Sukses

Bursa Saham Asia Loyo Tersengat Wall Street

Bursa saham Asia Pasifik kompak tertekan pada perdagangan Selasa, 10 Mei 2022, ikuti wall street.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik jatuh pada perdagangan Selasa pagi (10/5/2022) usai koreksi semalam di wall street yang membuat indeks Nasdaq Composite turun lebih dari 4 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,88 persen karena saham Fast Retailing turun hampir 2 persen. Indeks Topix diperdagangkan 1,75 persen lebih rendah.

Indeks Kospi Korea Selatan turun lebih dari 2 persen sementara indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 2,33 persen.Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,76 persen lebih rendah.

Saham teknologi di Asia Pasifik turun dalam perdagangan Selasa pagi, sebagian besar mencerminkan kerugian setelah indeks Nasdaq Composite turun 4,29 persen semalam menjadi 11.623,25.

Pada Selasa pagi ini, saham konglomerat Jepang SoftBank Group turun 4,9 persen. Saham Kakao Korea Selatan turun 2,38 persen sementara Krafton turun 2,39 persen.

Indeks utama lainnya di wall street juga mengalami kerugian besar, dengan indeks S&P 500 tergelincir 3,2 persen menjadi 3.991,24 jatuh di bawah level 4.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 653,67 poin, atau 1,99 persen, menjadi 32.245,70.

Indeks USD berada di 103,693 turun dari level di atas 103,8 yang terlihat baru-baru ini.

Yen Jepang diperdagangkan pada 130,38 per dolar, lebih kuat dibandingkan dengan level di atas 130,5 yang terlihat terhadap greenback kemarin.

Sedangkan, dolar Australia berada di 0,6953, berjuang untuk pulih setelah penurunan minggu lalu dari di atas 0,72.

Harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional berjangka minyak mentah Brent turun 0,41 persen menjadi USD 105,51 per barel. Minyak mentah berjangka AS turun 0,29 persen menjadi USD 102,79 per barel.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Senin 9 Mei 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street alami koreksi tajam pada perdagangan Senin, 9 Mei 2022. Indeks S&P 500 sentuh posisi di bawah 4.000 untuk pertama kali lebih dari setahun seiring aksi jual saham.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 653,67 poin ke posisi 32.245,70 atau 1,99 persen. Indeks S&P 500 turun 3,2 persen ke posisi 3.991,24. Sementara itu, indeks Nasdaq terpangkas 4,29 persen menjadi 11.623,25.

Indeks S&P 500 berada di level rendah 3.975,48, dan mencapai posisi di bawah 4.000 yang menunjukkan level terendah sejak Maret 2021. Posisi tersebut juga menunjukkan indeks acuan tersebut turun 17 persen dari posisi tertinggi dalam 52 minggu. Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konsumsi.Pergerakan di wall street ini juga setelah wall street selesaikan minggu yang tidak menentu karena investor mempertimbangkan prospek kenaikan suku bunga dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Di tengah koreksi saham yang terjadi, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sentuh posisi tertinggi sejak 2018 dengan sentuh di atas 3 persen.

"Ini adalah repricing yang signifikan, ini adalah dislokasi yang signifikan dan ini semua didorong oleh kebijakan Federal Reserve," ujar Jeff dari Sanctuary Wealth, dilansir dari CNBC, Selasa, 10 Mei 2022.

Ia melihat pasar pulih jika the Federal Reserve memiliki kemampuan untuk menenangkan suku bunga. "Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun harus kembali di bawah 3 persen," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Kenaikan imbal hasil obligasi AS terus menekan saham teknologi antara lain Meta Platforms dan Alphabet yang masing-masing turun 3,7 persen dan 2,8 persen. Saham Amazon, Apple dan Netflix masing-masing turun lebih dari 5 persen, 3 persen dan 4 persen. Sementara itu, saham Tesla dan Nvidia masing-masing turun lebih dari 9 persen.

 Kombinasi dari tingkat suku bunga yang tinggi dan potensi resesi karena lonjakan inflasi juga melanda area pasar lainnya. Saham Nike dan Caterpillar juga tertekan. Saham bank juga berada di bawah tekanan dengan Bank of America melemah 2,8 persen.

Saham Boeing mencatat kerugian terbesar di Dow dengan anjlok lebih dari 10 persen diikuti saham Chevron yang tergelincir 6,7 persen. Hal tersebut seiring harga minyak berjangka AS yang terus merosot. Saham 3M, Walmart, Amgen dan Home Depot tetap menjadi titik terang di pasar membukukan keuntungan meskipun aksi jual yang lebih luas.

"Kami memperkirakan pasar akan tetap bergejolak, karena risiko stagflasi terus meningkat. Meskipun kami tidak dapat mengabaikan pasar yang tertekan tajam," ujar Maneesh Deshpande dari Barclays.

 

4 dari 4 halaman

Potensi Koreksi Lanjutan di Wall Street

 

Analis teknikal juga melihat tanda koreksi pasar yang berkepanjangan muncul. "Pemikiran kami adalah saham akan terus turun karena kami belum melihat cukup bukti secara teknikal untuk menunjukkan proses terendah telah dimulai. Indikator teknis tidak cukup oversold," ujar JC O'Hara dari MKM Partners.

Di sisi lain, saham Palantir turun 21,3 persen karena perusahaan memberikan panduan pendapatan yang lemah. Saham BioNTech naik lebih dari 3 persen setelah perusahaan membukukan kuartal yang kuat. Musim laporan laba kuartal pertama melambat, tetapi ada beberapa laporan penting termasuk Walt Disney dan Occidental Petroleum yang dijadwalkan akhir pekan ini.

Selain itu, saham Rivian anjlok lebih dari 20 persen setelah CNBC melaporkan Ford ingin menjual 8 juta saham produsen kendaraan listrik tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.