Sukses

PGN Optimistis Kinerja Laba pada 2023, Ini Alasannya

PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) atau PGN optimistis dapat meningkatkan pertumbuhan laba pada 2023 di tengah potensi pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan permintaan energi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) atau PGN optimistis dapat meningkatkan pertumbuhan laba pada 2023. Ini mengingat, potensi pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan permintaan energi.

Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Perusahaan Gas Negara Beni Syarif Hidayat menuturkan, pihaknya mengincar pertumbuhan laba pada tahun ini.

"Kami tidak boleh merencanakan rugi, selalu kami proyeksikan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Mudah-mudahan proyeksinya baik di atas USD 326 juta," kata Beni Syarif dalam paparan publik, Selasa, 30 Mei 2023.

PGN mencatatkan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk USD 326,2 juta atau Rp 4,84 triliun (kurs IDR/USD: Rp 14.850). Laba tersebut 7 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode sama tahun lalu, laba perseroan tercatat USD 303,82 juta.

Laba bersih berasal dari pendapatan sebesar USD 3,6 miliar hingga 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 17,5 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,03 miliar.

Dari pendapatan tersebut, PGN mencatatkan, laba bruto sebesar USD 780,5 juta, laba operasi sebesar USD 592,2 juta dan EBITDA sebesar USD 1.216,8 juta.

Di sisi lain, PGN juga tengah menggenjot sejumlah proyek, seperti infrastruktur. Bahkan, perseroan juga mengaku siap meningkatkan program-program terhadap CNG (compressed natural gas) ritel yang merupakan salah satu program strategis PGN.

Tidak lupa juga program pemerintah terkait jaringan gas (jargas) sedang perseroan galakan. Perseroan sedang membangun secara besar untuk melakukan program city gas atau jaringan gas kota di mana pemanfaatannya cukup besar 400 ribu sambungan, harapannya per tahun ini perusahaan akan lakukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

PGN Tebar Dividen USD 228,36 Juta, 70 Persen dari Laba Bersih 2022

Sebelumnya, pemegang saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) atau PGN menyetujui pembagian dividen tahun buku 2022 sebesar 70 persen dari laba bersih. Dividen tersebut setara dengan USD 228.367.788 atau USD 228,36 juta.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perusahaan Gas Negara Fadjar Harianto Widodo menuturkan, pihaknya membagikan dividen untuk tahun buku 2022 lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

"Pembagian dividen tahun buku 2022 sebesar 70 persen dari laba bersih. 70 persen sudah diperhitungkan dengan liabilitas manajemen dan cash flow yang ada pada 2023 ini. Sehingga kami lihat sebesar 70 persen atau lebih tinggi dari tahun lalu, membeikan ruang pengembangan investasi 2023 dan kebutuhan modal kerja" kata Fadjar dalam konderensi pers  di Auditorium Graha PGAS, Jakarta, pada Selasa (30/5/2023).

Adapun, sebesar USD 228.367.788 atau sebesar 70 persen dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham sesuai porsi kepemilikan saham pada perseroan dan dibayarkan secara tunai rupiah dengan kurs Bank Indonesia sesuai tanggal RUPS Tahun Buku 2022 selambat-lambatnya 30 hari setelah ditetapkan dalam RUPS Tahunan Perusahaan Gas Negara.

RUPST juga menetapkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2022 sebesar USD 326.239.697 atau USD 326,23 juta.

 

3 dari 5 halaman

Rencana Strategis PGN

"PGN sebagai Subholding Gas Pertamina menjaga kinerja transmisi dan distribudi gas bumi sepanjang 2022. Kinerja operasional berhasil melampaui target volume lifting segmen migas di Blok Pangkah dan Fasken, didukung kenaikan ICP sehingga berkontribusi signifikan pada kinerja keuangan,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.

Program penghematan biaya melalui inovasi dan peningkatan efektivitas juga berperan penting dalam kesuksesan perusahaan.

Terlaksananya liability management, peningkatan kinerja ventura, serta efektivitas dan efisiensi di setiap kegiatan perusahaan, baik di PGN maupun anak perusahaan dan afiliasi, turut memperkuat kinerja perseroan.

"Rencana strategis PGN ke depan, bertujuan untuk menciptakan nilai tambah berkelanjutan dan meningkatan utilisasi gas sebagai energi transisi menuju net zero emission,” kata Rachmat.

 

4 dari 5 halaman

Pengembangan PGN

Rencana yang dilakukan antara lain melalui peningkatan lifting migas, dukungan alih kelola Blok Rokan melalui pembangunan pipa minyak Rokan, gasifikasi kilang-kilang Pertamina untuk mendukung efisiensi kilang (di antaranya Senipah – Balikpapan yang targetnya akan mulai beroperasi pada kuartal III 2023), pengembangan LNG dan CNG retail di wilayah yang belum memiliki jaringan pipa gas, serta Jargas Rumah Tangga untuk mengurangi impor LPG.

Selain itu, PGN berupaya untuk perluasan wilayah bisnis ke skala internasional melalui kegiatan LNG Trading. Untuk mendukung pengoperasian Blok Rokan pasca alih kelola, PGN melalui anak perusahaannya yaitu Pertagas telah membangun jaringan pipa transmisi minyak sepanjang 367 km dari Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai (WK Rokan PSC). Pengaliran minyak bumi telah dialirkan pada kuartal IV 2022.

Rachmat melanjutkan, pada proyek jargas, PGN terus menjalankan pengembangan. PGN telah menyusun Road Map pembangunan jargas yang dapat membantu mengurangi subsidi dan Import LPG sd 57,5 juta tabung LPG pada 2026.

 

 

5 dari 5 halaman

Pembangunan Fasilitas LNG

Dalam upaya pemanfaatan infrastruktur gas bumi beyond pipeline, saat ini terdapat 73 SPBG dan MRU yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Kalimantan milik Pertamina Group yang akan dikelola oleh Subholding Gas. SPBG dan MRU ini melayani pelanggan sektor Industri, Komersial, Rumah Tangga, dan Transportasi yang lokasinya jauh dari jaringan pipa gas.  

"PGN Bersama Dirjen Migas telah berdiskusi dengan untuk melakukan konversi transportasi umum dan truk utilitas di masing masing wilayah, serta meningkatkan utilisasi gas untuk sektor transportasi. PGN juga melakukan sinergi di internal Pertamina Group untuk melakukan konversi truk tanki yang digunakan untuk distribusi BBM,” imbuhnya.

Saat ini, PGN dalam proses perencanaan dan pembangunan fasilitas LNG Liqeufaction dan mini LNG Hub di Pulau Jawa yang akan digunakan untuk menyalurkan LNG dalam bentuk Iso Tank, Micro Bulk, dan VGL dengan harga yang kompetitif ke pelanggan Industri dan Retail yang lokasinya belum terjangkau oleh jaringan pipa gas.   

"Tantangan disrupsi masif di pasar energi global akan melanda setiap negara. PGN selaku Subholding Gas Group menjawab tantangan tersebut melalui pengembangan rantai bisnis gas bumi, baik melalui pipa gas, CNG, maupun LNG. Kami ingin menunjukkan bahwa gas bumi dan Subholding Gas merupakan solusi nyata dalam masa transisi energi saat ini,” ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.