Sukses

Penuhi Modal Inti Rp 3 Triliun pada 2022, Bank Ina Absen Bagi Dividen

Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Daniel Budirahayu menyampaikan, laba bersih periode 2021 akan dialokasikan untuk menunjang operasional perseroan pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyetujui tidak ada pembagian dividen atas laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.

Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Daniel Budirahayu menyampaikan, laba bersih periode 2021 akan dialokasikan untuk menunjang operasional perseroan pada 2022.

“Karena Bank Ina masih membutuhkan permodalan, sehingga untuk tahun ini kita tidak ada pembagian dividen. Keuntungan yang kami peroleh untuk meningkatkan kita punya operasional dan peningkatan bisnis di samping pengembangan infrastruktur di digitalisasi,” kata Daniel dalam paparan publik, Jumat (3/6/2022).

Selain itu, laba bersih tahun buku 2021 juga akan dialokasikan untuk pemenuhan modal inti bank sesuai ketentuan OJK, yakni sebesar Rp 3 triliun pada 2022. Adapun pada 2021, perseroan berhasil membukukan laba Rp 39,74 miliar.

Laba itu melesat hingga 105 persen dari laba tahun sebelumnya yang hanya Rp 19,3 miliar. Di samping dari laba tahun buku 2021, perseroan juga akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) IV untuk pemenuhan modal inti tersebut.

"Tahun ini juga kami akan rights issue Rp 1 triliun ini juga salah satu untuk memenuhi ketentuan OJK, bahwa perbankan di 2022 ini harus ditutup dengan modal Rp 3 triliun,” ujar Daniel.

Adapun rencana PUT IV telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang juga digelar hari ini.

Dalam aksi tersebut, perseroan akan melakukan PUT IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 100 per lembar.

"Dengan rencana untuk rights issue yang keempat ini, kami harapkan modal bank kita pada akhir 2022 sudah mencapai di atas Rp 3 triliun,” imbuh Daniel.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gerak Saham BINA

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat, 3 Juni 2022, saham BINA naik 0,51 persen ke posisi Rp 3.960 per saham. Saham BINA dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 3.990 per saham.

Saham BINA berada di level tertinggi Rp 3.990 dan terendah Rp 3.880 per saham. Total frekuensi perdagangan 106 kali dengan volume perdagangan 2.618 saham. Nilai transaksi Rp 1 miliar.

Penguatan saham BINA terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat. IHSG melompat 0,88 persen ke posisi 7.211,49. Indeks LQ45 menguat 1 persen ke posisi 1.050,30. Sebagian besar indeks acuan kompak menghijau. Sebanyak 288 saham menguat dan 236 saham melemah. 160 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 932.861 kali dengan volume perdagangan 20,4 miliar saham. Nilai transaksi Rp 11,1 triliun.

Sepanjang tahun berjalan 2022, saham BINA naik 3,41 persen ke posisi Rp 3.940 per saham. Saham BINA berada di level tertinggi Rp 4.350 dan terendah Rp 2.910 per saham. Total volume perdagangan 108.598.000 saham. Nilai transaksi Rp 402,3 miliar. Total frekuensi perdagangan 40.382 kali.

3 dari 4 halaman

Gandeng Mambu Perkuat Layanan Perbankan Digital

Sebelumnya, Mambu, platform SaaS cloud banking  terkemuka di industri keuangan  menggandeng PT Bank INA Perdana Tbk (Bank INA) Indonesia. Melalui kemitraan ini, Mambu mendukung transformasi digital di emiten bank berkode BINA demi menghadirkan layanan perbankan digital baru di pasar Indonesia.

Platform Mambu yang agile dan cloud-native dapat membantu bank dan lembaga keuangan untuk memperluas skala dan meluncurkan layanan perbankan digital baru dalam hitungan beberapa minggu.

Sebagai satu-satunya platform SaaS banking yang terlahir di cloud, Mambu memakai pendekatan composable sehingga bank dapat meluncurkan layanan perbankan inovatif yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah secara lebih spesifik.

Bank INA, sebagai bagian dari salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, grup Salim akan memanfaatkan platform cloud-native banking Mambu sebagai fondasi teknologi dari layanan perbankan digital baru.

Direktur Utama Bank INA, Daniel Budirahayu menuturkan,  dalam upaya menyediakan layanan perbankan digital, pihaknya  sangat mengutamakan sistem dan infrastruktur yang tepat demi menjamin pengalaman perbankan dan keamanan terbaik bagi nasabah.

"Berkat platform SaaS cloud banking Mambu, kami telah memilih platform cloud-native banking dengan kinerja terbaik dan paling andal di industri. Kami sangat meyakini bahwa langkah ini adalah keputusan yang tepat,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (25/10/2021).

Sementara itu, Managing Director Asia Pasifik Mambu, Myles Bertrand menuturkan, pihaknya senang bekerja sama dan mendukung transformasi digital Bank INA.

Mambu mengapresiasi uji kelayakan yang dilakukan tim Bank INA untuk memilih platform cloud banking terbaik.

“Pendekatan Mambu yang mengutamakan arsitektur terpadu akan mendukung Bank INA beralih menjadi bank digital yang memenuhi kebutuhan nasabah, baik pada saat ini dan masa mendatang,” tutur dia.

4 dari 4 halaman

Percepat Transformasi dan Adopsi Teknologi Perbankan Digital

General Manager dan Country Head, Mambu untuk Indonesia, Husni Fuad menuturkan, pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi dan adopsi teknologi perbankan digital di seluruh dunia, termasuk di  Indonesia.

Bank INA, didukung oleh platform Mambu, segera menawarkan layanan digital kepada nasabah ritel dan UMKM, memberikan produk dan pengalaman perbankan yang lebih baik, serta memperluas akses layanan keuangan bagi banyak nasabah yang belum terjangkau atau belum memanfaatkan layanan perbankan.

Direktur Perbankan Digital Bank INA, Yulius Purnama Junaedi menuturkan, Bank INA akan berkolaborasi dengan Mambu dengan cara memanfaatkan teknologi termutakhir. Dengan demikian, Bank INA dapat menjadi pemimpin industri perbankan digital di Indonesia.

"Kami optimis, bersama Mambu, Bank INA mampu melengkapi digitalisasi keuangan dan pembayaran dalam ekosistem Salim Group. Tujuan kami adalah menghadirkan layanan perbankan digital yang memberikan solusi dan memberdayakan berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia,” ujar dia.

Mambu berhasil mengungguli penyedia platform perbankan digital lainnya berkat kegesitan, kecepatan, dan efisiensi biaya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini