Sukses

Sosok Eden Golan, Kontestan Eurovision asal Israel yang Picu Kontroversi dan Teriakan Bebaskan Palestina

Sosok Eden Golan yang wakili Israel dalam kontes Eurovision 2024 kena cemooh dan teriakan saat penampilannya di Malmo, Swedia. Kehadirannya pun membawa kontroversi mengingat Israel tetap diperbolehkan berpartisipasi setelah operasi militer IDF di Gaza.

Liputan6.com, Jakarta - Ajang musik Eurovision 2024 baru saja terselenggara pada 8--11 Mei 2024 di Malmo, Swedia. Kontes lagu tahunan yang diselenggarakan oleh Uni Penyiaran Eropa tersebut penuh dengan kontroversi seiring keikutsertaan penyanyi asal Israel, Eden Golan.

Golan yang melaju hingga babak semi final mendapatkan banyak kecaman dari publik dan para penonton kontes nyanyi tersebut. Dikutip dari surat kabar Newsweek, Minggu (12/5/2024), banyak video yang diunggah ke Twitter atau X dari dalam arena yang menunjukkan serangkaian cibiran dan nyanyian "Bebaskan Palestina" selama dan setelah Golan tampil. 

"Video lain penonton di Malmö Arena mencemooh Eden Golan dan Israel saat tampil di final Eurovision 30 menit lalu. Beberapa orang meneriakkan "Palestina" dan "Genosida"," tulis akun X @visegrad24 hari ini, Minggu.

Dikutip dari The Sun, Golan diketahui sudah aktif dalam dunia musik sejak usia sembilan tahun ketika ia memulai kariernya lewat ajang pencarian bakat. Golan bahkan pernah menjadi finalis The Voice Kids tahun 2018 di negara asalnya. Penyanyi kelahiran Kafa Saba, Israel ini juga menjadi anggota grup musik The Cosmo Girls sebelum akhirnya menjadi penyanyi solo.

Selain itu, Golan juga pernah dibesarkan di Rusia sejak usia enam tahun, di mana kedua orangtuanya adalah keturunan Yahudi dari Uni Soviet sebelum akhirnya pindah ke Israel. Ia menggambarkan gaya musiknya sebagai "pop, soul dan R&B".

Media melaporkan dari dalam arena bahwa Golan juga mendapat banyak sorakan dan beberapa penggemar mengibarkan bendera Israel selama penampilan pemain berusia 20 tahun itu. Ejekan dan nyanyian pro-Palestina tidak terdengar di siaran langsung.

Penyanyi berusia 20 tahun tersebut membawakan lagu berjudul 'Hurricane' dengan bahasa Inggris dan sedikit campuran Ibrani di bagian akhir. Partisipasi Israel dalam ajang musik kreatif Eropa sudah berlangsung sejak 1973.

Kecaman soal keikutsertaan negara Timur Tengah tersebut semakin tak terbendung, terutama setelah dilakukannya operasi militer oleh Israel Defense Force (IDF) sejak akhir tahun lalu. Aksi boikot tersebut juga terjadi di luar panggung Eurovision, di tengah kota Malmo, Swedia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ribuan Orang Protes Eurovision 2024 karena Ada Israel

Dilansir dari Al Jazeera, ribuan orang melakukan protes di kota Malmo menentang partisipasi Israel dalam ajang Eurovision 2024 seiring bergeraknya genosida Israel di Palestina. Pada Sabtu, 11 Mei 2024, sekelompok besar pengunjuk rasa berkumpul di alun-alun kota tersebut sebelum berbaris menuju tempat kontes, mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan "Eurovision dipersatukan oleh genosida", pelesetan dari slogan resmi Eurovision yaitu, "disatukan oleh musik".

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengeluhkan standar ganda yang diterapkan oleh European Broadcasting Union (EBU), yang menyelenggarakan kontes tersebut melarang Rusia mengikuti Eurovision pada 2022 setelah invasinya ke Ukraina.

Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak adil jika negara yang "melakukan genosida" diizinkan untuk ambil bagian dalam acara tersebut. Ia menambahkan bahwa para pengunjuk rasa kecewa dengan penyitaan bendera dan syal Palestina oleh pihak berwenang.

