Sambut Ramadan dengan Munggahan, Berikut Doa Menyambut Datangnya Bulan Ramadan

Liputan6.com, Bandung - Sebelum menyambut bulan Ramadan, di Indonesia terdapat beberapa tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah dengan melaksanakan tradisi Munggahan yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Sunda.

Melansir dari situs resmi ESDM, munggahan sendiri berasal dari bahasa Sunda yaitu “Munggah” yang berarti “Naik”. Arti naik tersebut diartikan naik dari satu tataran ke tataran yang lebih tinggi.

3 Bacaan Doa Menyambut Ramadhan 2024, Yuk Amalkan

Sehingga, dalam artiannya, munggahan adalah sebuah tradisi yang dilakukan dengan niat untuk menjadi lebih baik ketika bulan Ramadan. Kemudian tradisi munggahan biasanya dilakukan dalam lingkup yang lebih kecil misalnya di antara teman atau keluarga.

Meskipun sudah lama berlangsung tradisi ini masih eksis hingga sekarang dan sering dilakukan di antara masyarakat Sunda. Biasanya acara munggahan dilakukan dengan cara berkumpul bersama keluarga.

Kegiatan munggahan bisa dilakukan dengan banyak cara misalnya berwisata bersama keluarga, berziarah ke makam anggota keluarga, bersedekah, bersih-bersih rumah, hingga melaksanakan makan bersama atau botram.

Tradisi munggahan sering sekali dilakukan tidak hanya di lingkungan keluarga tetapi juga di antara rekan kerja, teman sekolah, dan lain-lain. Tujuannya untuk bersilaturahmi saling memaafkan menjelang bulan suci.

Selain itu, ketika munggahan, masyarakat juga kerap menggelar acara doa bersama yang ditutup dengan acara makan bersama. Bisanya pembacaan doa tersebut dilakukan untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh berkah.

2 dari 4 halaman

Doa Menyambut Puasa Ramadan

Ilustrasi muslim memanjatkan doa. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)

Membaca doa di awal bulan Ramadan sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik dan khusyu. Sementara itu berdoa untuk menyambut Ramadan juga menjadi bentuk siapnya diri dalam menyambut bulan puasa.

Mengutip dari Nu Online terdapat tiga doa yang bisa dibaca dalam menyambut puasa Ramadan. Doa pertama merupakan doa yang diriwayatkan seorang tabi’in ahli hadits dari Basrah, Imam Abu ‘Utsman an-Nahdi berikut riwayatnya:

عن أبي عثمان النهدي قال: قالت عائشة رضي الله عنها: لما حضر رمضان قلت: يا رسول الله, قد حضر رمضان فما أقول؟ قال: قولي: اللهمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: “Dari Abu ‘Utsman an-Nahdi, ia berkata: “(Sayyidah) ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “ketika Ramadan datang, aku berkata: “Ya Rasulullah, sungguh Ramadan telah tiba, maka apa (yang harus) kuucapkan?” Rasulullah berkata: “Ucapkanlah:

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni”

(Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Memaafkan, mencintai “maaf”, maka maafkanlah diriku)".

3 dari 4 halaman

Doa yang Diriwayatkan Sayyidina ‘Ubadah bin al-Shamith (34 H)

Kemudian doa menyambut Ramadan yang bisa dibacakan adalah doa yang diriwayatkan Sayyidina ‘Ubadah bin al-Shamith (34 H). Melalui hadits tersebut Rasulullah SAW mengajarkan doa atau kalimat yang dibaca ketika Ramadan datang berikut:

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه, قال: كان رسول الله صلي الله عليه وسلم يعلمنا هؤلاء الكلمات إذا جاء رمضان أن يقول أحدنا: أللهمَّ سَلِّمْنِي مِنْ رَمَضَانَ، وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي، وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلًا

Artinya: “Dari ‘Ubadah bin al-Shamith radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami bacaan berikut ini untuk dibaca oleh salah satu dari kami saat Ramadan datang:

“Allahumma salimni min ramadlana wa sallim ramadhana li wa tasallamhu minni mutaqabbalan”

(Ya Allah, sampaikan aku dengan selamat menuju bulan) Ramadan. Sampaikanlah Ramadan kepadaku, dan terimalah (amal-amalku) (di bulan) Ramadan”.

4 dari 4 halaman

Doa dari Imam Abdul 'Aziz bin Abi Rawad (w. 159 H)

Ilustrasi doa, sholawat (sumber: Freepik)

Doa ketiga yang bisa dibacakan dalam menyambut ramadan berasal dari ahli hadits, ahli ibadah dan imam Masjid al-Haram yaitu Imam Abdul ‘Aziz bin Abi Rawad. Selain itu Imam Abdullah bin Mubarak memandangnya sebagai “a’badinnas” atau orang yang paling luar biasa ibadahnya di antara manusia dan berikut ini adalah riwayat doanya:

عن عبد العزيز بن أبي رواد قال: كان المسلمون يدعون عند حضرة شهر رمضان: اللّٰهمَّ أَظَلَّ شَهْرُ رَمَضَانَ وَحَضَرَ، فَسَلِّمْهُ لِي وَسَلِّمْنِي فِيهِ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي، اللهمَّ ارْزُقْنِي صِيَامَهُ وَقِيَامَهُ صَبْرًا واحْتِسَابًا، وَارْزُقَنِي فِيْهِ الْجَدَّ وَالْإِجْتِهَادَ والقُوَّةَ والنَّشَاطَ، وَأَعِذْنِي فِيهِ مِنَ السّآمَةِ وَالفَتْرَةِ وَالكَسَلِ والنُّعَاسِ, وَوَفِّقْنِي فيه لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاجْعَلهَا خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: “Dari Abdul Aziz bin Abi Rawad, ia berkata:”(Kaum) Muslimin berdoa saat bulan Ramadan hadir:

“Allahuma adhalla syahru ramadhana wa hadlara, fa sallimhu li wa sallimni fihi wa tasallamhu minni. Allahummarzuqni shiyamahu wa qiyamahu shabran wahtisaban, warzuqni fihil jadda wal itjihada wal quwwata wan nasyatha, waw a’idzni fihi minassamati wal fatrati wal kasali wan na’asi, wawaffiqni fihi li lailatil qadri waj’alha khairan min alfi syahrin.”

(Ya Allah, bulan ramadan sudah membayangi dan datang. Maka, sampaikanlah (bulan) Ramadan kepadaku, dan sampaikanlah aku (dengan selamat) ke dalamnya, dan terimalah (amal-amalku) (di bulan) Ramadan. Ya Allah, karuniailah aku kesabaran dan (niat tulus) mengharap (pahala dan ridha-Mu) atas puasa (Ramadhanku) dan qiyamul lailku) (Ya Allah), karuniailah aku dalam (bulan) Ramadan kesungguhan hati, ketekunan, kekuatan, dan vitalitas. (Ya Allah) ,lindungilah aku dalam (bulan) Ramadan dari kebosanan, lemah lesu, kemalasan, dan lemas atau (banyaknya kantuk). (Ya Allah), sukseskanlah aku dalam (mendapatkan) lailatul qadar di (bulan) Ramadan (ini), dan jadikanlah (pahala atau kebaikannya) (lebih) baik dari seribu bulan".