Sukses

Trivia Saham: Mengenal Tokoh Penggagas Analisis Teknikal

Charles Dow menjadi nama yang paling sering disebut sebagai tokoh dengan pengaruh besar dalam sejarah keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Istilah analis teknikal mestinya tak lagi asing bagi investor maupun trader di pasar modal. Secara sederhana, teknik ini merupakan metode yang dipakai untuk mempertimbangkan arah arah investasi berdasarkan tren pergerakan harga saham.

Namun, tahukan Anda siapa pencetus teknik ini? Melansir Investopedia, Minggu (27/11/2022), Charles Dow menjadi nama yang paling sering disebut sebagai tokoh dengan pengaruh besar dalam sejarah keuangan. Dia mendirikan The Wall Street Journal dan menciptakan Indeks Industri Dow Jones.

Dengan melakukan itu, Dow membuka pintu untuk analisis teknikal. Dow mencatat pasang surut rata-rata harian, mingguan dan bulanan, menghubungkan pola dengan pasang surut pasar. Dari situlah Dow kemudian menyatakan jika pola-pola harga yang terbentuk di pasar cenderung berulang dan bisa diprediksi dari peristiwa sebelumnya.

William P. HamiltonBak melengkapi teori sebelumnya, William P. Hamilton mencoba menerapkan teori Dow dalam indeks saham. Menurut dia, Teori Dow adalah kumpulan tren pasar yang sangat terkait dengan metafora samudera, atau kondiis pasar yang bergelobang.

Mislanya, bagaimana tren pasar jangka panjang selama empat tahun atau lebih, ini diposisikan sebagai gelombang pasar, baik naik (bullish) atau turun (bearish). Diikuti oleh gelombang jangka pendek yang berlangsung antara seminggu dan sebulan. Terakhir, ada cipratan dan riak kecil air yang berombak hingga timbulkan fluktuasi harian yang tidak signifikan.

Karena Dow tidak bisa menjelaskan indikasi tren secara lebih detail, William P. Hamilton kemudian mencoba menerapkan teori Dow dalam indeks saham. Darinya, terciptalah istilah bullish (tren naik) dan bearish (tren menurun).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Robert Rhea

Robert Rhea

Robert Rhea mengambil Teori Dow dan mengubahnya menjadi indikator praktis untuk melakukan long atau short di pasar. Dia menulis buku dengan topik "The Dow Theory" (1932). Rhea berhasil memprediksikan level Bottom pasar pada 1932, sementara level top berhasil dianalisa pada 1937.

Berita keberhasilannya dalam mengembangkan Teori Dow itu pun lantas berpengaruh terhadap jumlah subscriber newsletter investasi Rhea, Dow Theory Comments.

Edson Gould Gould juga menghasilkan sebagian besar uangnya dari menulis buletin mengenai berinvestasi dan menjualnya seharga USD 500 pada 1930.

Keberhasilan Gould menjadi pelopor analisa teknikal ditandai dengan prediksi-prediksinya yang dianggap cukup akurat. Ia bahkan bisa memprediksi kenaikan indeks saham Dow Jones hingga 400 poin dalam pasar bullish 20 tahun mendatang.

Pun, ia mengatakan jika saham Dow Jones bisa melampaui angka 1.040 pada 1973 dan seterusnya. Gould menggunakan grafik, psikologi pasar, dan indikator yang dibagi dengan dividen per saham perusahaan. Gould tutup usia pada 1987, tetapi pada tahun 1991 Dow mencapai 3.000, seperti yang dia prediksi. Pada saat prediksinya pada 1979, Dow belum menembus 1.000.

John Magee

John Magee menulis kitab analisis teknikal, "Analisis Teknis Tren Saham" (1948). Magee adalah Ia adalah satu-satunya pelopor analisa teknikal yang nekat bertransaksi hanya mengandalkan pergerakan harga saham serta pola harga secara historis. Magee memetakan segalanya, mulai dari kepemilikan saham individu, rata-rata, volume perdagangan atau apapun yang pada dasarnya dapat digambarkan.

Dia kemudian menuangkan grafik ini untuk mengidentifikasi pola yang luas dan bentuk tertentu seperti segitiga, bendera, badan, bahu dan sebagainya. Secara berurutan, bentuk-bentuk yang ditemukan Gould itu merupakan cikal bakal pola Triangle, pola Flag, serta Head and Shoulders.

 

3 dari 4 halaman

Kenali itu Level Support dan Resistance

Sebelumnya, bagi Anda Anda yang masih baru investasi di saham, mungkin ada sejumlah istilah-istilah di pasar modal yang terasa asing di telinga.

Namun, istilah-istilah di pasar modal tersebut juga perlu dikenali dan dipahami saat berinvestasi. Kali ini trivia saham membahas mengenai level support dan resistance. Mungkin istilah support dan resistance ini sering terlihat dalam riset perusahaan sekuritas terkait rekomendasi saham.

Mengutip laman most.co.id, Minggu (23/10/2022), istilah support dan resistance digunakan untuk menunjuk level harga pada chart dan grafik yang bertindak sebagai penanda pergerakan harga yang tidak menembus nilai tertentu. Support dan resistance ini dapat dilihat dengan memakai grafik candlestick.

Lalu apa itu support dan resistance?

Mengutip Instagram resmi @ajaib_investasi, support ini merupakan garis di bawah chart atau batas bawah harga saham dan merupakan titik atau area terendah yang tidak tertembus pergerakan harga yang menurun. Area support adalah area tepat melakukan aksi beli.

Sementara itu, resistance merupakan garis di atas chart atau batas atas harga saham dan merupakan titik atau area tertinggi yang tidak tertembus pergerakan harga yang naik, kebalikan dari support. Area resistance adalah area tepat melakukan aksi profit taking.

Adapun support dan resistance ini diilustrasikan dengan memakai garis horizontal, miring dan melengkung. Akan tetapi, atribut ini dapat juga digambar menggunakan persegi panjang yang menunjukkan area perpanjangan atau area shadow. Shadow adalah garis panjang di candle yang berpotensi menjadi tempat terjadinya perubahan harga.

Mengutip laman most.co.id, resistance ini dapat berubah fungsi menjadi support ketika harga saham menembusnya atau breakout. Sebaliknya support dapat berubah menjadi resistance ketika harga saham menembusnya atau breakout.

 

4 dari 4 halaman

Fungsi

Lalu bagaimana fungsi support dan resistance?

“Support dan resistance saham adalah salah satu cara trader untuk menaksir tingkat harga saat ini dan memprediksi pergerakan harga di masa depan,”

Support dan resistance berfungsi sebagai indikator atau sebagai alat konfirmasi pergerakan harga. Dengan demikian, trader tidak bergantung hanya pada support dan resistance saja untuk mencari sinyal masuk dan keluar.

"Demi mendapatkan sinyal masuk dan keluar yang baik, analis fundamental tetap dibutuhkan. Analisis fundamental membantu menentukan kualitas suatu saham sementara analisis teknikal membantu membaca dan mengantisipasi sentimen pasar,"

Cara menentukan support dan resistance saham:

1.Persiapan. Trader akan siapkan grafik candlestick dan membukanya dengan versi desktop/pc dan tablet.

2.Tentukan time frame. Trader dapat memilih time frame apa saja sesuai dengan strategi trading yang dipilihnya.

3.Tentukan titik puncak harga. Titik puncak harga adalah harga pernah berbalik arah atau mencapai titik tertinggi atau terendah, baik naik dan turun.

4.Siapkan fitur menggambar garis atau area. Fitur ini hampir selalu ada di aplikasi trading. Minimal aplikasi sekuritas memiliki fitur trendline untuk menggambar garis dan rectangle untuk menggambar area.

5.Hubungkan titik-titik puncak. Untuk menghubungkan titik puncak, Anda dapat memakai garis horizontal, miring atau melengkung.

6.Menentukan support. Area support adalah area di sekitar garis yang menyambungkan titik-titik puncak harga terendah.

7.Menentukan resistance. Area resistance adalah area di sekitar garis yang menyambungkan titik-titik puncak harga tertinggi.

8.Mengenali harga yang menembus support dan resistance. Support yang berhasil ditembus berubah menjadi resistance. Sebaliknya, resistance yang berhasil ditembus berubah menjadi support.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.