Sukses

Indeks Dow Futures Anjlok, IHSG Berbalik Arah ke Zona Merah

IHSG turun 0,44 persen ke posisi 6.580 setelah pembukaan perdagangan pada sesi kedua.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada pembukaan perdagangan saham sesi dua, Selasa (30/11/2021).

Mengutip data RTI, Selasa, 30 November 2021 pukul 13.45 WIB, IHSG turun 0,44 persen ke posisi 6.580. IHSG sempat susut 0,75 persen pada pembukaan sesi kedua. IHSG pun berada di level tertinggi 6.647,47 dan terendah 6.555,68.

Sebanyak 311 saham melemah sehingga menekan IHSG. 176 saham menguat dan 162 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 989.309.

Total volume perdagangan 16,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 8,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 383,27 miliar di pasar regular. Indeks LQ45 melemah 0,62 persen ke posisi 944,22. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Sebagian besar sektor saham melemah. Indeks sektor saham IDXtechno turun 2,6 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry susut 1,7 persen dan indeks sektor saham IDXproperty melemah 0,81 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtransportasi menguat 2,83 persen dan indeks sektor saham IDXenergy menanjak 0,94 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan Dow Futures yang juga terkoreksi karena ada kekhawatiran omicron dan lonjakan kasus COVID-19 di Eropa.

“Kalau dari teknikalnya kami perkirakan masih dapat terjadi dua scenario di IHSG, tinggal melihat supportnya ditembus atau tidak,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sebelumnya, IHSG diperkirakan berada di posisi support 6.480,6.392 dan resistance 6.640,6.750 pada Selasa, 30 November 2021.

Selain itu, Herditya mengatakan, kewaspadan akan kasus COVID-19 menjelang Natal dan Tahun Baru dan omicron, serta pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga bayangi IHSG.

Sementara itu, saham berjangka di Amerika Serikat anjlok pada perdagangan Selasa pagi waktu setempat. Investor menilai kembali risiko varian baru COVID-19 omicron.

Kondisi ini berbeda dari penutupan perdagangan Senin, 29 November 2021 dengan wall street menguat.  Dow Jones Industrial Futures merosot 424 poin atau 1,21 persen. Indeks S&P 500 futures susut 1,12 persen dan indeks Nasdaq berjangka turun 0,57 persen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons CEO Moderna

Pembalikan itu terjadi setelah CEO Moderna Stephane Bancel mengatakan kepada Financial Times kalau vaksin yang ada menjadi kurang efektif terhadap varian baru. Ia menuturkan, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengembangkan dan mengirimkan vaksin khsuus omicron.

Sebelumnya pada penutupan perdagangan Senin, 29 November 2021, indeks S&P 500 naik 1,3 persen dengan 11 sektor saham catat kenaikan. Penguatan indeks utama terjadi setelah Presiden AS Joe Biden menyebutkan tidak menerapkan lockdown dan tidak aka nada pembatasan perjalanan meski ada varian omicron.

“Kami tetap investasi untuk saat ini karena jenis baru dan lonjakan COVID-19  di Eropa merusak sentimen,” ujar Head od BlackRock Investment Institute Jean Boivin, dilansir dari CNBC.

Varian baru COVID-19 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan kini telah ditemukan di lebih dari selusin negara menyebabkan pembatasan perjalan. WHO menyebut strain omicron menjadi varian yang diperhatikan pada Jumat, 26 November 2021. Indeks Dow Jones pun anjlok 900 poin, dan sentuh level terendah sejak Oktober 2020.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.