bank sentral AS tetap mempertahankan suku bunga 5 persen-5,25 persen menurut CME Group’s FedWatch.

“The Fed akan memberi sinyal setidaknya satu kenaikan lebih lanjut pada akhir 2023, selaras dengan ekspektasi pasar dan akan memandu ke arah melewati alih-alih jeda yang diperpanjang untuk duduk dan mengamati efeknya menaikkan suku bunga 5 persen sejak awal siklus kenaikan suku bunga,” ujar Head of iShares Investment BlackRock, Gargi Chaudhuri dikutip dari CNBC.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Nvidia

Saham-saham teknologi memimpin di tengah inflasi melandai dan suku bunga mendorong optimisme untuk sektor ini. Saham Oracle melonjak 0,2 persen sehari setelah vendor perangkat lunak tersebut melampaui perkiraan wall street pada kuartal IV tahun fiskal. Di sisi lain, saham raksasa streaming Netflix naik 2,8 persen.

Di sisi lain, Profesor dari New York University, Aswath Damodaran menuturkan, mungkin sulit untuk untuk menemukan lebih banyak ruang untuk mendukung Nvidia.

Saham Nvidia telah melonjak lebih dari 180 persen pada 2023 di tengah euforia seputar kecerdasan buatan atau artificial intelligence. Namun, ia menuturkan, sulit untuk melihat ruang bagi saham untuk naik setelah diperdagangkan sekitar USD 400.

“Saya telah memegang Nvidia selama lima tahun dan saya senang melakukannya. Nvidia pada dasarnya harus memusnahkan atau mendominasi seluruh pasar AI untuk membenarkan harga ini. Dan saya tidak mau mengambil taruhan itu. Maksud saya, ada terlalu sedikit sisi atas yang tersisa saat Anda memperhitungkannya,” kata dia.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Awal Pekan

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin, 12 Juni 2023. Indeks S&P 500 menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan seiring pelaku pasar berharap bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini.

Dikutip dari CNBC, Selasa  (13/6/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,93 persen ke posisi 4.338,93. Indeks S&P 500 menguat mencapai level tertinggi dari Agustus 2022 dan mencapai level intraday serta penutupan terbaik sejak April 2022.

Indeks Nasdaq bertambah 1,5 persen ke posisi 13.461,92, dan mencapai level tertinggi sejak April 2022. Indeks Dow Jones menguat 189,55 poin atau 0,56 persen ke posisi 34.066,33.

Pelaku pasar di wall street prediksi the Fed tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan pekan ini. Pelaku pasar perkirakan sekitar 72 persen kemungkinan tidak ada kenaikan, menurut FedWatch CME Group. The Fed telah menaikkan 10 kali berturut-turut sejak memulai siklus pengetatan kebijakan terbaru pada Maret 2022.

Data inflasi pada Selasa dapat membantu memperkuat perkiraan inflasi mereda. Hal ini seiring ekonom prediksi indeks harga konsumen menunjukkan penurunan inflasi ke tingkat tahunan 4 persen pada Mei 2023. Inflasi itu turun dari bulan sebelumnya 4,9 persen.

Co-chief Investment Officer Dylan Kremer menuturkan, bank sentral pada akhirnya akan memutuskan melewatkan kenaikan suku bunga pada Juni 2023. Namun, the Fed belum selesai menaikkan suku bunga secara keseluruhan.

“Kami tidak selalu percaya tidak ada lagi kenaikan, tetapi kami pikir ini adalah peluang 50:50 dari kenaikan lain yang terjadi dalam siklus ini. Semuanya sama, laporan CPI bisa menjadi penarik jangka pendek,” ujar dia.

Akan tetapi, harapan pasar kalau pejabat the Fed akan menekankan komitmen menjaga inflasi dengan kenaikan suku bunga pada Juli sebelum ditahan selama sisa 2023.

 

 

4 dari 4 halaman

Dampak Kecerdasan Buatan terhadap Perusahaan Teknologi

Pada pekan lalu, indeks S&P 500 mencapai tonggak sejarah signifikan, naik lebih dari 20 persen dari level terendah pada Oktober. Pergerakan tersebut menyebabkan banyak investor memberi sinyal bear market telah berakhir. Indeks acuan naik tipis. Indeks Nasdaq alami koreksi lebih besar, naik 33 persen dari level terendah dalam 52 minggu.

Sementara itu, indeks Nasdaq dan saham teknologi kembali memimpin dengan saham Amazon dan Tesla masing-masing naik lebih dari 2 persen. Saham teknologi yang terhubung dengan kecerdasan buatan telah melonjak karena antusiasme terhadap alat kecerdasan buatan semakin meningkat.

Namun, Needham melihat lima nama saham teknologi besar tertentu sebagai pemenang. Analis Laura Martin menyoroti saham Alphabet, Microsoft, Amazon, Apple dan Meta sebagai penerima manfaat utama. Hal ini mengingat ukuran, ruang lingkup, dan kecakapan keuangan memungkinkan membangun dan memelihara model kecerdasan buatan serta memanfaatkan bakat.

Di antara nama-nama ini, tiga penyedia cloud terbesar berdiri untuk sementara paling banyak dan tercepat. Martin berharap merek-merek ini memiliki biaya lebih rendah dan pendapatan lebih tinggi seiring perusahaan lain membayar lebih tinggi untuk akses modelnya. “Selain itu, layanan cloud menjadi lebih erat setelah bisnis membangun aplikasi di model dasar mereka,” ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.