Sukses

Sopulut, Olahan dari Alam yang Jadi Kuliner Khas Sulawesi Utara

Sopulut tak hanya mengenyangkan, tetapi juga menjadi sumber energi, menyehatkan, dan memperlancar pencernaan.

Liputan6.com, Manado - Sopulut merupakan makanan dari Sulawesi Utara yang sudah dikenal sejak zaman dahulu oleh para leluhur etnis Tonsawang. Meski tidak dapat dipastikan persis kemunculannya, tetapi sopulut sudah menjadi makanan favorit masyarakat secara turun-temurun hingga sekarang.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, sejak 1930-an, makanan ini sudah banyak ditemukan di Desa Kali Oki, Kecamatan Tombatu. Awalnya, makanan ini diperkenalkan oleh para petani ketika sedang membuka lahan pertanian yang letaknya jauh dari kampung.

Para petani ini harus tinggal dan menginap di hutan tempat mereka membuka lahan. Biasanya para petani membawa keluarganya selama masa pengolahan lahan.

Selama masa tersebut, untuk memenuhi kebutuhan makanan setiap harinya, mereka memanfaatkan tanaman berupa ubi, pisang, talas atau jagung, sagu, serta berbagai sayuran yang tumbuh di ladangnya. Melalui pengetahuan meracik dan meramu sayuran yang ada disekitar, lahirlah makanan yang disebut dengan sopulut.

Sopulut tak hanya mengenyangkan, tetapi juga menjadi sumber energi, menyehatkan, dan memperlancar pencernaan. Nama 'sopulut' didefinisikan sebagai makanan yang dimasak dari sayur-sayuran dan sagu.

Sopulut juga bisa digolongkan ke dalam makanan alamiah karena semua bahan-bahannya segar dan tersedia dari alam. Bahan-bahan pembuatan sopulut terdapat di Tombatu dan sekitarnya.

Masyarakat setempat biasanya menanam bahan-bahan sopulut di pekarangan rumah, seperti sayur gedi, sayur katu, paria, pepaya, dan berbagai sayur lainnya. Namun, jarang ada yang menanam kangkung dan biasanya diambil dari sawah atau di sekitar Danau Bulilin.

Secara umum, bahan-bahan untuk pembuatan sopulut, di antaranya daun pepaya, kangkung, daun gedi, labu (sambiki), tepung sagu, sayur paku, dan minyak kelapa. Adapun bumbu yang digunakan adalah batang bawang, kemangi, dan daun kuning.

Semua bahan-bahan berupa sayuran tersebut dicuci dan ditiriskan hingga benar-benar kering. Masyarakat setempat biasanya menjemur sayuran tersebut hingga satu hari sebelum dimasak agar benar-benar kering.

Setelah kering, bahan-bahan tersebut diiris halus. Bahan sayur dan bumbu yang sudah diiris halus kemudian dicampur dengan tepung sagu hingga merata.

Setelah diaduk hingga merata, ukur sesuai takaran dan masukkan ke dalam wajan yang telah diolesi dengan sedikit minyak kelapa. Selanjutnya adonan dipipihkan dan ditutup rapat. Proses memasak berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah masak, sopulut diletakkan di atas daun pisang atau piring. Sopulut bisa menjadi lauk nasi, tetapi juga bisa dimakan langsung tanpa nasi.

Sayangnya, sopulut tidak bisa bertahan lama. Jika dibiarkan lama setelah dimasak, maka kuliner Sulawesi Utara akan berubah tekstur menjadi lebih mengeras. 

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.