Sukses

Masuk Tahun Politik, Mirae Asset Sekuritas Jagokan Saham Ini

Head of Research Mirae Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menuturkan, pemilu akan dongkrak daya beli masyarakat sehingga jadi katalis positif untuk sektor saham konsumsi.

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki tahun politik, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis sektor konsumer akan berkibar. Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menjelaskan, sektor ini diuntungkan dari belanja yang dilakukan sehubungan dengan kampanye jelang pemilihan umum (pemilu) 2024.

"Secara historical, indeks kepercayaan konsumen (IKK) naik trennya kurang lebih sejak satu tahun sebelum pemilu. Dan kali ini, pemilunya bukan hanya satu kali. Tapi tiga, Presiden, level DPR, dan level Pemda. Ini membuat daya beli masyarakat akan terdongkrak, dan ini positif untuk customer goods,” kata dia dalam konferensi pers Sage Talk & Market Outlook di Jakarta, Selasa, 6 Desember 2022, dikutip Rabu (7/12/2022).

Hariyanto mengungkapkan, penjualan sektor konsumen mencatat pertumbuhan tahunan (year on year/YoY) yang lebih tinggi selama tiga kuartal sebelum pemilu, dibandingkan pertumbuhan YoY pada kuartal sebelumnya. Hal itu utamanya disebabkan oleh dana kampanye yang sudah mulai bergulir, setidaknya satu tahun sebelum pemilu.

“Selain karena sentimen pemilu, kami menyukai sektor konsumer non-siklis karena menurut kami margin keuntungan mereka akan meningkat dan pendapatan mereka akan mengalami pertumbuhan yang layak pada 2023 sebagai dampak dari harga jual yang lebih tinggi dan biaya produksi yang dinormalisasi,” kata Hariyanto.

Informasi saja, harga produk pertanian atau agrikultur sempat meningkat sepanjang 2021 dan melonjak pada kuartal II 202. Hal itu disebabkan oleh gangguan pasokan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina. Sementara Hariyanto memperkirakan harga CPO, jagung, kopi, dan gandum akan terus normal pada 2023.

“Kombinasi ASP yang lebih tinggi dan normalisasi biaya produksi pada tahun depan akan membuat margin keuntungan bahan pokok konsumen meningkat pada 2023 setelah mencapai titik terendah pada kuartal II hingga kuartal III 2022,” ujar dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Pilihan

 

ICBP

Mirae Asset Sekuritas Indonesia jagokan saham ICB lantaran perusahaan berhasil menorehkan pemulihan marjin keuntungan dari penjualan produk mie instan akan berlanjut pada kuartal-kuartal mendatang, sebagian besar karena dampak jangka waktu normalisasi harga gandum dan CPO.

Bersamaan dengan itu, perusahaan membatasi kerugian valas pada kuartal-kuartal mendatang harus dibatasi, sejalan dengan pelemahan Rupiah. Di sisi lain, perusahaan juga akan mendapat sentimen positif dari pemilu.

INDF

Alasan utama saham ini jadi pilihan adalah pemulihan margin laba CBP pada kuartal III 2022 yang disebut akan berlanjut pada kuartal-kuartal mendatang. Bersamaan dengan itu, Mirae Asset Indonesia berkeyakinan kerugian valas pada kuartal mendatang dapat dibatasi. Sama seperti ICBP, INDF juga menjadi perusahaan yang tersengat sentimen positif sepanjang tahun politik jelang pemilu 2024.

Tak kalah menarik, INDF diperkirakan akan membagikan dividen sekitar Rp 295 pada Juli 2023, menghasilkan hasil dividen yang layak sebesar 4,3 persen.

MYOR

Hariyanto menjelaskan, MYOR diuntungkan dari melemahnya Rupiah karena 45 persen pendapatannya berasal dari pasar ekspor.

Di sisi lain, kenaikan harga jual per gram akan semakin meningkatkan marjin keuntungannya, dari perkiraan sebelumnya 18-20 persen harga jual per gram sementara realisasi sampai dengan kuartal III 2022 telah mencapai 15 persen. Adapun pendapatan perusahaan pada tahun depan didorong dari pelonggaran harga gandum, kopi, dan CPO.

 

3 dari 4 halaman

Revisi Target IHSG pada Akhir 2022

Sebelumnya, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengubah target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir tahun 2022. Sebelumnya, perusahaan memperkirakan IHSG bertengger di posisi 7.400 sebelum direvisi ke posisi 7.200.

Head of Research Mirae Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menerangkan, revisi ini setali dengan kinerja salah satu sektor, yakni sektor saham teknologi yang mencatatkan kinerja kurang memuaskan pada beberapa waktu terakhir. Sehingga sektor ini menjadi pemberat IHSG.

"Jadi 7.400 waktu itu kita belum memperhitungkan sentimen negatif terhadap sektor teknologi. Kita revisi dari 7.400 jadi 7.200,” ujar Hariyanto dalam konferensi pers Sage Talk & Market Outlook di Jakarta, Selasa (6/11/2022).

Pada perdagangan hari ini, Selasa 6 Desember 2022, sektor saham teknologi melemah 1,54 persen. Selama sepekan, sektor ini amblas 9,74 persen. Adapun sejak Januari 2022 atau secara year to date (ytd), sektor teknologi susut 42,36 persen.

Di sisi lain, Hariyanto cukup optimistis target IHSG itu bisa tembus disokong adanya window dressing yang disebut bakal terjadi pada Desember 2022. Dia menambahkan, window dressing akan berlangsung pada emiten kapitalisasi besar (big cap), sehingga ia yakin IHSG 7.200 bisa dicapai.

"Kita optimis di Desember ini akan ada window dressing. Dan  window dressing ini lebih kepada emiten big cap seperti bank. Jadi kami optimis IHSG berpotensi naik ke 7.200,” kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 6 Desember 2022

Laju IHSG tersungkur sepanjang perdagangan saham Selasa, (6/12/2022). Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,36 persen ke posisi 6.892,57.

Sebanyak 461 saham melemah sehingga menekan IHSG. 122 saham menguat dan 123 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.294.007 kali dengan volume perdagangan 32,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 15,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.611.

Mayoritas indeks sektor saham tertekan, kecuali sektor saham energi naik 0,54 persen. Sektor saham basic merosot 2,61 persen, sektor saham industri merosot 1,41 persen, sektor saham non siklikal turun 0,58 persen, sektor saham siklikal terpangkas 1,54 persen, dan sektor saham kesehatan melemah 1,46 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan susut 0,76 persen, sektor saham properti terpangkas 1,62 persen, sektor saham teknologi melemah 1,54 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 2,83 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,87 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.