Sukses

Dibayangi Sentimen Global, IHSG Berpeluang Terkoreksi

IHSG berpotensi terkonsolidasi melemah dengan support di level 6.143-6.318.

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tertekan mengawali awal pekan, hari ini.

Direktur Utama Investa Sarana Mandiri Hans Kwe menuturkan, IHSG berpotensi terkonsolidasi melemah dengan support di level 6.143-6.318.

"Pasar masih akan mencermati kesepakatan perang dagang antara AS dan China. Minggu lalu pasar di warnai harapan yang turun naik terkait kesepakatan perang dagang," tutur dia dalam risetnya Senin (21/10/2019).

Sementara itu, menurutnya pasar kini menjadi kawatir karena Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kenaikan tarif desember terhadap produk China akan dilakukan jika kesepakatan tidak tercapai.

"Pejabat AS dan China mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesepakatan dapat dicapai. China masih menginginkan adanya putaran pembicaraan selanjutnya, sebelum Presiden Xi Jinping menandatangi fase pertama kesepakatan," ujarnya.

Seirama, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper mengungkapkan IHSG pada hari masih akan diwarnai oleh sentimen global.

"Selain sentimen global, pergerakan indeks masih akan dipengaruhi oleh rilis beberapa data perekonomian dan juga aksi profit taking," kata dia.

Di tengah pelemahan ini, pihaknya memproyeksi IHSG akan terkoreksi di rentang support 6.167-6.180 dan resistance 6.202-6.123.

Beberapa saham rekomendasi dari analis hari ini ialah saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Kemudian saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), hingga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan Pekan Lalu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Nilai tukar rupiah berada di level 14.145 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat(18/10/2019), IHSG ditutup di zona hijau dengan naik 10,93 poin atau 0,18 persen ke level 6.191,94. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga naik 0,71 persen ke posisi 954,59.

Sebanyak 202 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 197 saham melemah dan 147 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 545.719 kali dengan volume perdagangan 16,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,9 triliun.

 

Investor asing jual saham Rp 301,98 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.145.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, empat sektor berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor barang konsumsi yang anjlok 2,81 persen. Diikuti oleh sektor perkebunan yang turun 1,91 persen, sektor manufaktur turun 1,03 persen dan sektor pertambangan turun tipis 0,02 persen.

Sementara itu, sektor yang berada di zona hijau sehingga membawa IHSG ke zona hijau antara lain sektor aneka industri naik 1,23 persen, sektor keuangan naik 1,11 persen, dan sektor konstruksi naik 0,99 persen.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain INTD yang naik 34,12 persen ke Rp 228 per saham, TFCO naik 24,7 persen ke Rp 414 per saham dan TIRA naik 17,92 persen ke Rp 250 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain YPAS turun 18,42 persen ke Rp 412 per saham, OPMS turun 13,82 persen ke Rp 212 per saham dan IBFN turun 12,61 persen ke Rp 208 per saham.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IHSG

Video Terkini