Melaporkan dari Malmo, protes selama beberapa hari terakhir relatif damai, namun saat final sedang berlangsung, beberapa pengunjuk rasa hingga diringkus oleh polisi. Kepolisian Swedia memperkirakan antara 6.000 dan 8.000 orang bergabung dalam demonstrasi di Malmo pada hari Sabtu kemarin.

Sementara itu, penyanyi Prancis Slimane menghentikan latihannya pada Sabtu pagi dan mengatakan bahwa bernyanyi untuk perdamaian adalah impian masa kecilnya.

3 dari 4 halaman

Kontestan Belanda Didiskualifikasi, Tidak Setuju Duduk di Dekat Golan

Sebelumnya pada Sabtu, kontes tersebut juga diguncang oleh diskualifikasi kontestan asal Belanda, Joost Klein. "Polisi Swedia telah menyelidiki keluhan yang dibuat oleh seorang perempuan anggota kru produksi setelah insiden setelah penampilannya di semifinal Kamis malam," kata EBU, yang mengawasi acara tersebut, dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun proses hukum sedang berjalan, tidak pantas baginya untuk melanjutkan kontestasi."

Penyiar Belanda AVROTROS mengatakan insiden itu melibatkan Klein yang difilmkan langsung setelah keluar dari panggung "melanggar perjanjian yang dibuat dengan jelas". Perjanjian apa yang dilanggar tidak diterangkan secara jelas dalam pernyataan.

Menurut pernyataan AVROTROS, Klein kemudian berulang kali menyatakan bahwa dia tidak ingin difilmkan setelah itu dia membuat "gerakan mengancam" ke arah kamera, namun tidak menyentuh juru kamera.

"Kami menjunjung sopan santun, jangan sampai terjadi kesalahpahaman. Namun, dalam pandangan kami, perintah pengecualian tidak sebanding dengan kejadian ini," kata AVROTROS.

Klein telah memicu kontroversi pada konferensi pers hari Kamis ketika dia berulang kali menutupi wajahnya dengan bendera Belanda, yang tampaknya menandakan dia tidak setuju ditempatkan di samping kontestan Israel, Golan.

4 dari 4 halaman

Penyanyi Nemo asal Swiss Juarai Kontes

Penyanyi asal Swiss,  Nemo memenangkan Kontes Lagu Eurovision 2024 pada Minggu pagi dengan membawakan lagu "The Code," sebuah syair pop-rap opera untuk perjalanan penyanyi tersebut menuju identitas nongender.

Dikutip dari AP, kontestan Swiss tersebut mengalahkan rocker Kroasia, Baby Lasagna dengan meraih poin terbanyak dari kombinasi juri nasional dan penonton di seluruh dunia. Nemo (24) adalah pemenang non-biner pertama dari kontes yang telah lama dianggap sebagai tempat berlindung yang aman oleh komunitas LGBT. Nemo juga merupakan pemenang Swiss pertama sejak 1988, ketika penyanyi Kanada Celine Dion berkompetisi di bawah bendera Swiss.

"Terima kasih banyak," kata Nemo setelah hasil final hari Sabtu diumumkan segera setelah tengah malam.

"Saya berharap kontes ini dapat memenuhi janjinya dan terus memperjuangkan perdamaian dan martabat setiap orang."

Pada konferensi pers pasca kemenangan, Nemo mengungkapkan kebanggaannya menerima piala tersebut untuk "orang-orang yang berani menjadi diri sendiri dan orang-orang yang perlu didengarkan dan perlu dipahami," sebutnya.

Ia juga mengatakan bahwa saat ini "kita membutuhkan lebih banyak belas kasih" serta "empati", tutupnya.

Selain Nemo, juara kedua ajang yang sudah berlangsung selama 68 kali tersebut juga dimenangi oleh Baby Lasagna pada urutan kedua, alyona alyona & Jerry Heil asal Ukraina pada urutan ketiga, Slimane dari Prancis di urutan keempat, dan Eden Golan dari Israel di peringkat kelima.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.