Sukses

Heboh Kebakaran dan Hujan Abu Akibat Erupsi Gunung Slamet, Ini Klarifikasi PVMBG

Beberapa waktu terakhir, Gunung Slamet menyedot perhatian publik. Hal itu tak lepas dari meningkatnya aktivitas vulkanis gunung terbesar di Jawa ini

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu terakhir, Gunung Slamet menyedot perhatian publik. Hal itu tak lepas dari meningkatnya aktivitas vulkanis gunung terbesar di Jawa ini.

Gunung Slamet pun kini berstatus waspada. Bahkan, ada berbagai kabar bahwa gunung yang berkaki di lima kabupaten di Jawa Tengah ini erupsi.

Belakangan diketahui, lava dan hujan abu itu adalah hoaks. Hal itu bermula dari kebakaran di lereng Gunung Slamet, yang dikaitkan dengan erupsi.

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Gambuhan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, memastikan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang saat ini berstatus Waspada belum mengakibatkan terjadinya hujan abu.

"Hujan abu itu harus ada letusan dulu atau erupsi, jadi bawa material dari dalam. Itu masih lemah," kata Kepala Pos PGA Slamet Muhammad Rusdi saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, dikutip Antara.

Ia mengatakan hal itu saat dikonfirmasi terkait dengan adanya video tentang sebuah mobil yang kotor terkena debu ketika parkir di salah satu rumah warga Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Sumbang, Banyumas, dalam kondisi cuaca berkabut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Viral Video Mobil Tertutup Abu

Dalam video yang diunggah ke grup WhatsApp "Info & Penanganan Bencana" yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas itu, pengunggahnya juga menanyakan apakah debu tersebut merupakan debu vulkanik dari Gunung Slamet.

Rusdi pun memastikan debu yang mengotori mobil seperti yang ada dalam video tersebut bukanlah abu vulkanik yang dikeluarkan dari Gunung Slamet.

"Kegempaan di Gunung Slamet sampai saat ini masih gempa tremor menerus dan datanya fluktuatif, naik-turun, dan belum terjadi gempa letusan atau erupsi," tegasnya.

Demikian pula dengan suara yang menggelegar di angkasa dan sempat terdengar oleh masyarakat di Banyumas dalam beberapa hari terakhir, kata dia, hal itu dipastikan bukan dari Gunung Slamet melainkan suara petir karena faktor cuaca.

Ia mengatakan jika suara gemuruh tersebut muncul karena adanya peningkatan aktivitas Gunung Slamet, biasanya akan terekam oleh seismograf.

"Ini enggak terdeteksi di seismograf," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat di sekitaran Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes untuk tetap tenang serta tidak terpancing oleh berbagai isu yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Dalam hal ini, kata dia, masyarakat diimbau untuk berkoordinasi dengan BPBD setempat atau Pos PGA Slamet guna memastikan kebenaran informasi yang didengarnya.

Ia mengakui ketika status Gunung Slamet dinaikkan karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik, banyak sekali beredar informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

"Kayak kemarin ada yang posting foto tahun 2014, langsung ramai. Padahal itu foto tahun 2014, saat Gunung Slamet berstatus Siaga atau Level III, sedangkan saat ini masih Level II atau Waspada," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Berasumsi

Rusdi mengharapkan masyarakat untuk tidak berasumsi macam-macam ketika Pos PGA Slamet PVMBG belum mengeluarkan laporan hasil pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet.

Selain itu, kata dia, masyarakat maupun pengunjung atau wisatawan diimbau untuk mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG berupa tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi dalam surat bernomor 458.Lap/GL.03/BGV/2023 yang ditandatangani Kepala PVMBG Hendara Gunawan menaikkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Api Slamet dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung mulai tanggal 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB.

Berdasarkan laporan pengamatan yang dilakukan Pos PGA Slamet pada hari Minggu (22/10), pukul 00.00-24.00 WIB, secara visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I.

Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal tinggi sekitar 50-100 meter dari puncak, sedangkan cuaca cerah hingga hujan dan angin lemah ke arah barat.

Sementara dari sisi kegempaan tercatat 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0.5-6 milimeter, dominan 2 milimeter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.