Sukses

Bursa Asia Tertekan Aksi Jual

Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,3 persen pada pukul 10.03 waktu Tokyo, Jepang.

Liputan6.com, Tokyo - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia) jatuh di tengah penurunan harga minyak karena kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi China. Selain itu, ketidakpastian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed juga membuat Bursa Asia terjatuh.

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/8/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,3 persen pada pukul 10.03 waktu Tokyo, Jepang. Indeks Australia S&P/ASX 200 dan Indeks Kospi Korea Selatan jatuh 0,5 persen. Pelaku pasar pasar modal di kawasan Asia berbondong-bondong melakukan aksi jual.

Sedangkan mata uang negara-negara berkembang mampu menguat kembali di tengah penurunan nilai tukar Amerika Serikat (AS).

"The Fed kurang alasan untuk memastikan kenaikan suku bunga," tutur pejabat Ichiyoshi Asset Management Co, Tokyo, Jepang, Mitsushige Akino. Ada kekhawatiran penurunan ekonomi global yang membuat bursa tertekan.

The Fed belum bisa memastikan waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga acuan. Hal tersebut karena belum ada tanda-tanda yang cukup nyata pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Ada kekhawatiran dari The Fed bahwa perekonomian global masih belum bisa tumbuh dengan maksimal sehingga akan berpengaruh ke AS.

Selain itu, China juga belum bisa memastikan apakah perekonomiannya bisa melaju dengan kencang. Langkah devaluasi mata uang Yuan diharapkan bisa memompa ekspor sehingga bisa mendorong pertumbuhan industri.

Namun, metode tersebut merupakan metode jangka panjang yang belum bisa dilihat secara nyata saat ini. Akibat penurunan nilai mata uang Yuan tersebut menimbulkan perang mata uang di beberapa negara Asia. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini